Bab 6 : Keanehan Garret?
Petra tak bisa berlama-lama di sana, ia harus segera berangkat ke kantor dan menyelesaikan pekerjaannya dan meninggalkan Garret juga Lyyana di sana dengan sorot mata yang tak bisa dijelaskan. Garret tampaknya memang berhasil dijinakkan oleh Lyyana, karena sebelum bersama Lyyana, Garret akan mengamuk jika Petra meninggalkannya bekerja.
Bayi empat tahun itu akan melakukan apapun demi mendapatkan perhatian dari Petra, sayangnya segala upaya yang Garret lakukan tak pernah berhasil membuat Petra dekat dengannya. Yang ada justru Petra semakin sering meninggalkannya bersama dengan babysitter lainnya.
“Garret, kenapa?” tanya Lyyana karena melihat wajah Garret yang mendadak berubah sedih.
Garret menatap Lyyana dengan wajah cemberut, setelah terdiam cukup lama, Garret pun hanya menggeleng dan mendekap lengan Lyyana erat-erat seakan ia meminta pada Lyyana agar tak meninggalkannya lagi. Lyyana hanya bisa tersenyum tipis, ia lantas mengusap puncak kepala Garret dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.
“Kita main lagi yuk?” ajak Lyyana mencoba menghibur anak asuhnya itu.
Garret pun mengangguk, Lyyana masih menangkap sorot mata sedih dan bingung di manik abu-abu Garret. Sebenarnya, Lyyana menyimpan banyak tanda tanya di kepalanya namun, ia mencoba mengabaikannya dan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya saja. ‘Aku harus bisa fokus pada tugasku setelah itu keluar dari sini daan bekerja di tempat yang lainnya,’ batin Lyyana seraya bermain lego bersama Garret.
Dua manusia berbeda generasi itu tampak asyik bermain, sesekali Lyyana mengajak Garret bercerita sekaligus melancarkan ucapan Garret. Lyyana tak lupa melatih saraf motorik Garret dengan mengajaknya menggunting kertas, menggambar, menyusun puzle, dan bermain balok.
Tak jarang, Garret tertawa kala bercanda bersama dengan Lyyana. Sikap dan interaksi keduanya mengundang tatapan kagum dan iri dari pengasuh dan pembantu lainnya. namun, ada juga yang menatapnya iba, karena selama ini mereka tak pernah melihat Garret bisa tertawa dan bermain sesantai sekarang ini. Selama ini, mereka hanya melihat Garret dengan segala amukan dan tangisannya. Sekarang ini mereka seperti melihat sisi lain dari Garret bahkan ada juga yang berpikir jika Garret yang saat ini mereka lihat bukanlah Garret yang tinggal bersama mereka selama 4 tahun belakang.
Lyyana yang merasa diperhatikan pun menoleh ke arah pintu dapur yang menghadap langsung ke tempat ia dan Garret berada. Lyyana melemparkan senyum pada pekerja yang tengah berdiri di sana dan mengawasi Lyyana. Mengetahui aksi mengintainya ketahuan, mereka pun tersenyum kikuk dan berhamburan meninggalkan lokasi.
“Mama, masuk?” ajak Garret melihat Lyyana yang terdiam menatap ke arah pintu tadi.
Lyyana menoleh, menatap Garret dengan senyuman yang masih menghiasi wajah cantiknya. “Garret mau masuk?”
Garret hanya mengangguk, Lyyana pun mengangguk. “Kita rapikan dulu mainannya, ya?” ajak Lyyana, Garret pun mengangguk.
Bayi empat tahun itu, bergegas memunguti kepingan lego dan puzle sedangkan Lyyana merapikan potongan kertas dan tenda yang mereka pakai tadi. setelah 15 menit membereskan tempat bermain, Lyyana dan Garret bergandengan masuk ke dalam rumah dengan box mainan yang dibawa oleh Lyyana.
Lyyana mengangguk dan tersenyum setiap kali berpapasan dengan pekerja di rumah Petra, walau tak semuanya membalas sapaan singkat Lyyana namun Lyyana tetap melakukannya hingga ia tiba di anak tangga pertama yang akan mengantarkannya menuju ke kamar Garret.
Seraya bersenandung kecil, Lyyana menuntun Garret menuju ke kamarnya, sepanjang jalan Garret tak henti-hentinya menatap Lyyana dan sesekali turut bersenandung walau sebenarnya ia tak tahu apa yang Lyyana nyanyikan.
“Yeay! Sampai‼” ujar Lyyana pada Garret ketika tiba di depan pintu berwarna putih yang menjulang tinggi di depannya.
Lyyana pun menekan knop pintu dan mendorong daun pintu hingga terbuka separuhnya. Lyyana bergegas menyimpan box mainan Garret ke belakang pintu namun tiba-tiba ia berteriak, “Eits, stop!” ujar Lyyana menghentikan larian kecil Garret yang hendak menuju ke kasurnya.
Garret pun berhenti berlari dan menatap Lyyana bingung. Lyyana tersenyum, ia menghampiri Garret dan berjongkok di depan bayi empat tahun itu. Dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya dan jemari lembut yang mengusap wajah Garret, Lyyana berkata, “sebelum naik ke kasur, kita cuci kaki dan tangan terlebih dahulu. Garret kan baru saja bermain di luar, banyak kuman yang menempel di sini dan di sini,” jelasnya seraya menunjuk ke arah kaki dan tangan Garret.
“Kenapa?”
Lyyana masih tersenyum, “karena Garret masih kecil, nanti kumannya bisa menyakiti Garret. Sekarang kita, bersih-bersih dulu yuk.” Garret pun menganggukkan kepala dan membalas uluran tangan Lyyana.
Lyyana pun menuntun Garret menuju ke kamar mandi dan menuntun Garret membersihkan kaki dan tangannya. Setelah selesai, barulah Lyyana menggantikan baju Garret dengan baju yang lebih bersih dan nyaman. “Sekarang sudah boleh?” tanya Garret setelah Lyyana selesai menggantikan pakaiannya.
Lyyana mengangguk ia lantas membiarkan Garret berlari menuju ke ranjangnya dan berbaring di sana. sebenarnya Lyyana heran karena Garret begitu mudah lelah tak seperti bayi yang sering Lyyana temui di tempat tinggalnya terdahulu.
‘Mungkin memang anak orang kaya imunnya berbeda dengan anak di kampungku,’ lirih Lyyana seraya mendekati ranjang Garret.
“Garret mau tidur?” tanya Lyyana mengusap puncak kepala Garret.
Bayi empat tahun itu hanya mengangguk, Lyyana pun tersenyum dan menarik selimut untuk menutupi separuh tubuh Garret. Lyyana tak langsung meninggalkan Garret, wanita itu duduk di samping Garret seraya mengusap puncak kepalanya atau sesekali memijit lembut punggung tangan dan kaki Garret bergantian, hingga anak asuhnya tertidur dengan sendirinya.
Lambat laun, Lyyana pun mendengar suara dengkuran halus yang berasal dari Garret. Ia tersenyum dan mengusap puncak kepala Garrret lembut. Setelah memastikan anak asuhnya tertidur dengan pulas, Lyyana pun beranjak dari sana dengan perlahan-lahan.
Sebelum keluar dari kamar Garret, Lyyana menoleh dan memastikan anak asuhnya tetap terjaga dalam tidurnya. “Garret sudah tidur?”
“Astaga‼” pekik Lyyana terkejut kala mendengar sebuah pertanyaan dari belakang tubuhnya.
Lyyana pun berbalik dan mendapati kepala pembantu sedang berdiri tepat di belakang punggungnya. “Maaf mengejutkanmu,” ujarnya tak enak hati.
Lyyana tersenyum dan berkata, “tak apa. Tadi anda bertanya apa?”
“Garret sudah tidur?”
Lyyana pun mengangguk, “maaf kalau boleh tahu, apa memang biasanya Garret tidur jam segini?” tanya Lyyana berhati-hati.
Wanita paruh baya di depannya tampak ragu-ragu menjawab pertanyaan Lyyana, ia terdiam beberapa saat. “Jika tidka berkenan menjawab, tidak apa. Tidak usah terlalu dipikirkan.”
Wanita itu menggeleng, “em, Garret memang lebih banyak tidur ketimbang beraktivitas di luar ataupun bermain. Padahal Tuan Petra sudah membelikannya banyak mainan. Tetapi, Garret lebih sering tidur apalgi sejak kejadian itu, ia berubah dari sebelumnya.”
“Kejadian itu? Memangnya ada kejadian apa?”