Chapter 8 - Ibu Mertua Binal
Ciuman itu semakin memanas. Joshua mulai dibuat tegang dan ingin melakukan lebih pada Reinata. Namun, tiba-tiba senyuman Kayla muncul di benaknya.
Joshua segera tersadar dari lembah dosa yang hampir menenggelamkan dirinya.
Pria itu segera menyudahi kenikmatan itu lalu mendorong Reinata darinya dengan kasar.
"Joshua, apa yang kamu lakukan?!"
Reinata jatuh dari pangkuan Joshua. Wanita itu segera bangkit lalu marah-marah pada pria di hadapannya.
Joshua buru-buru bangkit sambil membenahi pakaian yang sudah berantakkan akibat ulah ibu mertua binal itu.
"Kamu benar-benar sudah gila, Rei! Cepat keluar dari sini!" Baritonnya dengan wajah geram.
Reinata mendengus kesal.
Oh, shit!
Lagi-lagi Joshua menolaknya. Percuma dia sudah jauh-jauh datang ke Batam.
Tadinya dia pikir, ia bisa menggoda Joshua saat pria itu jauh dari Kayla. Ternyata usahanya sia-sia belaka.
"Munafik kamu, Joshua. Kamu menyuruhku pergi padahal tadi kamu pun sangat menikmatinya, bukan?"
Wanita itu berdesis ke wajah Joshua. Sang mantan kini merupakan CEO muda perusahaan internasional. Joshua sangat tampan dan berkharisma. Dia benar-benar menginginkannya.
"Tutup mulutmu dan lekas pergi dari sini! Hubungan kita sudah berakhir, Rei. Aku hanya milik Kayla sekarang. Jadi, jangan coba untuk menggodaku lagi. Paham kamu?!"
Joshua menepis tangan Reinata yang hendak mengusap pipinya. Dia menatapnya geram.
Reinata menarik seringai tipis pada sudut bibirnya.
Joshua terlihat sangat memesona meski sedang marah-marah begitu. Dia benar-benar tak tahan meski pria itu kini adalah menantunya. Persetan dengan itu! Pokonya dia harus mendapatkan Joshua lagi.
"Baiklah jika itu maumu, tetapi kamu harus dengar ini--"
Reinata kembali mendekat pada Joshua, meliarkan jari telunjuk dengan nail kuku warna merah menyusuri wajah yang nyaris sempurna di depannya.
"Aku menikahi Mas Beni karena terpaksa. Setiap sentuhan intim yang aku lakukan dengannya, hanya wajahmu yang aku bayangkan sepanjang percintaan menjijikan itu."
Joshua berdecak bosan, lantas menepis tangan Reinata darinya.
"Aku tidak perduli. Dia adalah suamimu, bersikaplah baik padanya dan lupakan aku."
"Tidak bisa," cela Reinata lalu tersenyum binal.
"Itu bukan urusanku," pungkas Joshua lantas memutar tubuh meninggalkan Reinata.
Tak ada gunanya bicara dengan wanita itu. Hati dan cintanya sudah hancur karena perbuatan Reinata sepuluh tahun yang lalu.
Reinata mematung di tempat, memandangi punggung Joshua yang semakin menjauh dan hilang di balik pintu kaca ruangan itu.
"Joshua, kali ini mungkin kamu bisa menolakku, tetapi semuanya baru saja dimulai. Kamu pasti akan kembali padaku, ini adalah janjiku," desisnya lalu tersenyum tipis.
***
Mobil sport jenis Bugatti Divo warna silver melaju lamban saat memasuki pelataran mansion Danuarta. Rain segera menepikan mobilnya.
Pria itu menoleh pada wanita di sampingnya yang sedang tertidur pulas.
Bibir tebal itu mengulas senyum. Pasti Kayla sangat kelelahan karena jadwal pemotretan yang padat. Dia tak tega untuk membangunkannya.
Dilepaskan seat belt yang melingkar di tubuh Kayla. Rain lalu membopong wanita itu keluar dari mobil.
Dia menggendong Kayla di dadanya sambil berjalan memasuki mansion. Pria itu tak menyadari jika dari arah pagar mansion ada kamera yang sedang membidik mereka.
"Nona Kayla?"
Thomas, pria 40 tahun berdarah Jerman itu merupakan kepala pelayan di mansion Danuarta.
Dia sangat terkejut melihat Rain sedang menggendong Kayla menuju kamar. Thomas buru-buru menghampiri pria dengan stelan jas hitam itu.
"Thomas, tolong buka pintunya," perintah Rain saat Thomas tiba di hadapannya.
"Baik, Tuan."
Dengan sigap dan penuh sopan santun Thomas membuka pintu kamar Kayla. Dia berdiri di ambang pintu. Memandangi Rain membawa Kayla masuk kamar.
