MENINGGALKAN PESTA
Kekaguman putri Leo pada sosok Lea memang bukan main. Itu karena wajah sang artis kerap wara wiri di sosial media dan menjadi tontonan wajib di televisi.
“Appa pernah bertemu dengan Lea Crystal?” tanya Yuka dengan polosnya.
“Tentu saja pernah. Tapi, jangan kecewa kalau kamu tahu dia yang asli,” jawab Leo.
“Ceritakan! Ceritakan!”
Leo tersenyum melihat betapa putrinya itu begitu bersemangat mendengar cerita pertemuannya dengan sang superstar beberapa waktu yang lalu. Akan tetapi, di sisi lain ia sangat menyayangkan karena putrinya mengidolakan orang yang salah. Secara profesional wanita itu memang memenuhi syarat sebagai seorang idola. Namun, kepribadian yang sempat dilihat oleh Leo benar-benar no respect.
“Dia sangat nakal dan ganas,” ujar Leo memulai ceritanya.
“Ha?!” Yuka ternganga.
“Dia ugal-ugalan dan hampir bertabrakan dengan mobil Appa,” lanjut Leo.
“Ha?!” Lagi-lagi, bocah perempuan itu ternganga.
“Dia nggak taat hukum dan menyuap Appa dengan uangnya,” imbuh pria yang kini berprofesi sebagai pengacara.
“Ha?!” Untuk ketiga kalinya Yuka lagi-lagi ternganga.
“Gimana? Masih ingin punya mama yang cantik seperti Lea Crystal?” sindir Leo sangat yakin sekarang putrinya pasti no respect pada sang idola.
“Appa bercanda, ya? Nggak apa-apa bad attitude, selama dia cantik, dia aman. Pokoknya aku mau satu mama yang cantik, titik,” keukeh Yuka yang tetap mengidolakan Lea Crystal apa pun cerita dari papanya.
Leo mencebikkan bibir. Di satu sisi lagi meski kecewa, tapi juga bangga karena putrinya itu sekarang sudah punya pendirian dan tidak mudah untuk ditipu. Hanya saja, untuk anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar tahun pertama, Yuka terlalu berpikir kritis lebih dewasa dari usia sebenarnya.
“Oke, baiklah. Tunggu sampai Mama Taksis tahu,” balas Leo.
“Tahu apa?” tanya Yuka.
“Tahu kalau putri kesayangannya mengatakan bahwa dia nggak cantik,” jawab Leo menggoda putrinya.
“Eh, kok? Kapan aku ngomong gitu?” Yuka mulai gentar sekarang.
“Nggak ngomong secara langsung, tapi kalimat permintaan ingin satu mama yang cantik itu mengisyaratkan bahwa mama kamu yang lain nggak cantik,” ujar Leo terkekeh melihat putrinya yang justru cemberut karena takut diadukan pada Taksis.
“Appa curang, ih!” rengek gadis kecil itu.
“Appa akan menelepon Mama Taksis sekarang,” goda Leo sembari mengangkat iPhone miliknya.
“Jangan! Appa, jangan!”
Pergulatan pun terjadi, Leo tertawa gemas, sedangkan si gadis kecil itu hampir menangis digodanya. Para pengunjung kafe sesekali melirik dan membicarakan keduanya. Pergulatan itu berakhir saat pemilik kafe, yaitu sahabat Leo sendiri datang untuk melerai.
Keseruan Papa dan anak perempuannya kerab kali membuat iri orang lain. Bahkan oleh Neymar yang notabene secara sah di mata hukum sebagai papa Yuka. Namun, hal itu tidak lantas membuat hubungan adik beradik tersebut renggang. Leo dan Neymar telah berbaikan sejak 3 tahun terakhir.
“Selamat, Pak Ney dan Bu Taksis! Kali ini, aku pastikan ini benar-benar kehamilan yang kalian tunggu-tunggu,” ujar dokter spesialis kandungan itu kepada pasangan suami istri di ruang prakteknya.
“Yes!” celebration Neymar begitu mendengar bahwa dirinya akan menjadi seorang papa, selain papa Yuka.
“Puji Tuhan!” ucap syukur Taksis sampai matanya berembun. Sejak lulus SMA ia membesarkan bayi merah seperti darah dagingnya sendiri. Sekarang Taksis telah mengandung dan akan melahirkan bayinya sendiri, buah cinta bersama pria paling dicintai.
“Apa dia perempuan atau laki-laki?” tanya Neymar antusias.
“Hahaha! Kalau Anda ingin mengetahui jenis kelaminnya, aku sarankan untuk melakukan tes kromosom, karena kalau dari pemeriksaan USG belum bisa dipastikan. Ayolah, Pak Ney! Ini masih terlalu dini, aku dokter bukan peramal,” kekeh dokter bertubuh subur itu.
Ruang praktek yang hangat, sarat akan keakraban dan kebahagiaan. Ini adalah momen yang acap kali menjadi pemandangan menyejukkan hati bagi sang dokter melihat tawa pasangan suami istri yang begitu senang akan memiliki anggota baru berupa mahkluk mungil lucu menggemaskan nantinya.
Benar-benar kado ulang tahun yang spektakuler untuk Neymar. Di hari kelahirannya kini mendapat surprise dari Tuhan juga istrinya tercinta.
“Yuka pasti senang sekali, Sis,” ucap Neymar di balik kemudi Tesla miliknya.
“Aku rasa yang paling senang adalah kamu,” jawil sang istri.
“Woiya jelas!”
