Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 3 - Sebuah Kebetulan

Waktu terus berjalan. Kayla kesulitan melupakan pria yang menolongnya di gang kecil lima bulan yang lalu.

Hingga suatu hari saat dirinya sedang melakukan pemotretan di sebuah studio, Kayla melihat sosok pria itu kembali. Joshua, rupanya dia bekerja di studio itu sebagai ofice boy.

Kilat lampu kamera menyoroti seorang model cantik yang sedang berpose di sebuah ruangan.

Manik hazel wanita itu melirik pada pria dengan seragam OB yang sedang mengepel lantai tak jauh dari lokasi pemotretan.

Joshua tak sengaja melihat ke arah Kayla yang sedang dikerumuni oleh beberapa fotografer.

Orang-orang profesional itu sedang mengambil gambar dara jelita tersebut.

Tak begitu tertarik, Joshua tak merespon apa pun saat Kayla melempar senyum manis untuknya.

Setelah pekerjaannya selesai, Joshua pergi meninggalkan ruangan itu.

"Nona Kayla, Anda mau ke mana?" tanya Aslam, bodyguard Kayla.

Pria tinggi kekar itu dibuat terkejut melihat Kayla berjalan cepat hendak meninggalkan ruang pemotretan.

"Saya ingin menemui seseorang, kamu tak perlu mengawal saya," jawab Kayla dengan wajah agak sinis pada si bodyguard. Lalu pergi meninggalkan Aslam yang sedang didera kekhawatiran.

"Hei, tunggu!"

Sambil memegang tepi gaun warna merah yang cukup besar, Kayla berjalan cepat menuju dua orang office boy yang sedang berjalan menuju pintu keluar gedung studio tersebut.

"Joshua, ada yang memanggil kamu," tukas Denis, teman satu profesi Joshua sebagai ofice boy di gedung studio itu.

"Biar saja," ucap Joshua acuh tanpa mau menghentikan langkahnya.

Denis menoleh satu kali ke belakang. Matanya membulat penuh melihat siapa yang memanggil Joshua.

"Joshua, itu Nona Kayla yang memanggil kamu!" ucapnya begitu kaget dan antusias.

"Aku tahu, biarkan saja." Joshua tetap pada pendiriannya.

Denis tak bisa menahan pria keras kepala itu. Mereka meneruskan langkah meninggalkan gedung studio untuk segera pulang.

Kayla berdiri di depan lobi gedung studio. Dipandangi Joshua yang sudah pergi dengan rekannya dengan mengendarai sepeda motor matic.

Dihela napas lesu olehnya. Ya Tuhan, pria itu benar-benar aneh, bathin Kayla putus asa.

Esoknya saat Joshua kembali pada pekerjaannya di studio itu. Dia diminta menghadap manager studio tersebut.

Denis mengatakan mungkin hal ini ada kaitannya dengan Kayla. Sebagai rekan satu profesi dan satu kostan dia mencemaskan Joshua.

Namun, Joshua hanya menyikapi semuanya dengan santai.

Hingga saat dirinya memasuki ruang manager, Joshua hanya duduk dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh pria bernama Bima, selaku manager studio itu.

Akan tetapi, kemunculan Kayla di ruangan itu membuatnya sedikit terkejut.

"Joshua, mulai besok kamu tidak perlu bekerja sebagai office boy lagi di studio ini, tapi Nona Kayla sudah memilih kamu untuk menjadi bodyguard pribadinya."

Bima si manager studio yang bicara sambil duduk berhadapan dengan Joshua.

"Saya tidak memiliki bakat atau pengalaman sebagai bodyguard. Maaf, sepertinya saya tidak bisa menerimanya," ucap Joshua dengan wajah datar.

Bima dan Kayla saling pandang lalu menatap Joshua secara bersamaan. Pria berseragam OB warna hitam itu hanya diam dengan wajah datar.

"Kamu sudah menyelamatkanku tempo hari. Aku ingin kamu mendapat pekerjaan yang jauh lebih baik. Kumohon terima pekerjaan ini, Joshua. Aku tahu kamu berbakat menjadi seorang bodyguard," ucap Kayla sambil berdiri di samping Bima yang sedang duduk pada kursi kebesarannya.

"Benar, Joshua. Bukankah kamu juga sedang melanjutkan kuliah? Saya tahu kamu sedang membutuhkan biaya yang besar. Jadi, terima saja." Bima kembali meyakinkan Joshua.

Pria muda berseragam OB di ruangan itu tak buru-buru menjawab.

Joshua berpikir panjang untuk menerima pekerjaan barunya yaitu sebagai bodyguard pribadi Kayla Pricila Danuarta, model cantik yang sedang berkibar di tanah air ini.

Kayla menatap Joshua lekat-lekat.

Dia sangat berharap pria itu mau menerima tawarannya untuk menjadi bodyguard pribadinya.

Sementara Bima hanya menunggu sambil menatap pada Joshua. Pria muda yang tampan, gagah dan memiliki prinsip. Joshua sangat mengagumkan.

"Baiklah. Kapan saya bisa mulai bekerja?" tanya Joshua setelah hening cukup lama.

Kayla dan Bima tampak sangat berbinar mendengar ucapan Joshua. Mereka saling pandang sambil tersenyum senang.

"Besok kamu sudah boleh mulai bekerja!" pekik Kayla sangat bersemangat.

Singkat cerita, Joshua akhirnya bekerja sebagai bodyguard pribadi Kayla. Ke mana pun model cantik itu pergi dia selalu berada di sisinya.

Kedekatan mereka menciptakan perasaan yang berlebihan antara Kayla dan Joshua.

Terutama Kayla, wanita itu mulai jatuh hati pada sosok Joshua yang tampan dan jujur.

"Nona, mengapa saya harus mengenakan stelan jas ini? Bahkan ini bukan jas untuk seorang bodyguard."

Joshua sangat heran saat Kayla datang ke unit apartemennya dan memintanya untuk bersiap-siap malam itu.

Kayla yang sedang duduk pada sofa di kamar Joshua segera bangkit. Bibirnya mengulas senyum pada pria tampan di depannya.

"Malam ini kamu bukan datang sebagai seorang bodyguard, tapi aku ingin memperkenalkan kamu pada papa aku," ucapnya.

Joshua mundur satu langkah saat Kayla hendak membantu merapikan simpul dasinya. Jantungnya berdegup kencang. Tatapan liar wanita itu membuatnya curiga."Nona, apa maksud Anda?"

Kayla kembali maju sambil tersenyum manis."Joshua, berhentilah memanggilku dengan embel-embel Nona. Panggil aku Kayla saja, biar lebih akrab."

Joshua dibuat tak berdaya oleh suasana. Kayla berdiri tepat di depannya, sangat dekat.

Bahkan, wangi parfum wanita itu mulai merusak kewarasan pria 30 tahun itu. Hingga saat Kayla berbisik dan memeluknya, Joshua hanya terdiam dalam perasaan tak karuan.

"Joshua, aku mencintai kamu. Aku ingin kamu menemui Papaku malam ini," bisik Kayla di telinga Joshua.

Dihirup wangi cologne pria itu dan tubuhnya mulai terbakar. Dia menatapnya dalam dengan penuh hasrat.

"Kay, aku ..."

Joshua benar-benar tak menyangka jika Kayla akan mengatakan semua ini padanya.

Sejauh kedekatan mereka sebagai bodyguard dan bosnya, dia tak pernah menyangka jika Kayla memiliki perasaan lebih terhadapnya.

"Joshua, aku mencintai kamu," desah Kayla lagi. Tatapan sepasang manik hazel itu mengunci pandangan Joshua. Menginginkan dirinya melakukan lebih.

"Aku tak pantas untuk kamu, Kay."

"Aku hanya--"

"Mantan Narapidana?"

Joshua dibuat terkejut mendengar ucapan Kayla kali ini.

Dari mana wanita itu tahu tentang sisi gelap dirinya?

Dia hanya terdiam menatap wanita dengan gaun warna hitam di hadapannya itu.

"Aku tahu semuanya, Joshua. Setiap orang pasti punya alasan dengan tindakkan mereka. Aku tak perduli hal itu, aku tak perduli masa lalumu, karena aku ingin menjadi masa depanmu," ucap Kayla dengan tatapan penuh rayu.

Joshua masih terdiam menahan segala gejolak yang ada.

Hingga saat Kayla mengangkat kedua tumitnya, menyapu lembut pada bibirnya, pria itu tidak membalas. Kayla dibuat heran dengan kediaman Joshua.

Dia merasa kesal, malu, putus asa dan hendak pergi.

Detik itu juga Joshua langsung mencekal lengan Kayla. Menarik wanita itu kembali ke pelukannya dan langsung menyatukan bibir mereka.

Kayla dibuat takjub oleh keliaran Joshua. Dia membalas ciuman itu begitu bersemangat. Mereka berciuman dengan penuh gairah.

.............................................

Malam itu Joshua mengemudikan mobil Lamborghini Huracan merah menuju sebuah restoran di pusat kota.

Kayla duduk di sampingnya, memeluk lengan Joshua dan tak mau jauh-jauh darinya.

Mereka saling melempar senyum manis saat berpandangan.

Setibanya di restoran, mereka disambut dengan baik oleh beberapa pelayan dan manager restoran tersebut.

Orang-orang berpakaian rapi itu menggiring Joshua dan Kayla menuju meja VIP yang sudah dipesan khusus untuk mereka.

"Papa pasti senang bertemu dengan kamu," ucap Kayla disertai tatapan lembut pada Joshua saat mereka duduk bersama di dalam restoran.

Pria itu hanya tersenyum tipis. Ini pertama kalinya dia akan bertemu dengan orang tua pacarnya.

Apakah ayah Kayla mau menerima dirinya dan masa lalunya sebagai mantan narapidana kasus pembunuhan?

"Itu Papa datang!"

Kayla langsung bangkit dari bangkunya. Wanita itu melambaikan tangan pada dua orang yang sedang berjalan menuju pada mereka.

Joshua turut bangkit, dia tampak kikuk dan sedikit grogi.

Pria itu bahkan tak berani menoleh ke arah belakang di mana orang tua dari Kayla sedang berjalan menuju pada mereka.

"Papa!"

Kayla menyambut kedatangan ayahnya dengan wajah senang.

"Sayang, maaf sudah membuat kamu menunggu."

Beni Danuarta, pengusaha batu bara dan properti terkaya di Indonesia.

Dia berkata pada Kayla, lalu menatap intens pada pria muda yang berdiri bersisian dengan putrinya.

"Jadi, ini yang namanya Joshua? Pantas kamu begitu tergila-gila padanya." Beni tersenyum jahil pada Kayla.

Kayla hanya tersenyum sipu dibuatnya.

Sementara Joshua dengan sopan santunnya menyambut tangan Beni. Namun, dia dibuat terkejut saat melihat wanita muda yang datang bersama ayah Kayla.

Reinata?

Sama seperti Joshua, Reinata pun tak kalah terkejut melihat mantan pacarnya malam ini.

Matanya enggan berkedip. Dia hampir tak percaya. Joshua?

Ada hubungan apa dia dengan Kayla? Ekor matanya melirik pada putri suaminya.

Tidak mungkin!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel