Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Ayo Segera Bertiga

Bab 5 Ayo Segera Bertiga

“Tunggu aba-aba dariku ...,”

“Joey! Tunggu apalagi? Ayo kita lakukan sekarang,” ucap Zio mulai berjalan menghampiri Joey dan Viona, hingga membuat Joey tidak menyelesaikan ucapannya.

Viona menggeleng, takut kalau Joey akan berubah pikiran. Seolah paham dengan apa yang dipikirkan Viona, Joey pun berkata, “Kamu jangan takut, percaya sama aku.”

“Aku tak mau main bertiga! Aku tak terbiasa! Gantian saja!” kata Joey.

“Siapa yang akan mulai lebih dulu Joey. Aku atau kamu?” tanya Zio yang kini sudah berdiri tepat di belakang Joey.

“Aku yang akan memulai lebih dulu,” jawab Joey tanpa menoleh.

Zio tertawa. Dia menepuk dahinya.

“Joey! Kamu jangan bercanda. Aku ini kekasihnya. Masak yang mengambil kehormatannya kamu?”

“Kalau begitu, aku pergi. Kalian bisa main berdua, tapi ingat! Koran dan Fesbuk itu sadis, Jenderal! Belum lagi kepolisian. Apa kamu ingin ini terungkap?”

Tawa Zio lenyap. Dia menatap Joey.

“Kamu mulai mengancamku?”

“Oh! Ayolah Zio! Aku mungkin hanya sekali seumur hidup bersama Viona! Setelah itu, kamu akan selalu bersamanya kan? Bukankah, setelah ini kamu mau menikahinya?”

Zio meragu. Dia pandangi Viona, kekasihnya yang sudah terlihat menggigil.

“Atau kamu tak mau barang bekas? Jadi ... kamu mau meninggalkan dia, setelah kamu ambil? Yakin? Kamu akan meninggalkan Viona yang cantik ini?”

Zio menggeleng. “Dia akan menikah denganku,”

Entah kenapa, kata-kata romantis Zio itu tidak membuat Viona tersipu, seperti biasanya. Malahan, dia jijik melihat Zio.

“Jadi, itu hanya masalah waktu kan? Bolehkan yang pertama aku? Kan, aku sudah pengalaman. Jadi, tidak akan sakit.”

“Aku juga bisa begitu,” tukas Zio tiba-tiba.

“Apa kamu sudah pengalaman juga, Zio?” tanya Joey memancing.

Dan Viona tampak memasang telinga. Mungkinkah, lelaki yang dia anggap terbaik ini, seperti yang dikatakan Zio.

“Kamu jangan sembarangan menuduh!”

“Ah, baiklah. Bagaimana, jika aku yang menawar, seperti kamu memberikan tawaranmu padaku tadi?” tanya Joey.

Zio mengernyitkan dahi. Demikian juga Viona. Dia merasa takut. Jangan-jangan yang dikatakan Joey tadi dusta, bahwa dia akan diselamatkan.

“Apa itu?” tanya Zio.

“Seratus juta! Aku akan menjadi sponsor pernikahan kalian! Jika aku yang pertama merasakan Viona.”

“Kamu mau membeliku? Gila kamu, Bang! Aku kira kamu baik,” kata Viona.

“Kalau begitu lakukan sekarang juga. Aku sudah tidak sabar menunggu giliranku,” ucap Zio tidak sabaran.

“Baiklah kalau begitu,” ucap Joey, lalu tiba-tiba berbalik badan dan kembali memukul Zio tepat di tulang pipinya, membuat kekasih Viona itu menyemburkan darah segar dari mulutnya.

“Apa-apaan kamu, Joey!” bentak Zio tidak terima.

“Kamu yang apa-apaan! Dapat dari mana kamu pikiran keji seperti itu, hah?! Bisa-bisanya kamu mengajak aku menikmati tubuh kekasihmu sendiri!” bentak Joey kembali memukul Zio.

“Sial!” umpat Zio.

“Kamu lebih pantas disebut binatang!” Joey kembali memukul Zio hingga membuat kekasih Viona itu jatuh tersungkur, lemah tak berdaya.

Setelah puas memukuli Zio, Joey berjalan ke arah meja makan, ia menarik taplak meja besar berbahan rajut, lalu kembali mendekati Viona.

“Kamu pakai ini dulu ya? Setidaknya ini bisa menutupi tubuh indah kamu,” ucap Joey lalu menyelimuti tubuh Viona dengan taplak meja rajut yang berukuran besar.

“Terima Kasih,” ucap Viona dengan sedikit senyum.

Joey tersenyum, “Kita pergi dari sini sekarang,” ajak Joey lalu menggandeng Viona berniat menuntunnya ke luar dari rumah Zio.

“Bang Joey, tunggu,” ucap Viona menahan langkah kaki pria yang telah menyelamatkannya dari aksi keji kekasihnya.

“Ada apa lagi, Viona? Apa kamu berubah pikiran?” tanya Joey merasa heran.