Neymar sejak keluar dari ruang praktek dokter spesialis kandungan, kemudian pergi membeli barang-barang lucu untuk acara gender reveal party, makan malam bersama Taksis, ia tidak bisa untuk tidak terus tersenyum saking bahagianya. Seperti orang yang kasmaran untuk kesekian kalinya, istrinya itu setiap hari membuatnya merasakan jatuh cinta.
“Eh, ini sampai mana?!” kejut Taksis melihat situasi jalanan yang mereka lewati.
“Kenapa memangnya?” Neymar balik bertanya.
“Aku pengen manisan jambu yang di WTB, yang jualnya di dalam bukan di jalan,” jawab Taksis.
“Oh, kalau gitu kita bisa putar balik,” ajak Neymar. Sudah sangat larut, tetapi bazar WTB tentunya masih sangat dipadati oleh pengunjung.
“Nggak, nggak. Kamu aja, deh! Aku pusing naik mobil kelamaan. Turunkan aku di depan, aku akan menunggumu di sana!” pinta Taksis.
Neymar keberatan menuruti permintaan Taksis. Akan tetapi, setelah perdebatan kecil akhirnya pria itu mengalah. Sesaat setelah menurunkan istrinya dari mobil, Neymar meluncur secepat kilat menuju WTB supaya Taksis tidak kelamaan menunggu dirinya.
Di tempat lain. Sebuah party diadakan pada lokasi hiburan malam kenamaan kota teh obeng, Pasifik Palace. Pesta itu diselenggarakan oleh desainer paling populer, yaitu Jeng Anne. Mengundang para produser dan model-model seksi, termasuk Violin dan Lea.
Di sofa VVIP, seorang pria tua, tetapi masih sangat gagah perkasa sedang menelan ludah berkali-kali membuat jakunnya naik turun. Netranya memerhatikan mega bintang yang tengah berdisko dengan luwesnya.
“Presdir, istri Anda menelepon,” ujar ajudannya memberikan iPhone miliknya.
“Halo!”
“Sayang, kamu di mana? Sudah hampir waktunya untuk menutup acara amal,” ujar sang istri dari sambungan telepon.
“Aku nggak akan datang. Kamu lakukan saja sendiri. Oh, tolong berikan alasan yang masuk akal pada kolegaku. Buat aku terlihat baik, kamu kan sangat pandai mencari muka. Ini pasti mudah untukmu,” perintah sang Presdir kepada istri keduanya itu. Wanita yang dulu adalah koleganya berhasil merayu dan menikah dengan dirinya.
Presdir John memberikan kembali iPhone miliknya kepada sang ajudan tanpa mematikan sambungan telepon terlebih dahulu.
“Halo, Sayang! Sayang!” panggil istrinya berkali-kali.
“Bu, Presdir sudah memberikan ponselnya pada saya. Apa Anda punya pesan untuk Presdir? Akan saya sampaikan,” jawab ajudan kepercayaan Presdir John.
“Roy, aku bisa mendengar suara musik di sana. Sebenarnya kalian di mana?” tanya istri Presdir John menyelidik.
“Pesta pasca fashion show, Bu,” jawab pria muda dengan stelan tuxedo serba hitam tersebut.
“Fashion show!? Apa putriku juga di sana?” tanya wanita itu mulai tidak enak perasaannya.
“Emm ....”
Sang ajudan belum sempat menjawab pertanyaan istri Presdir John, tetapi wanita itu segera menutup telepon karena salah seorang kolega suaminya yang merupakan penyelenggara acara datang menghampiri dirinya.
“Bu, ini sudah saatnya penutupan. Di mana Presdir John?” tanya wanita pemilik acara amal itu.
“Saya minta maaf, sepertinya Presdir John tidak akan datang. Baru saja menelepon beliau ada bisnis mendesak. Tapi, Anda tidak perlu khawatir. Saya akan mewakili beliau menutup acara ini. Dan sebagai permohonan maaf, kami akan menambah sumbangan kami menjadi 8 miliar, bagaimana?” Persis seperti yang dikatakan oleh Presdir John bahwa istrinya itu pasti bisa dengan mudah mengatasi situasi.
“Silahkan, Bu!”
Meskipun perasaannya tidak tenang, wanita yang kerap berpenampilan elegan nan mewah itu melakukan tugas suaminya dengan baik. Sementara itu, sang putri semata wayangnya kini sedang berada di pesta Jeng Anne.
“Lea, aku punya berita bagus,” ujar pria kemayu selaku manajer Lea Crystal.
“Apa?”
“Produser Korea telah setuju untuk menjadikan kamu bintang video musik mereka. Uyeeee! Aku sangat bahagia banget, Lea!” Bang Etan dengan ekspresi gemes-gemes manjalita bergelayut di lengan wanita yang lebih tinggi darinya itu.
“Stop! Bang Etan, aku lagi nggak mau ngomongin pekerjaan. Abang aja yang tangani semuanya. Mau itu Korea, Jepang, China, Wakanda apa pun itu selama kita akan dapat uang dari sana atur aja. Aku sangat lelah aku mau pulang dan tidur,” ujar Lea yang mulai kelelahan dan ingin pulang sekarang.
Gadis itu melepaskan cekalan di lengannya, kemudian menghampiri sang asisten sekaligus supirnya untuk meminta remote Mazda imut kepunyaannya.
“Temon, berikan remote mobilnya!” pinta Lea.
“Ini, Ce. Mobilnya diparkir di tempat yang tadi,” ujar Temon sembari mengulurkan remote Mazda yang diminta oleh bosnya.
“Terima kasih.”