BAB. 7 Bertemu Thea
Hari-hari berlalu, Jason dan Laura terlihat akrab dan selalu joging bareng setiap pagi bersama dengan Pluto, kucing kesayangan, Laura.
Tiap hari Joshu menanyakan kepada Jason apakah sudah ada informasi tentang gadis itu, namun Jason selalu menjawab, masih belum ada perkembangan apa apa.
"Sabar Tuan Bos CEO, saya pasti akan mendapatkan infonya. Akan tetapi semua butuh proses, takutnya jika saya langsung bertanya, Laura akan curiga kepada saya dan bisa saja dia akan menjauh."
"Ok, ok. Gue serahin semua ke Lo, awas aja Lo malah sibuk pacaran sama Laura, dan lupa dengan misi penting, Lo!" Ucap Zaro, mewanti-wanti kepada Jason.
"Saya tidak akan lupa, Tuan Bos, CEO." Serunya mantap.
"Kita lihat saja kelanjutannya, Tuan Muda." Ujar Calvin, masih saja meremehkan Jason.
"Besok, Saya dan Tuan Joshu akan keluar kota selama hampir seminggu lebih."
"Semoga saja pulang dari luar kota, Tuan Muda mendapat kabar yang menggembirakan hatinya."
Calvin mencoba memainkan emosi Joshu, namun rupanya tidak mempan. Bos-nya memilih untuk diam, karena saat ini, dia malah sedang membayangkan bibir wanita misterius itu, yang sungguh nikmat untuk dimainkan olehnya.
Namun Joshua mencoba membuang jauh-jauh pikirannya itu dan mencoba untuk fokus kembali bekerja.
"Kalian berdua, get out! Jangan ada yang masuk ke ruangan saya sampai jam makan siang." Ujarnya, mengultimatum keduanya.
Di suatu pagi,
Thea yang boring berada di rumah terus, mencoba menelpon kakaknya untuk meminta ijin ke rumah Laura.
Theo yang sedang kacau dengan banyaknya laporan proyek yang tidak beres segera mengiyakan permintaan adiknya.
Dengan senang hati, Thea mengucapkan terima kasih kepada kakaknya.
Dia pun segera mengganti pakaiannya, dan bersiap-siap untuk pergi.
"Bi Nunik, Aku pamit dulu."
"Lho, Nona, Anda mau ke mana? Anda belum sarapan, Nona." Nunik ingin mencegah kepergian nona mudanya itu namun telat.
"Aku mau ke rumah Laura dan aku sudah izin sama kak Theo. Bye. Bi." Serunya, setengah berteriak lalu menyuruh sopir untuk segera menjalankan mobil menujunke rumah Laura.
Pagi itu, wajah Laura terlihat berseri-seri karena tadi saat joging, Jason mengutarakan isi hatinya. Walaupun dia belum menjawab apa-apa, karena dilarang oleh pria itu. Jason ingin Laura menjawabnya dengan pikiran yang tenang, jangan terburu-buru. Dia akan menanyakan jawaban dari Laura, tiga hari dari sekarang.
Laura sedang menyiram kembang di pekarangan rumahnya, sambil melamun.
Saking asyiknya melamun. Dia tidak menyadari jika mobil Thea sudah terparkir di halaman rumahnya.
Thea segera turun dari mobil dan menghampiri Laura yang sedang melamun. Dia memperhatikan temannya yang menyiram tanaman dengan asal.
"Wei, ngelamun Lo." Laura tersentak dan mengarahkan selang air kepada Thea. Untung saja temannya itu, dengan sigap menghindarinya.
"Eh, sorry, sorry." Sambil tersenyum, dia mematikan keran air.
"Ngelamunin apa sih pagi-pagi?" Tukas, Thea.
Sementara di seberang jalan, Jason sudah melihat kedatangan gadis misterius yang selama ini dicari-cari oleh bos-nya.
Jason segera memotret Thea dengan cermat, sehingga hasil jepetrannya lebih jelas.
Dia ingin segera memberitahukan kepada Joshua hasil kerja itu.
Namun tiba-tiba dia ingat pesan Calvin, untuk tidak mengirim informasi tentang gadis misterius itu, karena dapat mengganggu kinerja Tuan Joshu. Yang bisa mengakibatkan Tuan Chairman akan mengamuk.
Jason buru-buru menghapus pesan yang akan dia kirim kepada sang atasan.
Dia sedang memikirkan bagaimana caranya bisa masuk ke rumah Laura dan mengambil foto gadis itu secara dekat, tetapi tanpa ada kecurigaan sedikitpun dari keduanya.
Sementara itu, Laura mengajak Thea untuk masuk ke dalam kamarnya. Di tangan Thea ada sekotak pizza yang dia beli di restoran cepat saji. Yang tadi dia lewati saat hendak ke rumah Laura.
Sebenarnya, Thea dilarang untuk memakan makanan fast food, namun karena hari ini dia tidak dikawal oleh para bodyguard, hal itu membuatnya bisa bebas hari ini.
Sang sopir juga sudah Thea sogok dengan lima kotak pizza dan segera menyuruh sopir itu membawa pulang pizza itu ke rumahnya dan setelah itu, dia bisa balik lagi ke rumah Laura.
Kedua sahabat itu sedang menikmati pizza sambil menonton drama Korea kesukaan mereka berdua.
Dari tadi Thea melihat jika Laura senyum melulu,
"Lo kenapa sih dari tadi gue perhatiin senyum mulu, kesambet Lo?"
"Enak aja!" Laura tiba-tiba kesal dikatain seperti itu.
"Ya udah makanya ceritain." Thea jadi penasaran.
Laura pun menceritakan awal perkenalannya dengan Jason yang sudah hampir satu bulan, dan tadi pagi Jason menembaknya.
"So sweet banget sih cerita, Lo." Ujar Thea, tiba-tiba dia mengingat cinta terpendamnya kepada Jhosu.
Akhir-akhir ini, dia sangat kangen dengan Joshu, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Thea hanya bisa melihat Joshua melalui media online secara diam-diam, karena dia tahu keluarganya dan keluarga Joshua adalah musuh bebuyutan.
Disaat keduanya sedang asyik ngobrol, ART Laura mengetuk pintu kamarnya dan berkata jika Jason sedang berada di ruang tamu dan ingin bertemu dengannya.
Laura berjingkrak kegirangan, dia segera memperbaiki penampilannya dan menarik tangan Thea menuju ruang tamu untuk menghampiri Jason.
"Apa dia orangnya?" Seru Thea, berbisik saat melihat seorang pemuda tersenyum melihat kedatangan Laura.
Laura mengangguk pelan sambil membalas senyum Jason.
Jason segera menyalakan kamera pengintai yang berbentuk pulpen yang berada di saku atas kemejanya.
Dia memperkenalkan dirinya kepada teman Laura.
Thea menjawab sapaan Jason.
"Ini Thea, sahabatku." ujarnya kepada Jason.
"Kalian teman sekolah?" Ujar Jason mengorek informasi tentang Thea.
"Aku dan Thea berteman sejak kecil, kami dari kecil satu sekolah terus, sampai kuliah pun kami satu jurusan."
"Wah seru banget ya, kalian berteman sejak kecil." ujar Jason, mengagumi persahabatan keduanya.
"Kalian udah pada tamat kuliah, kok kalian tidak mencari pekerjaan?"
"Kami sedang merintis bisnis di dunia fashion saat ini, tinggal menunggu kucuran dana saja kok dari para investor, kebetulan kami lulusan fashion designer." Ujar Thea tiba-tiba dan dibalas tatapan melongo dari Laura karena mereka berdua belum merencanakan apa-apa tentang pekerjaan. Karena, baik ayah Laura maupun orang tua Thea melarang putri kesayangan mereka bekerja.
"Wah, job planning yang keren banget." Jason mengacungkan jempolnya. Dia juga puas dengan informasi yang dirinya dapatkan, semua sesuai rencananya, tinggal satu tahap lagi yaitu menyelidiki tempat tinggal Thea.
"Oh yah Laura, aku kesini mau mengantarkan kepadamu beberapa buku bacaan, tadi selesai joging saya ke toko buku dan melihat beberapa buku yang menarik, semoga kamu suka."
Jason segera menyodorkan paper bag berisi beberapa buku yang dia beli khusus untuk melancarkan aksinya.
Kemudian dia mengangkat telponnya di depan kedua gadis itu,
"Laura sepertinya aku nggak bisa berlama-lama nih, aku baru saja ditelpon bos disuruh ke kantor, ada meeting penting."
Setelah berkata begitu, Jason segera berlalu dari situ.