Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab.4. Cinta Pertama Sang Profesor Vampire

Joshua baru saja pulang dari kampus petang itu. Terdengar tawa dan perbincangan yang seru dari pintu unit apartment papanya. Sepertinya daddy dan mommynya sudah pulang dari Australia.

"Mommy, aku rindu padamu!" seru Joshua manja seperti biasanya pada Laura, seraya mendekat memeluk wanita cantik itu.

Bahkan di usia kepala 6, kecantikan mommy Joshua tidak lekang dimakan waktu. Daddynya yang sangat posesif itu sangat suka memermak tubuh istrinya. Yang paling sering dijadikan bahan gurauan yaitu suntik DNA ikan Salmon di Korea yang dijalani mommynya setiap setahun sekali.

Joshua dan Jacob, saudara kembar non identiknya selalu menggoda daddynya dengan berkata 'Dad, apa kau tidak takut Mommy menjadi mermaid?!'

DNA ikan Salmon mencegah penuaan sel tubuh menurut penelitian terkini. Harga treatment itu per sekali penyuntikan sekitar 80 juta rupiah. Bagi daddynya yang anak 'sultan', harga itu sangat sepele.

"Hello, Josh. Mommy kangen juga padamu. Oya, Mommy membawa Delorah ke Yogyakarta. Apa kau masih ingat dia?" ujar Laura seraya melepaskan pelukan Joshua lalu membelai kepala puteranya dengan sayang seperti biasa.

Joshua pun teringat akan gadis itu, dia pun mengintip dari samping tubuh mommynya, gadis cantik itu duduk di sofa bersama papa dan daddynya. "Del?!" serunya.

Dia pun bergegas mendekat lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan gadis cantik itu. Tangannya dijabat dengan lembut oleh Delorah sembari tersenyum menatapnya dengan mata biru indahnya yang lebar.

"Wow, kau sangat cantik sekarang, Del! Aku bahkan nyaris tak mengenalimu," puji Joshua dengan jujur yang membuat gadis itu tersipu malu.

Delorah menuruni perpaduan genetik papanya Philip Landon yang memiliki ras murni Kaukasoid dari Australia, pria itu parasnya seperti Liam Hemworth. Dan darah Indonesia dari mamanya, Dilara, yang mirip Angelina Jolie versi Indonesia.

Gadis itu bermata lebar berwarna biru dengan hidung mancung, bibir merah yang ranum seperti Angelina Jolie, tulang pipi dan rahangnya runcing dengan dagu berbelah halus. Alis dan bulu matanya berwarna cokelat tua tebal seperti warna rambutnya yang panjang bergelombang yang kini terurai dengan indah membingkai wajah cantiknya. Tubuh Delorah jangkung sepertinya sekitar 175 cm, perkiraan Joshua.

Nampaknya gadis itu masih suka ke pantai sama seperti ketika mereka kecil dulu di Australia karena kulitnya berwarna kecoklatan seperti terbakar matahari. Namun, itu justru menambah keeksotikan penampilannya.

"Josh, kau sangat tinggi sekarang," ucap Delorah yang menatap Joshua dengan agak mendongak padahal dia sendiri juga jangkung.

Pemuda itu hanya tertawa mendengar komentar Delorah tentang tinggi tubuhnya. Genetik kakek dari mommynya, Nicolas Carson, mungkin yang membuatnya begitu tinggi.

"Duduklah, Del. Apa yang membawamu ke Yogyakarta? Berlibur?" tanya Joshua penasaran.

"Tidak. Aku akan menjadi dosen Mikrobiologi di kampus FKH UGM. Aku sudah mengirim lamaran kerjanya sejak 2 bulan lalu. Kebetulan ketika surat penerimaan dosen itu tiba, Daddy dan Mommymu berkunjung ke NSW. Jadi aku sekalian berangkat bersama mereka ke Yogyakarta," jawab Delorah sembari bersandar di sofa.

"Josh, bisa ke dapur sebentar?!" panggil Laura dengan suara bergetar.

Joshua segera bergegas ke dapur. Dia nampaknya tahu penyebabnya. Mengapa mommynya seperti panik.

"Yes, Mom."

Laura mengangkat botol red wine yang berisi darah domba, makanan Josh versi vampire. "Bisa kau jelaskan kenapa isinya aneh? Is it a prank?" ujar Laura menatap puteranya dengan serius.

Joshua meraih botol red wine itu ke tangannya lalu menenggaknya separuh. Darah domba itu mengisi tubuhnya dengan tenaga.

"Mom, kuharap kau tidak akan syok bila aku mengatakannya. Aku telah berubah menjadi vampire ...," ucap Joshua dengan setengah berbisik.

James, Reynold, dan Delorah masih berbincang-bincang dengan seru di ruang tengah.

Mata Laura terbelalak mendengar ucapan Joshua. Puteranya menjadi vampire? Dia pun bertanya, "Bagaimana bisa? Lalu apa kau baik-baik saja, Josh Sayang?"

