Bab 5 ONE ( KEJADIAN ANEH )
Rencananya setelah beres – beres dan membersihkan rumah mereka akan mengadakan kamping dihalaman depan rumah dengan membuat api unggun dan mensetting halaman depan rumah tersebut sebaik mungkin agar bisa di buat untuk bersantai, para anak laki – laki memindahkan sofa diruang tamu menjadi dihalaman depan rumah dengan beberapa selimut dan bantal , tak lupa gitar yang ada di ruang tv entahlah mereka tak tau gitar yang berdebu itu milik siapa , dipinjam sebentar tak apa bukan.
Sedangkan para perempuan bertugas untuk menyiapkan segala kebutuhan untuk memasak seperti bahan – bahan untuk membuat makanan yang dipanggang. Thania dan Luna saat ini yang sedang membersihkan ikan yang akan mereka panggang dan juga beberapa sosis serta daging sapi fillet , tak lupa juga Uchi dengan tugas membuat bumbu bakarannya , sebenarnya makananya nanti akan dipanggang sih berhubung jika dibakar akan memakan waktu lama dan banya menimbulkan asap , ribet pula lebih baik dipanggang kan lebih ringkas dan bersih.
“ Aryo…. “ panggil Thania membuat Aryo yang sedang membantu membuat api unggun menoleh dan menghampiri Thania yang sedang bersama Luna dan Uchi .
“ iya ebeb, ada apa cantik.?” Sahut Aryo sembari tersenyum jenaka membuat Thania memutarkan kedua bola matanya jengah.
“ bebeb bebeb bebeb ntar lama – lama jadi kepanggil bebek .!” kesal Thania kepada Aryo
“cieee yang marah, berharap jadi bebek beneran ya.” Seketika Thania mendelik kesal mendengar omongan Aryo dan melayangkan pukulannya dan telak mengenai punggung kekar nya , dan membuat sang pemilik tubuh meringis.
“ sakit juga ternyata. kirain gue , lo ga bisa main kasar sukanya main yang lembut - lembut !”
“ ambigu banget sih.” Teriak Thania kesal dan ingin memukul Aryo kembali namun ditahan oleh laki – laki itu.
“ apasih beb, ambigu darimananya coba. Kamu aja yang pikirannya ngelantur kemana – mana, hayoooo ngaku mikirin yang iya – iya yaa.?” Balas Aryo menyipitkan matanya sembari menangkis pukulan Thania yang kali ini bertubi – tubi .
“ jangan panggil aku bebeb bebeb , enek tau gak, dengernya.!”
“ yaudah kalau gamau dipanggil bebeb, kalau sayang gimana.?” Tanya Aryo kali ini dengan mengedipkan sebelah matanya terenyum jahil kepada Thania .
“ ihhhhhhh gamauu…. Dasar fckboyy abal – abal kamu!”
“ hahahahah “ Aryo tertawa puas melihat raut kesal Thania yang berhasil Ia jahilin “ padahal kalau memang gue sayang sama lo beneran gimana Tha”
“ yaudah sih, ketawa mulu. Mending kamu ambilin alat pemanggang digudang . kali aja ada yekan jadi ga susah lagi.!” Perintah Thania
“gimana kalau ga ada yank.!” Sahut Aryo memelas.
“ apasih, yank yank sejak kapan nama aku jadi yank!!”
“heheh tadi dipanggil bebeb ga boleh sayang ga boleh, mau kamu apa sih Cinta!” Aryo dengan drama nya memelas dan menekan kata Cinta dihadapan Thania yang membuat perempuan itu gemas ingin sekali mencakar – cakar wajah sok polos laki – laki yang sedang mendrama didepannya ini.
“hiiiii capek tau gak sih aku ngomong sama kamu.!”
“hii cipik tii gik sih iki ngiming simi kimi.” Ejek Aryo dengan mengganti huruf vocal menjadi I semua yang memang sedang tren dikalangan mereka . haha ada – ada saja yang pasti sahutan seperti itu sudah jelas membuat sang lawan bicara geram.
“ serah deh.” Thania yang sudah kelewat kesal terhadap Aryo memilih memutar tubuhnya untuk pergi dari hadapan laki – laki gila tersebut, tapi sebelum badan itu benar – benar pergi Aryo sudah menahan tangan sang perempuan pendiam itu dan kembali ke mode serius dan mengacungkan jari telunjuk nya dan jari tengah nya didepan Thania dan berusaha meredam emosi Thania dengan senyum lima jari nya.
“peace…. Jangan ngambek atuh neng cantik.! ok – ok gue serius. Mau minta tolong apa kanjeng ratu .?” dengan menahan emosinya Thania menghelah napas berat dan mencoba tersenyum manis dan mengucapkan keinginannya untuk Aryo mengambil alat yang dibutuhkan.
“ hmmmm tolong kamu ambilin alat pemanggang digudang, coba kamu ke gudang sebelah rumah ini tuh. “ tunjuk Thania kearah gudang yang berada disebelah kanan rumah tersebut.
“ emang alat nya ada gitu didalam sana.?” Tanya Aryo sembari menaikkan satu alisnya.
“ cari aja dulu yo.!”
“ hm ok deh aku coba cari.” Sahut Aryo kemudian melenggang kearah gudang tapi baru lima langkah dari Thania Ia berhenti dan berbalik kembali kearah perempuan itu.
Thania yang tak mengerti kenapa laki – laki itu kembali mengernyitkan dahi nya bingung
“ ehhmmmm btw alat pemanggang tuh kayak gimana sih bentukkannya.?” Tanya Aryo sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil ketawa hingga gigi nya yang lucu terlihat dan matanya menghilang, memang ya wajah imut Aryo itu sangat membuat banyak wanita meleleh dengan pesona mata sipitnya.
Thania hanya bisa melotot dan menepuk dahi nya , Ya Tuhannnn kenapa engkau memberi cobaan teman yang seperti Aryo ini.??? Batin Thania bertanya – Tanya.
“ ya ampun yooo masa alat pemanggang aja kamu gatau.” Teriak Thania yang otomatis membuat semua atensi anak – anak yang lain melihat kearah mereka.
“ ada apa sih .?” Tanya Luna penasaran dengan tingkah mereaka berdua yang sedari tadi terdengar sedang berdebat.
“ini si Aryo gatau bentuk alat pemanggang kayak gimana..” sahut Thania jengah.
“ emppptt ini ni contoh yang ga pernah masuk dapur.!” Timpal Zidan tiba – tiba menghampiri mereka dan menunjuk – nunjuk wajah Aryo sambil menggeleng – geleng kan kepala nya tak habis pikIr.
“eh kek lo sering masuk dapur aja.!” Balas Aryo tak terima.
“iya seringlah, ngambil makan kan mesti kedapur bukan kekamar mandi .!” sarkas Zidan kemudian melengos pergi kembali melanjutkan kegiatan yang ia kerjakan tadi.
“ lah iya bener juga anak onta.!” Teriak Dimas sembari tertawa terbahak – bahak yang diikuti Angga serta Luna dan Uchi.
“ lo tuh memang gatau bentukkannya kayak gimana.? Lo seumur – umur kagak pernah manggang atau gimana sih Yo.?” Kali ini suara dari Angga yang ikut menimpali.
“iye bukan gitu maksud gue, ini yang mau diambil tuh alat pemanggang yang bentukkan nya kayak panci korea – korea emak gue atau yang udah ada tempat bara apinya yang gede itu loh Ngga maksud gue.!!” Kesal Aryo kepada teman – teman nya.
“ terserah kamu deh yang nemu nya yang bentuk kayak gimana yang penting bisa buat manggang.!” Ucap Thania final.
“ hahhhhhh ok siap kanjeng ratu ku sayang…..” teriak Aryo yang diakhiri dengan menyebut pelan kata sayang.
Kemudian saat hendak kearah gudang kembali Aryo malah mengubah jalurnya kea rah Zidan, Ia sedikit menarik lengan baju Zidan yang emmbuat sang empuhnya terkejut karena tiba – tiba ada yang menarik bajunya.
“ ada apa sih Yo, ngagetin gue aja lo!” ketus Zidan saat tau pelaku yang tiba – tiba menarik baju nya itu.
“ temenin gue ke gudang, cepet “ perintah Aryo kepada Zidan
“ogah, pegi sendiri sono. Cemen banget sih gitu aja takut.!” Zidan kemudian melepaskan cekalan Aryo dan berjalan masuk kerumah entah ingin berbuat apa.
“hmmmm yak elah lu, males banget ketimbang nemenin gue doing.!” Teriak Aryo kencang dan kemudian netra nya bergulir melihat kearah Angga dan Dimas yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua, belum juga Ia meminta Angga dan Dimas menemaninya , kedua teman nya itu sudah mendelik tajam dan kembali berkutat dengan pekerjaan mereka masing –masing .
dengan menghelah napas akhirnya Aryo kembali kearah gudang sendirian. “ emang dasar punya temen kagak ada berperiketemenan dan gak punya perasaan semua, masa cowok imut kek gue disuruh kegudang sendirian. Gimana kalau ada apa – apa coba. Kan orang kek gue tuh langkah.” Batin Aryo mendumel
*************
Malam ini langit terlihat sangat cerah walau dalam kegelapan banyak cahaya yang masuk karena bulan bersinar terang serta bintang yang tak kalah ikut berperan dalam membuat malam ini semakin indah saja, dengan udara sejuk serta angin malam yang sesekali memberiikan kesan dingin namun nyaman ini makin membuat atensi mereka tak urung untuk membuat acara makan malam ditemani api unggun yang mampu mehangatkan .
Sembari menunggu Aryo mengambil alat pemanggang tersebut mereka kembali menyelesaikan apa yang jadi tugas mereka masing – masing Dimas dan Zidan membuat api unggun sedangkan Angga sendiri memotong – motong kayu yang sudah mereka kumpulkan sebelumnya sekaligus untuk alat pemanas didalam ruang tv .
setelah semua nya sudah siap mereka dikejutkan dengan teriakkan Aryo ......
Tobe continue*