Chapter 4 - Terbakar Cemburu
Makan malam yang begitu indah bagi Kayla dan Beni, tetapi tidak bagi Joshua dan Reinata.
Dua orang yang pernah menjalin hubungan asmara itu kini kembali dipertemukan dalam keadaan yang tidak seharusnya.
Sepuluh tahun Joshua mendekam di dalam penjara karena perbuatan Reinata. Tentu saja dia kesulitan untuk melupakan semua itu, masa lalunya.
Begitupun dengan Reinata, bertemu kembali dengan Joshua merupakan sebuah mimpi buruk.
Namun, kali ini dirinya benar-benar berada di posisi yang sulit. Sebagai istri dari Beni ayah Kayla, dia hanya berpura-pura tak mengenal Joshua.
"Joshua, Papa dengar kamu baru saja menyelesaikan kuliah bisnis. Sekarang apa rencana kamu selanjutnya?" Beni membuka obrolan di tengah kakunya acara dinner malam itu.
Kayla tersenyum mendengar ucapan sang ayah. Dia menoleh pada pria tampan di sampingnya.
"Joshua sedang mencari pekerjaan. Dia lulus dengan nilai yang bagus, Pa!" ucapnya berbangga akan prestasi pacarnya.
Joshua sedikit tak nyaman dengan pujian dari Kayla. Sementara Beni begitu bersemangat mendengarnya.
"Buat apa capek-capek mencari pekerjaan. Kamu bisa bekerja di kantor cabang Papa. Kebetulan Papa sedang mencari pria muda berprestasi seperti kamu untuk menjadi CEO di sana," tukas Beni.
Bibirnya tersenyum kagum pada Joshua.
Reinata yang sedang menyimak sangat terkejut mendengar ucapan Beni.
Apa?
Joshua akan menjadi CEO di perusahaan cabang milik suaminya? Diam-diam dia melirik pada Joshua.
"Terima kasih, Pa." Joshua langsung menerima tawaran ayah Kayla. Ekor matanya melirik pada Reinata, dia tersenyum sinis saat wanita itu membalas tatapannya.
"Tak masalah, lalu kapan kamu akan meminang Kayla, hm?"
Semua orang dibuat terkejut mendengar pertanyaan Beni pada Joshua. Terutama Reinata.
Meminang?
Dia benar-benar tak nyaman dengan situasi ini. Tidak mungkin Joshua menikahi Kayla yang merupakan anak tirinya. Ini benar-benar konyol!
"Secepatnya," jawab Joshua dengan tegas. Bibirnya tersenyum sinis saat mata Reinata melirik padanya.
Beni tersenyum senang sambil mengusap pucuk kepala putrinya yang tampak malu-malu.
Kayla merangkul lengan Joshua. Dia tersenyum sipu saat mata pria itu menatapnya.
Sementara Reinata dibuat cemburu melihat cara Joshua memperlakukan Kayla.
Sang mantan seolah sengaja memamerkan kemesraan di depan matanya.
"Maaf, aku mau ke toilet dulu."
Wanita dengan gaun malam warna hitam itu segera bangkit dari bangkunya. Dengan wajah agak pucat Reinata berjalan meninggalkan meja.
Joshua cukup puas melihat ekpresi Reinata. Namun, dia ingin membuatnya lebih sakit lagi dari ini.
"Kay, aku mau terima telepon dulu," ucapnya pada wanita cantik di sampingnya.
"Jangan lama-lama," ucap Kayla disertai senyum manis.
Dia tak mau jauh-jauh dari Joshua.
Pria berjas hitam itu hanya mengangguk lalu pergi. Beni menggoda putrinya dengan tersenyum jahil.
***
"Bajingan! Mengapa mesti kamu Joshua?!"
Di toilet, tepatnya di depan wastafel. Terlihat Reinata yang sedang marah-marah seorang diri.
Wanita itu tampak sangat murka sambil memandangi siluetnya di depan cermin. Mengapa dirinya harus kembali bertemu dengan Joshua lagi?
Joshua tersenyum miring melihatnya. Diayunkan sepasang pantofel hitam yang menjadi alas tungkainya menuju wanita dengan gaun warna hitam di sana.
Reinata langsung menoleh saat seseorang menyodorkan sehelai tisue padanya. Joshua? Dia sontak mundur karena rasa terkejut.
"Mengapa kamu menangis sendiri di sini? Apakah kamu tidak suka melihatku?" Joshua bergerak maju ke arah Reinata.
Wanita itu terdesak sampai pinggangnya menempel pada tepi wastafel.
Joshua mencondongkan wajah pada Reinata. Dia berkata lagi,"Kenapa kamu menikahi pria itu setelah aku menolongmu, Rei?"
Reinata menelan ludah kasar. Tatapan Joshua membuatnya ketakutan.
"A-aku menikah dengan Beni karena terpaksa. Kamu jangan salah paham padaku. Aku punya alasan di balik semua ini," lirihnya gugup.
Joshua menaikan sudut bibirnya. "Kamu bohong, Rei. Kamu memang pandai berbohong, bahkan di saat seperti ini," desisnya ke wajah Reinata.
"Aku tidak bohong. Ibuku sedang sakit keras dan membutuhkan banyak biaya. Oleh karena itu aku mau menikah dengan Mas Beni. Lalu bagaimana dengan dirimu? Kamu bahkan mau menikah dengan Model itu!"
Joshua menatapnya sinis. Dia cukup mengenal Reinata.
"Apa pun itu, kamu sudah mengkhianatiku. Aku akan menikahi Kayla, kamu dengar?"
Dipalingkan wajah jengah itu dari tatapan Reinata. Dia tersenyum remeh lantas berlalu.
Reinata meraup oksigen sebanyak-banyaknya.
Oh, shit!
Jantungnya hampir meledak. Dia berusaha tenang. Dipandangi punggung Joshua yang mulai menjauh. Kepalanya menggeleng putus asa.
Ini gila!
Tidak mungkin dia harus melihat Joshua menikahi Kayla.
Tidak mungkin sang mantan yang begitu tampan dan gagah itu menjadi menantunya. Ini benar-benar tak masuk akal.
Dua pekan kemudian Joshua dan Kayla pun menikah.
Beni membuat pesta besar untuk pernikahan putri semata wayangnya itu di mansion mewah miliknya.
Ribuan tamu datang untuk memberi ucapan selamat pada Joshua dan Kayla. Pasangan yang baru menikah itu terlihat sangat bahagia.
Reinata duduk seorang diri di kamarnya. Sambil meracau tak karuan, wanita itu meminum banyak miras. Dia ingin mabuk dan melupakan segalanya.
Pernikahan Joshua dan Kayla tentu bukan kabar yang baik untuk Reinata.
Tak masuk akal! Bahkan dia merasa sangat kehilangan saat melihat Joshua dan Kayla berciuman usai pemberkatan pernikahan mereka.
Ternyata dia tak Benar-benar bisa melupakan Joshua.
Hatinya serasa tercabik-cabik melihat sang mantan menikahi anak tirinya. Dia tidak rela.
"Aku benci kamu, Kayla! Aku pasti akan merusak pernikahan kamu! Beraninya kamu merebut Joshua dariku! Model sialan!"
Prang!
Reinata bangkit dari sofa setelah melempar gelas yang dipegangnya ke lantai.
Napasnya menggebu-gebu. Emosinya sudah sampai ke ubun-ubun. Dia sangat cemburu melihat anak tirinya bersanding dengan Joshua.
Hingga di penghujung malam, Reinata tak dapat tidur dengan nyenyak. Pikirannya tak luput pada Joshua.
Apa yang sedang terjadi di kamar Kayla malam ini? Apakah Joshua dan Kayla sedang bercinta?
Reinata memejamkan mata sambil menghela napas panjang. Ekor mata melirik pada pria tua di sampingnya. Beni sudah tertidur pulas.
Tak juga memperoleh kedamaian, Reinata nekad bangkit dari ranjang. Wanita itu menoleh satu kali pada Beni.
Sepertinya pria itu takkan terjaga jika dirinya pergi sebentar, pikirnya.
Langkah kecil Reinata tiba di samping pintu kamar Kayla. Wanita itu mengendap, menepelkan telinga di pintu mahoni tersebut.
Terdengar olehnya desahan dan lenguhan kenikmatan di dalam sana. Shit! Reinata mengepal kuat sambil memejamkan mata penuh emosi.
Di Dalam kamar Kayla sedang terjadi pergulatan erotis sepasang pengantin yang baru saja menikah.
Meski kelelahan usai menyambut para tamu di pesta, Joshua tak ingin menolak saat Kayla merayunya.
Mereka berciuman, saling memberi kehangatan dengan tubuh polos yang menyatu di dalam selimut.
"Joshua, aahhh ... Pelan-pelan, Sayang!"
Desahan dan erangan Kayla menyeruak seisi kamar. Memecahkan kesunyian di mansion malam itu.
Untuk pertama kali tubuhnya disentuh seintim ini. Kayla yang sangat mencintai Joshua menyerahkan segalanya pada suaminya di malam pertama mereka.
"Kay--"
Deru napas Joshua memburu disertai pinggangnya yang semakin gencar digerakkan.
Meski Kayla yang pertama merasakan keperkasaannya, tetapi dia ingin memberikan kesan yang mendalam bagi Kayla di malam pertama mereka.
"Ah, Sayang ..."
Kesucian Kayla benar-benar membuatnya bergetar.
Joshua tak ingin melepaskan istrinya yang cantik itu dengan mudah. Percintaan panas terus berlangsung hingga beberapa jam.
Reinata merasa mulai kepanasan mendengar desahan kenikmatan di balik pintu kamar Kayla.
Selama dirinya berpacaran dengan Joshua mereka tak pernah melakukan percintaan karena Joshua selalu menolak.
Namun, mendengar desahan dan erangan Kayla dia mulai penasaran, seperti apa Joshua saat di atas ranjang. Apakah pria itu sangat perkasa?
Pukul dua pagi saat Joshua keluar dari kamar. Dia berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.
Tak kira dia dikejutkan dengab sosok Reinata yang sedang berdiri di depan meja kitchen set seorang diri.
Apa yang sedang wanita itu lakukan? Joshua hanya menatapnya dari agak jauh.
Reinata memutar tubuh dan hendak kembali ke kamar. Dia sangat terkejut mendapati Joshua yang sedang berdiri memandangi.
Bibirnya menyeringai tipis. Dengan langkah anggun, Reinata segera menghampiri sang mantan yang kini merupakan menatunnya itu.
"Apa yang sedang kamu pandangi? Apakah gaun tidur yang membungkus tubuh indah ini? Aku merindukanmu, Joshua," bisik Reinata ke wajah Joshua. Tangannya menyentuh pipi pria itu, lalu turun ke dadanya dan ...
"Hentikan. Aku bahkan suami Kayla sekarang. Kamu jangan coba menggodaku lagi, Rei!"
Joshua segera menangkap tangan Reinata yang hendak mencengkeram adik kecilnya di balik jubah tidur yang dia kenakan.
Reinata tersenyum binal."Aku tahu kamu menikahi Kayla hanya untuk membuatku cemburu. Pada dasarnya kamu masih mencintaiku, kan? Mengaku saja."
Joshua menggeleng. "Kamu salah. Aku sangat mencintai Kayla. Sementara kamu bukan wanita yang pantas untuk dicintai," ucapnya ke wajah Reinata. Dia cukup puas melihat ekpresi wanita itu.
"Tunggu, Joshua!"
Reinata langsung mencekal lengan Joshua saat pria itu hendak pergi.
Tak berpikir apa-apa lagi dia segera menjatuhkan dirinya ke dada Joshua.
"Maafkan aku. Aku masih sangat mencintaimu," desahnya.