Viona menggeleng. “Aku hanya ingin melepaskan ini,” ucap Viona sambil melepaskan cincin bermata putih yang melingkari jari manisnya.

“Mau kamu apakan cincin itu?” tanya Joey tidak paham.

“Mau aku kembalikan kepada pemilik aslinya,” kata Viona, lalu melemparkan cincin bermata putih yang baru beberapa jam melingkari jari manisnya ke arah Zio yang sedang lemah tak berdaya.

“Mulai sekarang aku tidak mau lagi berurusan dengan lelaki bajingan seperti kamu, Zio!” ucap Viona sambil menangis.

Viona tidak menyangka hubungan dengan Zio yang sudah terjalin sejak mereka kuliah harus berakhir dengan cara seperti ini.

“Vi-Viona,” panggil Zio dengan terbata.

“Ayo kita pergi dari sini, Viona,” kata Joey lalu kembali menggandeng tangan Viona. Pria keturunan China ini, tidak ingin melihat Viona kembali berinteraksi dengan pria bajingan macam Zio.

Viona menganggukkan kepalanya, lalu mereka berdua berjalan beriringan menuju mobil Joey.

Joey melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Pontianak menuju kediaman Viona.

Di dalam mobil, tidak ada dari mereka yang berbicara. Lebih tepatnya Joey yang tidak ingin mengganggu Viona yang terlihat sedang melamun.

Joey memberikan Viona privasi agar wanita yang ada di sampingnya bisa menenangkan diri tanpa merasa terganggu. Dia fokus menyetir.

“Kenapa nasib aku begini, Bang Joey? Apa salah aku!” ucap Viona tiba-tiba, sambil menangis.

Joey menoleh ke arah Viona yang terlihat sangat rapuh. Reflek tangannya mengusap kepala Viona karena merasa tidak tega.

“Viona! Jadikan kejadian ini sebagai pelajaran buat hidup kamu ke depannya,” ucap Joey dengan lembut. “Percayalah, setelah ini semua akan menjadi lebih baik,” lanjut Joey memberikan Viona semangat.

“Tapi apa aku bisa hidup tanpa Zio, Bang?” tanya Viona, yang memang masih sangat mencintai Zio.

Hubungan mereka berdua sudah terjalin cukup lama. Dan selama mereka berpacaran tidak pernah sekalipun Zio berlaku kurang ajar kepada Viona.

Malam ini adalah kali pertama Zio bertindak seperti itu. Entah apa yang membuat lelaki kesayangannya melakukan hal keji seperti itu, Viona tidak tahu.

Yang jelas selama dua tahun menjalin hubungan dengan Zio, ini pertama kalinya Viona merasa kecewa dengan Zio. Bahkan, hingga membuatnya tidak ingin mengenal kekasihnya lagi untuk selama-lamanya.

“Tentu saja bisa, Viona,” ucap Joey dengan tegas. “Kamu harus yakin, suatu saat kamu akan mendapatkan lelaki yang lebih baik dari Zio,” lanjut Joey berkata.

Viona menghembuskan napas panjang. “Semoga saja, Bang.”

Viona akan berusaha melupakan Zio, lelaki yang masih sangat disayanginya sekaligus lelaki yang sangat dibencinya sekarang. ‘Benar kata Bang Joey, suatu saat aku akan mendapatkan lelaki yang lebih baik dari Zio!’ ucap Viona di dalam hati.

Mereka berdua kembali diam, seolah sedang menikmati suasana sepi di jalan Ayani. Dan saat itulah ada dua buah motor dengan empat kawanan menghadang mereka dengan tiba-tiba, membuat lelaki keturunan china ini harus mengerem mobilnya secara mendadak.

“Sial!” maki Joey sambil memukul setir mobilnya.

“Siapa mereka, Bang Joey?” tanya Viona ketakutan, saat melihat empat orang yang tidak dikenalnya mulai mendekat ke arah mereka.

“Aku juga tidak tahu mereka siapa. Tapi kamu tenang, jangan takut. Ada aku di sini,” ucap Joey mencoba menenangkan Viona.

“Tapi aku takut, Bang. Bagaimana kalau mereka berniat jahat pada kita,” kata Viona dengan mata sudah berkaca-kaca.

Joey menghembuskan napas panjang. Ia juga sependapat dengan Viona. Akan sangat beresiko jika Joey meladeni mereka berempat, yang dari tampangnya seperti preman. Dan akan sangat berbahaya buat Viona.

“Kita pergi dari sini sekarang,” ucap Joey, lalu segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Kondisi jalan ayani yang sudah sepi semakin membuat Viona dan Joey merasa dalam bahaya.

“Hati-hati, Bang,” teriak Viona ketakutan.

“Kamu jangan panik, Vi. Kita akan baik-baik saja,” ucap Joey sambil melihat ke spion bagian tengah dan mendapati keempat orang itu ternyata mengejar mereka.

“Mereka mengejar kita, Bang!” teriak Viona semakin panik, membuat Joey ikutan panik.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel