Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

04. Si Cantik Bintang Perjamuan

Tiba-tiba, Yu Shan dan Jia Mi berdiri seraya ber-soja. Pria tampan itu berkata, "Kalau begitu, Yu Shan mengucapkan selamat kepada Kakak Guo dan Nyonya, atas pengangkatan Han'er sebagai jenderal muda di Kekaisaran Chu ini. Semoga saja, Han'er bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan selalu diberi kesuksesan serta keselamatan dalam setiap tugas yang dibebankan kepadanya."

Yu Shan dan Jia Mi membungkukan badannya kepada Guo Jin.

"Terima kasih, Adik Yu. Semoga kesuksesan juga selalu menyertai keluarga Adik Yu," balas Guo Jin sembari menganggukkan kepala.

Shen Ming menatap ke arah Guo Jin dan berkata, "Selamat untuk Kakak Guo atas pengangkatan keponakanku yang gagah perkasa. Aku sangat bangga dengan bocah nakal itu. Akhirnya cita-citanya tercapai di usianya yang masih sangat muda ini."

Guo Han tertawa renyah sambil berucap, "Terima kasih, Adik Ming. Terima kasih juga atas bimbingan dan nasihat darimu selama ini."

"Sama-sama, Kakak Guo." Shen Ming tersenyum Arif dan lembut.

"Selamat, Kakak Guo! Xiao Jun turut bahagia mendengarnya," seru Xiao Jun dengan bersemangat.

"Terima Kasih, Adik Xiao," sahut Guo Jin.

"Selamat! Selamat untuk Kakak Guo dan juga Han'er! Jika suatu saat dia kembali, sampaikan salamku untuknya. Salam dari calon mertuanya ini!" Shi Gao tertawa setelah selesai berucap.

Guo Jin juga tertawa atas candaan Shi Gao. "Baiklah, Adik Shi! Sepertinya keberuntungan Han'er terlalu berlipat ganda kali ini. Bahkan keturunan pangeran dari Utara Jauh pun meliriknya juga."

Shi Gao mendesah dan terlihat menjadi murung kali ini. Shi Gao berkata, "Semua itu, karena aku tak memiliki seorang pun anak laki-laki. Kadang aku bepikir, keturunan Keluarga Shi kami mungkin tak ada lagi penerus darah murninya. Bukankah itu adalah suatu kegagalanku juga?"

"Jangan sedih, Adik Shi. Kamu juga telah dianugrahi lima orang putri dengan kecantikan luar biasa. Terutama Shi Qian yang bagaikan bidadari. Hanya saja, sayangnya dia sudah menjadi milik Tuan Muda Pertama Yu." Guo Jin berusaha menghiburnya.

"Sepertinya, Ling'er-ku terlalu beruntung kali ini," ujar Yu Shan sambil tersenyum dan mempermainkan cawan teh yang ada digenggamannya.

"Kita semua beruntung. Keturunan laki-laki dan perempuan itu tak ada bedanya," ucap Shen Ming.

"Benar! Yang penting, darah kita masih mengalir dalam diri mereka!" seru Xiao Jun.

"Baiklah, kita lupakan sejenak masalah lainnya. Mari kita lanjutkan untuk bersenang-senang sampai pagi!" seru Guo Jin sembari mengangkat kembali cawan araknya.

"Mari, mari semuanya!" balas Shen Ming melakukan hal yang sama dengan Guo Jin.

"Mari!" Yu Shan menyahut.

"Mari, mari!" Shi Gao berseru lantang.

"Baiklah! Jangan kembali sebelum mabuk!" Xiao Jun dengan lantang menantang minum sambil tertawa dan langsung meneguk arak putihnya.

Mereka semua bersenang-senang dengan cara masing-masing dan tidak ada yang menyadari sama sekali, jikalau ada bahaya yang sedang mengintai mereka malam ini juga.

Sementara itu di tempat lain.

Sekelompok orang berpakaian serba hitam dengan topeng-topeng buruk di wajah masing-masing tampak tengah merundingkan sesuatu. Mereka berkumpul di rerimbunan semak belukar dengan senjata sudah tergenggam di tangan masing-masing.

"Cepat kalian masuk dan menyusup di antara para tamu itu! Berlaku lah yang baik agar mereka tidak mencurigai pergerakan kalian." Salah seorang pria bertopeng berbisik tegas.

"Baik, Ketua!" Para anak buahnya menyahut.

"Ingatlah! Tetap gunakan topeng seperti para anggota Kelompok Topeng Iblis. Kita akan gunakan nama mereka untuk pesta malam ini!" kata sang ketua. "Suruh sebagian orang kita untuk menghadang dan mengecoh pergerakan Kelompok Topeng Iblis yang dipimpin oleh Yang Shui. Ingatlah, usahakan jangan sampai mereka sampai ke tempat ini. Mengerti?"

"Mengerti, Ketua!" Beberapa orang menyahut serentak.

"Ingat juga, seret Yu Shan ke hadapanku. Aku menginginkan kitab Mata Dewa miliknya!" ujar sang ketua lagi.

"Baik, Ketua! Kami akan mengusahakan keinginan itu." jawab para anak buah dari seorang pria berperawakan tinggi, besar dan tegap yang cukup menyeramkan.

"Segera bergerak!" Sang ketua berseru.

Orang-orang itu pun serentak berhamburan guna menjalankan tugasnya.

Sementara itu di aula luar yang diperuntukkan bagi para anak muda. Para gadis saling menyapa dan bercanda satu sama lain dengan wajah cerah. Begitu pula dengan si cantik Shen Xu yang duduk bersebelahan dengan para sahabatnya. Tentu saja, gadis cantik bagai giok salju dari Utara Jauh itu langsung menjadi pusat perhatian.

Para tuan muda banyak yang melirik atau tersenyum kepadanya, hingga membuat banyak nona muda lainnya merasa iri. Pendek kata, Shen Xu saat ini menjadi bintang paling terang di acara perjamuan tersebut. Meski sikapnya teramat angkuh dan tidak suka bergaul dengan orang biasa saja.

"Salam, Nona Shen. Perkenalkan, namaku Xiao Tianzi, putra pertama dari Keluarga Xiao," sapa lembut seorang pria tampan berusia dua puluh tahunan yang duduk berhadapan dengannya.

Shen Xu tersenyum dan menjawab, "Salam Tuan Muda Xiao. Shen Xu merasa senang bisa bertemu dengan Anda."

"Saya juga senang karena bisa bertemu gadis secantik Nona Xu," balas Xiao Tianzi.

"Nona Xu memang sangat cantik, tapi kurasa ... lebih cantik lagi adiknya," celetuk Xiao Si Tian sambil melirik ke arah Shen Xu yang menjadi sangat sebal mendengar perkataan itu.

"Eh Shen Xu, bukankah kau memiliki saudara kembar? Di mana dia?" tanya Guo Yan, si putri serba ingin tahu dari Keluarga Guo.

"Untuk apa kamu menanyakannya?" tanya Shen Xu dengan nada malas. Tanpa sedikit pun menoleh ke arah seseorang yang dimaksud oleh kawannya.

"Bukankah Nona Si tadi mengatakan, jika adikmu lebih cantik darimu?" tanya Guo Yan penasaran.

Shen Xu menoleh ke arah Xiao Si Tian yang sedang melempari Xiao Tianzi kakaknya dengan kacang tanah yang digoreng dengan sedikit garam. Xiao Tianzi pun dengan cekatan menangkap butiran kacang dari adiknya dan memasukan ke dalam mulut, lalu mengunyahnya dengan nikmat.

Xiao Tianzi bertanya, "Si-Si, dari mana kamu mendengar kabar itu?"

"Aku melihatnya sendiri," jawab Xiao Si Tian dengan sikap acuh tak acuh.

"Melihatnya sendiri? Di mana dan secantik apakah dia?" tanya Guo Yan semakin merasa penasaran.

"Itu!" Xiao Si Tian menunjuk ke suatu tempat dengan gerakan dagu.

Seketika, semua mata tertuju ke arah seorang gadis bertubuh gemuk yang duduk terpisah dan menyendiri tanpa seorang pun kawan. Wajah gadis itu terlihat sangat menyedihkan. Sesekali pula, ia terlihat menggaruk beberapa bagian tubuhnya yang secara tiba-tiba terasa gatal dan perih.

Para nona dan tuan muda tercekat, tertegun dan ada pula yang langsung tertawa cekikikan di belakang punggung kawan-kawannya. Mereka merasa heran, jijik dan geli dengan penampilan saudara kembar Shen Xu. Riasan wajahnya yang tebal hampir menyerupai para pemain Opera Bian Lian dan itu sungguh sangat lucu.

"Itu dia?" Mata Nona Guo Yan terbelalak lebar.

Xiao Tianzi tak kalah kaget. "Dia?"

Gadis itu adalah Shen Ji, adik kembar Shen Xu. Meskipun mereka lahir di hari yang sama, tetapi bentuk fisik keduanya sangat jauh berbeda. Shen Ji memiliki berat badan berlebihan dengan penyakit kulit menahun yang sangat susah untuk disembuhkan.

Hal itu pula yang membuat Shen Xu merasa malu dan membenci adiknya. Terlebih lagi, sebuah perjanjian pernikahan juga telah ditetapkan orang tuanya untuk Shen Ji yang merupakan anak kedua dari Keluarga Shen dengan tuan muda kedua dari Keluarga Yu, Yu Zhen. Ketampanan Yu Zhen sangat menonjol, sehingga gadis mana pun yang melihatnya bisa dipastikan akan jatuh hati padanya. Begitu juga dengan Shen Xu yang sangat tergila-gila kepada Yu Zhen semenjak lama.

Demi mendapat tatapan aneh dari puluhan pasang mata, Shen Ji menundukkan kepalanya tanpa sedikit pun berani melihat ke arah orang-orang yang menatapnya dengan perasaaan yang sangat sulit untuk diartikan.

"Itu ... itu adikmu?" tanya Guo Yan kepada Shen Xu dengan mimik wajah tak percaya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel