07. Penyerangan di Perjamuan
Yu Ling yang melihat adiknya berjalan menuju pintu keluar sambil mencengkeram pergelangan tangan Shen Ji pun, segera bangkit dari duduknya. Pemuda itu segera berlari menyusul Yu Ling dan Shen Ji sambil berteriak, "Zhen'er! Tungguuuu!"
Shen Ji berjalan dengan agak kerepotan karena mengikuti langkah Yu Zhen yang lebar dan cepat. Terlebih lagi, Yu Ling mengikutinya dengan membawa guci arak sambil sesekali meminumnya.
"Kakak Qian, lihatlah! Apakah pemuda yang mengikuti Tuan Muda Yu Zhen itu adalah Tuan Muda Yu Ling, calon suamimu?" tanya Guo Yan sembari mengamati punggung Yu Ling yang berjalan mengikuti Yu Zhen dan Shen Ji.
"Mungkin." Shi Qian menjawab dengan suara datar. Dirinya sangat tidak tertarik sama sekali untuk mengetahui tentang Yu Ling.
"Kakak Qian, apakah kamu tidak suka kepadanya?" Guo Yan penasaran.
"Mmhh." Shi Qian bergumam dengan nada datar.
"Kakak Qiaaan! Jadi kau benar-benar tidak menyukainya sedikit pun?" tanya Guo Yan. "Padahal, Tuan Muda Yu Ling juga sangat tampan. Mengapa kamu tidak suka?"
"Tidak suka, ya tidak suka!" Shi Qian terlihat sengit dan sama sekali tak memedulikan pemuda yang sangat dibencinya itu.
"Menikah dengan seorang pemabuk mata keranjang seperti dia? Lebih baik aku menggantung diriku di dahan pohon, atau menceburkan diriku ke dalam Danau Tian Qi!" Shi Qian bergumam dalam hati. Gadis itu duduk dengan anggun namun terlihat malas.
"Baiklah, semuanya! Kita lupakan saja yang sudah terjadi. Bukankah sebaiknya kita nikmati malam ini dengan bersenang-senang?" Guo Yan bertanya kepada teman-temannya.
"Benar, gadis gemuk itu hanya bikin kacau saja acara meriah kita saja," ujar Xiao Si Tian sambil menyeret lengan Shen Xu.
"Shen Xu, mari duduk denganku! Dengan begitu, para tuan muda itu juga akan melihatku." Xiao Si Tian masih berusaha menarik tangan Shen Xu supaya kembali duduk bersamanya.
"Kakak Yan, mengapa tidak ada pertunjukan? Bukankah ini terasa hambar dan membosankan sekali?" tanya Shi Qin sambil menyambar setangkai anggur hijau.
"Kalian ingin pertunjukan? Baiklah!" Guo Yan sang putri pemilik rumah bertepuk tangan beberapa kali.
Tak lama kemudian, munculah tujuh orang penari dengan pakaian yang membuat para pria membelalakan matanya. Para pria itu bagai tak ingin berkedip saat melihat barisan wanita cantik dengan hanfu berwarna merah muda yang terbuka dibagian lengan dan kaki hingga pahanya, begitu gemulai menari. Tubuh mereka berliukan mengikuti irama musik oriental yang mengalun dengan merdunya.
"Kakak, mari kita lanjutkan acara kita. Lihat, para penari itu juga tak kalah cantiknya dari para nona itu!" Xiao Si Tian berseru sambil bertepuk tangan.
Xiao Tianzi pun segera duduk kembali ke tempatnya semula. Meskipun para wanita penari itu begitu cantik menggoda, tetapi pandangan mata tuan muda dari Keluarga Xiao itu, terus menatap ke arah Shen Xu yang duduk bersama Xiao Si Tian adiknya.
Tatkala semua orang tengah asyik bersenang-senang di acara perjamuan. Saat itulah telah terjadi sebuah perkelahian di halaman belakang kediaman Keluarga Guo. Sekelompok orang bertopeng berloncatan turun dari pagar tinggi yang mengelilingi bangunan kediaman. Mereka membunuh secara brutal para penjaga dan pelayan yang ada di kediaman itu.
Jerit kesakitan dan pekik kematian terdengar dari halaman belakang. Para penjaga bertarung mati-matian menghadapi serangan dari sekelompok orang berpakaian serba hitam yang mengarahkan senjatanya kepada siapa saja yang mereka temui. Salah seorang yang berhasil lolos dari arena maut itu secara diam-diam berlari menuju ke aula dalam melalui jalan rahasia.
"Tuaaaaaan!" Suara pelayan yang datang dengan tergesa-gesa sangat mengejutkan semua orang di aula dalam. Serentak mereka menoleh ke arah pelayan pria yang datang dengan pakaian bersimbah darah. Sebuah luka sayatan senjata tajam pada bahunya terus mengalirkan darah segar. Para wanita tanpa sadar berteriak sambil menutup wajahnya, karena merasa ngeri dan ketakutan.
"Lapor, Tuan Besar! Ada sekelompok orang bertopeng telah menyerang kita dari halaman belakang!" seru penjaga itu dengan napas tersengal-sengal dan wajah yang sudah pucat pasi.
Baru saja dia melaporkan kejadian di halaman belakang. Pria itu pun roboh di atas lantai dan pingsan seketika. Beberapa pun orang langsung menolongnya.
"Penyerangan?" Guo Jin terkejut sekali.
"Penyerangan mendadak?"
"Sekelompok orang bertopeng. Siapakah mereka?"
"Mungkinkah, mereka ... Topeng Iblis?"
"Topeng Iblis?"
Suasana aula dalam menjadi riuh rendah dengan berbagi pertanyaan dan ketakutan. Para nyonya segera menghambur di belakang suaminya masing-masing.
"Anak-anak! Bagaimana dengan anak-anak kita?" teriak Nyonya Guo yang seketika menangis saat ingat para anak muda yang berada di aula luar.
"Biar aku saja yang melihat mereka!" seru Yu Shan. "Mi'er, kamu bergabunglah dengan para nyonya lainnya! Ingatlah untuk menyelamatkan diri kalian saat keadaan sedang sangat tidak baik. Kamu mengerti?"
"Kakak!" Jia Mi bagai tak ingin berpisah dari suaminya, tetapi dia pun tak bisa berbuat apa-apa selain mengangguk.
"Baguslah!" Yu Shan mencium kening Jia Mi dan mengantarkannya ke barisan para nyonya. "Kakak dan Nyonya Guo, Aku titipkan Mi'er padamu. Aku akan mengusir mereka sekaligus mencari anak-anakku."
"Baiklah. Percayakan Mi'er kepada kami. Berhati-hatilah, Adik Shan!" ujar Guo Jin.
Yu Shan menganggukkan kepalanya dan segera melesat pergi. Dari gerakan ilmu peringan tubuh yang dikuasai nya saat ini, maka jelas sekali terlihat, jika Yu Shan memiliki ilmu yang tinggi dan tidak bisa diremehkan.
Sementara itu di sisi lain.
Qing Yuan dan sepuluh orang anggota Kelompok Topeng Iblis baru saja tiba di halaman samping kediaman. Dia memang berencana menyerang dari halaman itu. Namun, dia sangat terkejut dibuatnya, saat mendengar suara pertarungan dari tempat perjamuan dan juga dari halaman belakang.
Qing Yuan memang memerintahkan kepada pasukan yang dipimpin oleh Yang Shui untuk menyerang halaman belakang, akan tetapi itu juga harus menunggu aba-aba rahasia darinya terlebih dahulu. Pemuda itu pun menjadi sangat geram, karena dia sama sekali belum mengirimkan sinyal penyerangan kepada Yang Shui.
Qing Yuan juga sudah merencanakan penyerangan secara langsung ke tempat pusat perjamuan itu akan dilakukannya sendiri. Jadi, siapakah orang-orang yang telah mendahului penyerangan itu?
Mungkinkah Qing Wei yang sudah melanggar perintahnya?
Pemuda itu sungguh sangat bingung dan pusing dibuatnya.
"Ketua, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya salah satu anak buah Qing Yuan yang berdiri paling dekat dengannya.
"Kalian menyebarlah! Aku akan meneliti keadaan. Aku merasa ada yang tidak beres telah terjadi. Jika kalian menemukan hal yang janggal, segera laporkan padaku!" perintah Qing Yuan pada para anak buahnya.
"Baik, Ketua!" Para anak buah Qing Yuan menyahut.
Orang-orang berpakaian serba hitam dengan topeng yang melekat di wajahnya serentak berhamburan ke segala arah.
Qing Yuan sendiri langsung melesat ke arah halaman belakang dengan cara melompat ke udara bagaikan terbang, lalu berlari-lari di atas genting atap kediaman Keluarga Guo. Pemuda itu melewati dan melihat banyak orang yang sedang bertarung. Betapa kemarahan seketika menyengat-nyengat perasaannya, karena dia mengira para anggota Kelompok Topeng Iblis telah mendahului perintahnya.
"Sial! Apa yang telah mereka lakukan?"
Qing Yuan mencabut salah satu dari dua pedangnya dan menebas leher orang-orang berpakaian serba hitam yang tengah membantai para pengawal dari kediaman Guo. "Berani tidak mematuhiku! Maka mati saja kalian semua di tanganku!"