Pustaka
Bahasa Indonesia

MENCINTAI MUSUHKU

65.0K · Tamat
Ayla Lee
51
Bab
881
View
9.0
Rating

Ringkasan

Cerita ini adalah season kedua dari novel berjudul ISTRI 5 MILYAR. Di sini ceritanya akan difokuskan pada Leo yang bertemu dengan seorang gadis arogan bernama Lea Crystal. Selebriti ternama itu bernama Lea Crystal secara tidak sengaja menabrak seorang wanita hingga meninggal dunia. Ternyata wanita itu adalah Taksis (tokoh utama pada novel ISTRI 5 MILYAR) Leo yang telah menjadi seorang pengacara muda pun tidak terima atas kematian Taksis dan bertekad untuk memenjarakan Lea Crystal. Sayangnya, keluarga dan manajer Lea Crystal sudah menghilangkan seluruh bukti bahwa Lea Crystal lah pelakunya.

One-night StandLawyerWanita CantikRomansaMetropolitanSweetRevengeSalah Paham

GOSIP LIAR

Badai pasti berlalu. Presdir Xanders Djokosoetopo berbesar hati mengesampingkan masalah pribadi dan mengembalikan seluruh saham di perusahaan keluarga Richie Lim yang sempat ia tarik beberapa waktu lalu. Putrinya pun diminta secara khusus meminta maaf kepada keluarga Richie Lim, terutama kepada Leo karena telah melakukan kebohongan dengan berpura-pura mabuk, kemudian mengendalikan Richie Lim bersaudara.

Neymar setelah kerajaan bisnis miliknya selamat dari kebangkrutan lantas mengadakan pernikahan ulang dengan Taksis. Jumpa pers dilakukan untuk memberitahu kebenaran meskipun itu sama halnya dengan menjadikan masalah keluarga mereka sebagai konsumsi publik.

“Kamu yakin akan pergi, Leo?” tanya Taksis meyakinkan bahwa keputusan Leo untuk melakukan studi S2 di Jerman telah bulat.

“Ini saatnya aku menjadi berguna, Sist. Bang Hotman udah tua. Indonesia butuh pengganti pengacara sehebat dia nantinya,” jawab Leo setengah bercanda. Pemuda itu meskipun abangnya memintanya untuk menjadi arsitek, tetapi ia selalu punya pilihannya sendiri.

“Aku senang akhirnya kamu punya tujuan dalam hidup kamu. Bocah besar sudah dewasa sekarang.”

“Apa aku masih boleh jadi bocah besarmu?” goda Leo yang membuat orang-orang di sana tergelak.

Pemuda itu sangat disayangi. Ia punya abang, Tante, sahabat sekaligus kakak ipar, juga anak perempuan yang semuanya selalu memberikan dukungan dan kekuatan untuknya.

“Bang, aku pergi, ya!” pamit Loe memeluk abangnya.

“Semoga berhasil.” Neymar mengeratkan pelukannya pada Leo.

Richie Lim bersaudara telah memperbaiki hubungan abang beradik yang sempat renggang. Keduanya kini tidak akan lagi bersikap kekanak-kanakan seperti sebelumnya.

“Tante,” sebut Leo saat menghadap tantenya.

“Leo, jangan bicara seperti kamu nggak akan kembali. Ini bukan kali pertama kamu belajar di luar negeri,” ucap Tante Monica tidak mau melihat keponakan bungsunya itu bersikap cengeng.

“Aku akan kangen masakan Tante,” jawab Leo.

“Aku akan mengunjungi kamu dan masak untuk kamu. Sekarang pergilah!”

Setelah mencium dan memeluk putrinya, Leo melebarkan langkah meninggalkan keluarganya. Ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pulang ke Indonesia sebelum meraih gelar Legum Magister (LL.M) di Jerman.

Tiga tahun kemudian ....

“Cut!”

Artis cantik, muda, dan berbakat itu sedang naik daun. Sinetronnya memperoleh rating tertinggi mengalahkan Ikatan Utang yang dibintangi oleh pasangan Alberdebar-debar dan Anjim. Ia baru saja menyelesaikan syuting hari ini. Seperti biasa, Lea tampil memukau dan selalu membuat kejutan spektakuler melebihi ekspektasi sang sutradara.

“Kamu keren banget, Lea!” puji Nick selaku produser sekaligus sutradara sinetron seribu episode tersebut.

“Nggak usah basa-basi, aku udah cukup kenyang mendengar pujian. Kalau nggak bagus tegur aja, deh!” Seperti biasanya juga, superstar itu tidak pernah ramah pada siapa pun.

“Jadi, kamu nggak percaya kalau aku bilang akting kamu itu tadi sangat luar biasa? Jika kamu nggak percaya padaku, maka tontonlah ini!”

Nick memperlihatkan video hasil syuting tadi pada pemeran utama yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lea sendiri.

“Aku pikir adegan ini akan sangat memilukan. Tapi, karenamu semua jadi tak terduga. Aku rasa kamu memang ahlinya menerjemahkan perasaan. Bagaimana kamu melakukannya?” puji Nick lagi dan lagi.

“B aja, sih! Aku hanya melakukan yang aku bisa. Kalau nggak ada yang perlu dibicarakan aku akan pergi,” pungkas Lea. Ia masih harus menjadi bintang catwalk hari ini untuk rancangan desainer kenamaan Nusantara.

Nick tidak akan menghalangi. Namun, saat sudah menjauh beberapa langkah, Lea terpaksa berhenti begitu mendengar Nick menyampaikan ada kesalahan pada pengambilan gambar, sehingga syuting terpaksa harus diulang.

Nick menemukan sosok istrinya berada di jendela kaca kamar yang digunakan untuk syuting barusan.

“Ada masalah! Ganti!” lapor Nick pada pemimpin tim lapangan.

“Masalah apa, Pak? Ganti!” tanya pemimpin tim lapangan yang nyaris membereskan properti syuting karena mengira telah selesai untuk hari ini.

“Kita harus syuting ulang seluruh adegan. Ganti!” jawab Nick.

“Apa ini sebuah prank, Pak!? Ganti!” kejut pemimpin tim lapangan.

“Periksa di jendela! Ada Katrina di sana. Apa dia nggak tahu kita sedang syuting?”

Lea mendengar seluruh percakapan Nick dan pemimpin tim lapangan. Ia langsung meradang. Capek-capek berakting dan sekarang harus mengulang lagi. Pada waktu yang bersamaan, Katrina sengaja melintas di lorong depan pintu ruangan itu untuk mengejek Lea.

Mengepalkan tangan, Lea sudah menduga jika istri Nick itu sengaja melakukannya.

“Halo, Violin! Semua sesuai yang kamu inginkan. Lea harus syuting ulang adegan hari ini dan bisa kupastikan dia akan terlambat datang ke peragaan busana,” ujar Katrina menelepon Violin, temannya. Dulu, mereka berdua seprofesi. Namun, sejak menikah dengan Nick tiga tahun yang lalu, Katrina lebih memilih membantu sang suami di belakang layar untuk memperbesar rumah produksi Punjabi.

“Katrina, thank you so much! Kamu yang terbaik,” puji Violin berterima kasih pada Katrina.

Supermodel cantik itu menutup obrolan via telepon dengan Katrina. Wajahnya berbinar sangat puas karena semua berjalan sesuai rencana.

“Apa semua oke?” tanya perempuan tambun yang merupakan manajernya.

“Tentu saja, Katrina nggak pernah gagal.

Lea nggak akan bisa datang tepat pada waktunya untuk peragaan busana,” jawab Violin diakhiri dengan senyuman sinis.

“Uwuuu! Mendengar ini aku jadi sangat happy dan pengen makan seblak. Oiya, Lyn. Peragaan busana malam ini akan mengundang produser Bollywood dan Hollywood,” jelas si tambun.

“And then?”

“Terus, kalau Lea yang sedang naik daun itu nggak datang tepat waktu, reputasinya akan buruk, hahaha!” Si tambun tertawa jahat.

“Ulala! Bukan hanya Lea, tapi juga Bang Etan terkena dampaknya,” timpal Violin.

Violin merasa tersaingi sejak kemunculan bintang baru Lea Crystal menggeser kedudukan sebagai supermodel. Terlebih lagi, ia ditinggalkan oleh Bang Etan selaku manajernya terdahulu dan lebih memilih menjadi mantan manajer baginya.

“Si sombong itu harus menyesal karena meremehkan kamu, Lyn,” hasut si tambun pada Violin.

“Betul. Kalau saja dia dulu memberikan peran utama itu padaku, ini semua nggak akan terjadi,” ungkit Violin.

Tiga tahun yang lalu Bang Etan masih menjadi manajer Violin dan Lea. Namun, Violin sering mangkir karena lebih mengutamakan kepentingan pribadi mengejar-ngejar Neymar. Maka dari itu, saat rumah produksi menghubungi Bang Etan untuk bekerja sama dalam penggarapan sinetron, yang tersisa hanyalah Lea.

Siapa sangka, dari sinetron tersebut lah, artis sekaligus model pendatang baru kini menjadi superstar menggeser para senior dan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir memperoleh belasan award.

“Halo, Bang Etan!” Lea menjawab telepon dari manajernya.

“Lea, kenapa masih belum datang?” tanya Bang Etan.

“Kebetulan kamu menelepon, ada hal yang nggak profesional di sini,” jawab Lea.

“Wait, ini kamu di mana memangnya?” tanya Bang Etan, lagi.

“Aku—” belum sampai menjawab, Bang Etan justru izin hendak menjawab panggilan lain.

“Wait! Wait! Ada panggilan masuk, aku jawab sebentar, ya?”

Lea paling tidak suka dinomor duakan. Ia lantas memberikan ponselnya yang masih berada dalam mode panggilan bersama Bang Etan kepada Nick. Selanjutnya gadis itu pergi ke depan kamera untuk mengulang syuting dengan adegan yang sama seperti tadi.

Sementara itu, Bang Etan buru-buru menyelesaikan obrolan dengan panggilan keduanya.

“Halo! Tentang kontes? Jangan khawatir, talentku pasti mau jadi juri. Itu sudah pasti, kamu jangan khawatir!” ujar pria agak kemayu itu pada penanggung jawab acara pencarian bakat.

“Bisa aku bicara dengan Lea langsung?”

“Kamu ingin bicara langsung padanya? Oke nanti aku hubungi kamu lagi, ya?”

Pria kemayu itu mengakhiri obrolan via telepon dengan panggung jawab acara pencarian bakat. Ia hendak kembali ke panggilan pertamanya, tetapi buru-buru dipanggil oleh penanggung jawab acara peragaan busana.

“Bang Etan!”

“Apa?”

“Di mana Lea? Acara akan segera dimulai, Jeng Anne memintaku untuk menanyakan,” jawab wanita itu.

“Emm, anuh! Bilang sama Jeng Anne kalau rambut dan riasan Lea sudah selesai. Jadi, begitu dia sampai bisa langsung pakai kostum terakhir, oke!” perintah Bang Etan berusaha menutupi keterlambatan Lea.

“Tapi, Jeng Anne memintanya untuk pergi ke sling. Sepertinya harus ada sedikit latihan lagi,” jelas penanggung jawab acara peragaan busana tersebut.

“Sekarang juga?!”

Penanggung jawab acara peragaan busana itu menjawab dengan anggukan kepala. Begitu saja langsung membuat Bang Etan kelabakan bukan kepalang. Pria melambai tersebut gegas kembali pada panggilannya bersama Lea yang tadi sempat terjeda.

“Halo, Lea!”

“Ya, Bang Etan! Aku Nick,” jawab Nick.

“Oh, Mr. Nick.”

“Lea menunggu lama jadi memintaku untuk menunggu teleponmu. Apa ada sesuatu yang mendesak?” Nick bertanya.

Bang Etan tidak punya pilihan lain selain terbuka pada produser itu bahwasanya sekarang ini Lea sedang benar-benar ditunggu untuk acara peragaan busana Jeng Anne. Begitu mendengar hal mendesak itu pun Nick tidak ingin menahan Lea lebih lama di tempat syuting.

Sementara itu, di ruang ganti. Dua pekerja yang sedang mengurusi pakaian-pakaian artis sedang bergibah ria dan di waktu yang bersamaan Lea datang untuk mengganti bajunya. Lea sengaja tidak mengejutkan keduanya karena ingin mendengar siapa dan apa yang sedang digosipkan oleh mereka.

“Berhenti menyetrika jas itu dan siapkan pakaian superstar sekarang!” perintah pekerja no.1

“Why?” Pekerja no.2 bertanya.

“Karena kalau dia sudah selesai dan melihat pakaiannya belum siap dia akan mengunyah kita hidup-hidup,” jawab pekerja no.1 disambut dengan gelak tawa keduanya.

“Hahaha! Kamu benar. Dia emang orang yang kasar.”

“Tapi dia punya banyak fans dan selalu hoki.”

“Itu karena dia sangat panas dan ganas, aaarrrrgghhh!”

“Bener, bener. Kudengar juga pas baru debut dia menggoda banyak orang. Mereka bilang dia muda dan ganas. Bahkan sudah tidur dengan banyak pria sejak SMA.”

“Huh! Nggak heran produser kita begitu tergila-gila padanya. Apa pun yang dia inginkan dengan mudah dia dapatkan. Jika ingin naskahnya diubah maka Mr. Nick sama sekali nggak berkutik.”

Merasa omongan dua pekerja itu sudah keterlaluan saat menyinggung dirinya, Lea tidak lagi untuk muncul dan melabrak keduanya.

“Penggosip! Apa kalian dibayar untuk membicarakan aku di belakangku, ha!?” Lea berang dan membuat dua pekerja itu ciut nyali seketika.

“Le — Lea?!”