Memang, ini bukan hal yang aneh bagi pria asal Jena - Jerman yang sudah bekerja selama dua puluh tahun di rumah Beni itu.
Rain sudah sering mengantar Kayla pulang dari pemotretan dalam keadaan mabuk atau tertidur.
Akan tetapi, sekarang Kayla sudah menikah, bukan?
Apa pantas Rain masih berlaku seperti itu pada Kayla?
Thomas masih berdiri memandangi punggung Rain yang sudah menghilang dari penglihatannya.
Rain merebahkan Kayla ke tengah ranjang. Dilepaskan sepasang heels warna merah dari kedua tungkai panjang wanita itu.
Lalu ditarik selimut tebal sampai ke dada Kayla. Pria itu masih berdiri di samping ranjang. Memandangi wajah cantik Kayla yang sudah terlelap.
["Bos, kami mendapatkan berita buruk dari Rumah Sakit Bugenvile. Apa Anda bisa ke sana sekarang?"]
Suara seorang pria lewat ponsel pintar dalam genggaman Rain di dekat telinga.
"Berita buruk?" tanya Rain dengan kedua alisnya yang hampir menyatu. Pria itu masih berdiri di samping ranjang Kayla saat ini.
["Benar, Bos. Nyonya Karina kembali histeris. Pihak rumah sakit ingin Anda segera datang!"]
"Apa? Baiklah, aku akan segera ke sana."
Rain menggeleng tampak sedih. Dia segera memutar tubuh meninggalkan kamar Kayla.
Thomas yang sedang berdiri di lorong melihat punggung pria itu melintas. Mau ke mana dia? Rain tampak tergesa-gesa.
Paginya saat Kayla terjaga, dia dikejutkan dengan sosok Joshua yang sudah terbaring di sampingnya.
Apakah dia bermimpi?
Dikucak mata sipit itu oleh Kayla. Joshua sudah kembali? Dia memekik senang dan langsung memeluk suaminya.
"Hei, mengapa membuatku terjaga?" desah Joshua dengan suara yang agak serak.
Kayla sedang meringkuk di bawah ketiaknya. Pasti istrinya sangat terkejut melihatnya sudah kembali.
"Mengapa tak memberi kabar kalau kamu mau pulang? Aku kangen kamu, Joshua--"
Kayla tersenyum senang dan mulai bermanja-manja pada suaminya yang tampan.
"Pesawatku tiba jam dua pagi, aku langsung pulang. Aku juga kangen kamu, Kay."
Joshua mengusap pipi licin istrinya seraya menatap dengan lembut. Dia memutuskan untuk segera pulang karena Reinata berada di Batam saat ini.
"Kalau begitu ayo kita lakukan," ucap Kayla sambil tersenyum binal pada Joshua.
Pria itu terkekeh menanggapi.
"Hei, aku akan pergi lagi jam delapan nanti. Papa belum juga kembali, ada banyak tugas kantor yang harus aku urus."
Mendengar ucapan Joshua, Kayla merajuk.
"Bukankah kamu adalah CEO? Mengapa sibuk sekali dan banyak tugas kantor yang menumpuk? Sementara Rain tampak santai saja. Bukankah dia juga seorang CEO?"
Mendengar nama pria lain disebut di tengah ranjang mereka, Joshua langsung memalingkan wajah kesal.
Pelukannya turut mengendur. Kayla sangat terkejut saat Joshua beringsut dari ranjang menuju kamar mandi.
Ya Tuhan ... Kenapa dia membawa-bawa Rain?
Pasti Joshua marah padanya. Kayla bergegas menyusul suaminya.
"Maafkan aku. Bukan maksudku begitu, tapi--"
Kayla tampak kebingungan bicara saat menemukan Joshua di depan wastafel.
"Minta maaf untuk apa? Aku harus segera bersiap-siap," balas Joshua dengan acuh.
Bahkan, dia tidak menoleh sekali pun pada wanita dengan lingerie warna hitam di sampingnya itu. Joshua segera masuk ke bilik shower untuk mandi.
Kayla menghela napas lesu.
Oh, shit!
Pasti Joshua marah padanya. Sekarang bagaimana caranya dia membujuk suaminya itu?
Wanita itu tampak kebingungan dan cemas.
Kayla hanya mondar-mandir di depan pintu kaca bilik shower menunggu Joshua selesai mandi. Mereka harus bicara.
Di dalam bilik shower Joshua tampak termenung di bawah air yang mengucur membasahi tubuh polosnya.
Mengapa Kayla menyebut nama pria lain di atas ranjang mereka?
Padahal, dia sudah bersusah payah menolak godaan Reinata demi menjaga perasaan Kayla.
Harusnya Kayla pun bisa menjaga perasaannya, bukan?
Diusap wajah basah itu. Joshua menggeleng pusing lalu melanjutkan mandinya.