"Tenanglah, Mom. Untuk saat ini, kondisiku sangat baik. Aku justru baru menyadari bahwa aku memiliki beberapa kekuatan supranatural. Aku bisa terbang dan membaca pikiran. Emmm entah apa lagi kemampuan supranaturalku yang lain, tapi aku belum menemukannya saat ini .... Hanya saja, kini makananku berubah. Aku minum darah. Isi botol ini adalah darah domba, Papa Rey yang memiliki ide meminum darah domba." Joshua berusaha menjelaskan segalanya secara singkat tentang apa yang terjadi padanya.

Laura merasa galau mendengar cerita Joshua. Dia pun mengambil bawang putih dari tempat bumbu dapurnya lalu mendekatkan itu ke tubuh Joshua.

Joshua pun merasa tubuhnya gatal-gatal. Dia pun menahan tawanya. "Mommy, bawang putih sepertinya membuatku alergi dan tubuhku menjadi gatal-gatal. Yang membuatku sedih sepertinya aku tidak bisa lagi menikmati masakan Mommy yang lezat." Dia pun memeluk tubuh mommynya dengan perasaan sedih.

Mommynya memeluknya seraya menepuk-nepuk punggungnya untuk menghibur Joshua. "Kita harus beradaptasi, Josh. Syukurlah ada Papa Rey yang menemanimu kemarin. Dia sungguh bijaksana. Kau jangan meminum darah manusia dan menghilangkan nyawa orang, ya?!" pesan Laura.

"Ahh aku teringat, sepertinya besok aku akan mengunjungi Jacob di tempat kerjanya. Mungkin dia bisa mencarikan darah manusia di rumah sakit," ucap Joshua.

"Ya, Jacob pasti bisa. Mommy rindu padanya, dia sepertinya sangat sibuk belakangan ini," ujar Laura dengan mata berkaca-kaca.

Joshua menatap mata mommynya seraya berkata, "Jangan menangis, Mom. Aku akan bilang ke Jake untuk menemuimu, dia tidak boleh mengacuhkanmu. Tidak biasanya dia begini, apa dia sudah punya pacar sekarang?"

Laura mengamati gigi taring Joshua yang tampak lebih panjang. "Apa ini perasaanku saja atau memang gigi taringmu menjadi lebih panjang?"

Joshua pun meraba gigi taringnya dan memang benar setiap malam datang, kekuatan vampirenya menjadi lebih dominan.

"Kau benar, Mom. Hanya ketika menjelang malam, tubuhku menjadi berubah seperti vampire. Kuharap Mommy tidak takut padaku," ujar Joshua sembari menatap wajah mommynya.

Laura membelai wajah Joshua dengan telapak tangannya yang kemudian dikecup oleh Joshua. "Aku menyayangimu melebihi nyawaku sendiri, Josh," ucap Laura.

"Terima kasih, Mom. Kau yang terbaik," sahut Joshua seraya memeluk Laura dengan erat.

James menatap ibu dan anak itu berpelukan sembari bersedekap. "Kalian ini kenapa? Lama sekali di dapur dan berpelukan ..."

"Jangan bilang kau cemburu pada puteramu, James!" canda Laura menatap tajam suaminya yang tampan itu.

Pria itu pun tertawa seraya menarik Laura dalam dekapannya. "Tidak cemburu, hanya tidak suka istriku yang cantik berada di pelukan lelaki lain."

"Tsskk ... suamiku mulai bertingkah konyol! Josh, puteraku bukan 'lelaki lain'," omel Laura seraya mencubiti lengan suaminya yang mendekapnya dengan erat dari belakang.

Joshua hanya tertawa melihat kemesraan orang tuanya. James melumat bibir mommynya dengan tidak tahu malu seperti biasanya di hadapannya.

"Oohh aku tidak tahan melihat kemesraan kalian. Sepertinya aku harus kabur ...," ucap Joshua pura-pura menutup matanya dengan tangan seraya keluar dari dapur.

Joshua pun mengajak Delorah mengobrol lagi bersama Papa Rey di sofa ruang tengah.

"Kau akan tinggal di mana, Del?"

"Tante Laura, menawariku untuk tinggal di unitnya yang kosong di Royal Heritage," jawab Delorah. Kemudian dia pun bertanya seraya tersenyum manis, "Kau mengajar di FKH UGM juga, kan? Di bagian apa, Josh?"

"Aku bersama Mommyku di Lab. PA. Kalau kau menjadi dosen Mikrobiologi, berarti nantinya akan satu department dengan Daddy James. Dia kepala bagian Lab. Mikrobiologi sekarang, menggantikan Opa Widya. Kakekku dulu profesor di Lab. Mikrobiologi," ujar Joshua seraya menatap wajah Delorah dengan berbinar-binar.

Perasaan hangat di hatinya kembali terasa, dulu ketika mereka masih kecil dan tinggal bersama di Australia. Mereka selalu bermain bersama dan saling menjaga, bertiga bersama saudara-saudarinya; Keira dan Jacob tentunya. Joshua tidak menyangka setelah mereka dewasa, takdir mempertemukan mereka kembali di Yogyakarta. Apakah Delorah masih menyukainya seperti dulu?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel