Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Pemandangan Indah

Bab 3 Pemandangan Indah

"Gila! Kau Serius, mau ikut kelas yoga nanti malam?" Frank bertanya lagi meyakinkan Bara.

Bara mengangguk

"Hahaha ... Nekat sekali kau rupanya. Semoga saja dia tidak kabur melarikan diri dan mau berkenalan denganmu!"

"I’m sure, tidak ada alasan untuk dia menolakku, kecuali dia penyuka sesama jenis. Hahaha ..."

"Sembarangan kau! Kita lihat saja nanti, kalau kau berhasil membawa dia ke ranjangmu. Ini,Credit Card milikku bisa kaupakai sepuasnya!" Tantang Frank sambil mengeluarkan Credit Card dari dompetnya.

"Benar, ya! Tunggu saja tanggal mainnya. Akan kubuat miskin kau seketika!"

"Hahaha ... Buktikan dulu perkataanmu wahai anak muda!" Ejek Frank kepada temannya itu

Bara semakin menggebu ingin mengajak Cantika berkenalan, bukan hanya karna Credit Card seperti yang dijanjikan Frank tadi, tapi ia memang benar-benar penasaran akan sosok wanita dewasa dan matang itu. Wajah Cantika benar-benar sudah membuat otak Bara tak dapat memikirkan yang lain. Ia seakan terkena semacam serangan ‘Cantika Addict’ padahal ia hanya melihat sekilas wanita cantik itu.

Selesai Bara mengisi kelasnya tadi, 2 orang laki-laki kekar itu kemudian pergi dari studio dan ingin ‘nongkrong’ di Cafe favorit mereka. Waktu juga baru menunjukkan pukul 3 sore, masih beberapa jam lagi menuju malam untuk mengikuti kelas yoga. Frank mengendarai mobil merahnya bersama Bara, mobil yang ia dapat dari hasil menjadi simpanan Tante Eva. Entah menjadi simpanan atau gigolo, yang jelas Frank hanya sebagai pemuas di ranjang dingin Tante yang berusia 40 tahun itu.

Mereka kemudian sampai di The Volcano’s Cafe, tempat yang biasa Bara dan Frank kunjungi bila waktu mereka sedang senggang. Keduanya kadang melepas penat dan bosan disini, walau hanya sekedar untuk minum dan menggoda gadis-gadis.

Frank langsung duduk di sofa menghampiri teman-teman yang lain. Sedangkan Bara ke area bar untuk minum.

"Hai bro, how are you? sudah lama kau tak menunjukkan badan kekarmu di sini!" Aldi, sang bartender cafe sekaligus temannya itu menyapa saat melihat Bara datang. "Hmm, kemarin Siska kemari bertanya tentangmu! Kalian bertengkar?"

"Aku sudah tak bersama dengannya lagi" Jawab Bara datar

"Ck! Mana mungkin gadis se-oke dia kau lepaskan begitu saja. Kau bercanda ya?" Aldi menyodorkan segelas minuman racikannya.

"Kalau kau mau, kau boleh mengencaninya!" jawab Bara acuh, kemudian ia meminum minuman yang baru saja di berikan oleh Aldi. "Kenapa agak pahitseperti ini? Minuman apa ini?"

"French Martini. Campuran vodka, jus nanas, dan chambordliequer" Ujar Aldi.

Bara meminumnya kembali, "Tapi enak, Bro!"

"So, jadi kau serius sudah berpisah dengannya?" Aldi masih membahas topik tentang Siska

Bara mengangguk. "Dia semakin menyebalkan. Aku tak suka gadis yang posesif. Lagi pula aku sudahbosan dengannya!"

"Bar ... Bar ... Kapan kau mau mulai serius menjalin hubungan. Main-main terus, tidak lelahkah?"

"Hahaha ... Perkataanmu sudah seperti ibuku saja!" Bara menganggap obrolan dirinya dengan Aldi masih dengan candaan.

***

Bara dan Frank saat ini sudah kembali dari Cafe yang mereka kunjungi tadi, waktu memang sudah menunjukkan pukul 6 sore. Bara kemudian bersiap-siap ingin mengikuti kelas yoga seperti yang ia katakan pada Frank tadi. Frank masih tertawa dan mengejek Bara yang dengan serius akan mengikuti kelas yoga demi berkenalan dengan Cantika itu. Namun, Bara tak peduli akan Frank. Ia pun langsung naik ke lantai 3 dan segera bergabung dengan para gadis-gadis di sana.

Cantika tiba, ia tampak cantik dengan setelan tanktop berwarna abu-abu dan celana ketat berwarna hitamnya. Tubuhnya terbentuk sempurna bak gitar Spanyol, dadanya yang padat berisi, dan pinggulnya yang montok membuat Bara menelan salivanya dengan susah payah saat melihat wanita itu berdiri di depan memimpin gerakan yoga. Benar-benar bodygoals, gumam Bara.

Bara yang merupakan laki-laki sendirian di ruangan itu pun sukses membuat semua para gadis menjadi tak berkonsentrasi, semua mata tertuju pada tubuh Bara yang kekar dan berotot itu. Sungguh tampak menggiurkan dan terlihat seksi dengan kaos shirtless serta celana training pendeknya.

Setiap gerakan yoga yang Cantika ajarkan Bara ikuti dengan serius, matanya pun tak lepas memandangi wajah dan tubuh Cantika. Melalui pantulan cermin besar di ruangan itu, Bara dengan intens menatap diri wanita yang tetap segar dan seksi walau mungkin usianya sudah melebihi kepala 3 itu. Cantika tahu ia sedang di pandangi oleh Bara, tapi ia tak terpengaruh, ia bahkan tetap fokus memberikan ajaran gerakan yoga kepada yang lain.

1 jam berlalu, kelas yoga akhirnya selesai. Semua masih tampak duduk dan beristirahat mendinginkan tubuh dari cucuran keringat, Cantika pun masih mengobrol dengan beberapa membernya yang lain. Sementara Bara sibuk diajak mengobrol oleh para gadis-gadis yang terlihat tertarik dengannya, tapi matanya tetap mengarah ke Cantika sambil menanggapi obrolan dan pertanyaan mereka. Lucunya lagi, Cantika sedikit pun tak menoleh ke arah Bara yang sedari tadi sudah memperhatikannya.

Bara kemudian melepaskan kaos nya yang sudah tampak sedikit basah itu, ia sengaja menunjukkan perut sixpack dan dada yang besar karena ototnya itu. Lengan kekar yang tampak menampilkan tonjolan otot-otot biseps ia sengaja tunjukkan untuk menarik perhatian Cantika. Para gadis yang lain terlihat terkesima, mereka histeris melihat tubuh Bara yang sempurna bak Dewa Yunani itu. Semua seakan meneteskan air liur, merasa tergugah hasrat untuk menyentuh tubuh yang hot dan seksi milik Bara tersebut.

Bara kemudian mendekati Cantika, ia bermaksud ingin menyapa dan berkenalan, sebab diantara yang lain hanya Cantika lah yang bersikap biasa saja dan tak menunjukkan ketertarikan yang berlebihan padanya, membuat Bara semakin penasaran.

"Hai ..." Bara mendekati Cantika yang sudah bersiap-siap untuk pulang itu.

"Hai – " Sapa Cantika sambil tersenyum.

"Sudah mau pulang?"

Cantika mengangguk sambil memasang jaketnya. "Iya!"

Singkat, jelas dan padat, Cantika hanya menjawab seadanya

"Duluan, ya!" Cantika berlalu begitu saja pada Bara seolah ia benar-benar tak tertarik pada laki-laki itu. Ia berjalan keluar studionya dan segera menuruni tangga.

Bara yang bengong karena terhipnotis oleh senyuman Cantika tadi langsung tersadar dan berlari keluar untuk mengejar wanita yang sudah hampir menuruni tangga ke lantai 1 itu.

"Hei – Aku Bara, instruktur Gym di lantai 2. Senang berjumpa denganmu!" Teriak Bara dengan PDnya. Ia bahkan tak perduli apakah Cantika mendengarnya atau tidak.

Wanita itu hanya menoleh dan tersenyum jauh pada Bara karna ia terburu-buru ingin menghadiri suatu acara.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel