Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 5 Merindukan Kekasih yang Hilang

Jason seketika menciut nyalinya saat tatapan Asisten Calvin  berubah bengis kepadanya, dan dengan cepat Jason meraih gagang pintu untuk segera keluar dari ruangan itu yang menurutnya sudah berubah menjadi neraka dunia.

"Hei, Anda mau ke mana?" Seru Calvin, yang dengan segera mencengkeram tubuh Jason ke dinding.

Jason berseru dalam hati, "waduh, alamat dipecat nih gue, boro-boro naik level!"

Namun dengan cepat Jhosu menyela, "Lepaskan dia, atau gue akan mecat Lo." Ujarnya, tajam dan menusuk.

"Lo sekarang sudah tidak becus kerja Calvin! Contohlah Mas Bro gue, ini." Ujarnya, sambil melangkah ke arah Jason dan mempersilakannya duduk di sofa di hadapannya.

Jason seketika bingung dengan tingkah Joshua yang tidak seperti biasanya, melunak di hadapan orang asing.

"Hei, dia bukan orang asing! Gue tahu pikiran Lo, Calvin!" Calvin gugup karena Si Bos tahu apa yang sedang dia pikirkan.

"Seharusnya Lo, meniru cara kerja Mas Bro gue, ini! Ujar Joshu lalu menyodorkan foto-foto Thea hasil jepretan Jason.

"Maaf, tuan CEO, bolehkah saya meminta minum, tenggorokan saya, kering dari tadi." Tanpa disuruh, Jason meminum sisa air mineral yang setengahnya sudah di minum oleh Joshu.

Joshu malah tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Jason yang sembrono.

Sedangkan Calvin yang terpaku dengan foto-foto itu, mencoba untuk mengumpulkan ingatannya dan dia pun ingat jika dirinya pernah melihat gadis di dalam foto itu.

"Calvin, mulai sekarang, Mas Bro gue ini, gue angkat menjadi asisten Lo, apa Lo mengerti?" Calvin menganggukkan kepala. 

"baik, Tuan Muda." Jawabnya.

Namun berbeda dengan respon Jason yang setengah kaget, 

"Mak-sud tuan CEO, saya menjadi asistennya Tuan Calvin?"

"Yap, tepat sekali tebakan, Lo!"

"Te-rima kasih tuan CEO, saya merasa terharu." Ujar Jason, dalam hati dia  bersorak gembira. Dia bukan hanya naik satu level dari pekerjaannya sekarang, namun lebih dari itu.

"Sekarang ceritakan, bagaimana cara Lo mendapatkan foto ini dan tolong beritahukan dimana alamat foto ini." seru Joshu, penasaran.

"Sebentar Tuan Muda, tempo hari saat saya ke mall, Nona yang ada di foto ini, tidak sengaja menabrak saya dan dia juga sedang bersama dengan Nona ini." Seru Calvin, menunjuk foto Laura.

"Tepat sekali tuan CEO. Laura, calon pacar saya memang berteman dekat dengan Nona, ini."

Joshu semakin menarik senyumnya, akhirnya penantiannya untuk mencari sang gadis misterius itu hampir mengenai sasaran.

"Mulai saat ini, kalian saya tugaskan untuk mencari tahu siapa dia." Keduanya mengangguk.

Jason lalu pamit dari ruangan Joshu setelah sebelumnya Calvin berkata untuk memindahkan barang-barangnya ke ruangannya.

"Mulai hari ini, Jason menjadi tim utama dari CEO." Perintah Joshua.

"Calvin, tanyakan kepada Jason, apakah dia mahir membawa mobil, saya ingin memperkerjakannya sebagai sopir pribadi saya."

"Baik Tuan Muda, saya permisi dulu."

Sudah lebih dari seminggu Jason dan Calvin dibuat kewalahan oleh Joshu yang terus menagih hasil kerja mereka, mencari nama dari gadis itu. Namun keduanya tidak mendapatkan hasil apa-apa.

"Jadi kalian belum juga menemukan dia siapa? Apakah kalian mau saya pecat, hah?"

"Ampun tuan CEO, jangan pecat saya." Sahut Jason, takut.

Calvin seketika menatap tajam kearah Jason si penakut itu. Karena Calvin tahu itu hanya ancaman Joshu saja.

Namun memang Jason pecicilan. Dia malah menawarkan sesuatu hal yang tidak mungkin,

"Tuan CEO, bagaimana jika kita mengintai rumah calon pacar saya, Laura. Lalu mencari informasi dari dia saja.

"Memangnya Laura mengenalmu?" ujar Calvin sinis.

"Ya, belum sih, Bro. Akan tetapi, akan!" Ujarnya dengan pasti.

Joshu seketika terdiam dan berpikir, lalu berkata, 

"Lakukan pengintaian dari sekarang."

"Siap, laksanakan Pak CEO!" Seru Jason dan buru-buru keluar dari ruangan Joshu.

Namun suara Calvin menghentikannya melangkah.

"Tunggu dulu, kamu menggunakan apa selama ini? Jika mengintai?" 

Dengan bangga Jason mengeluarkan kamera andalannya selama ini.

Calvin memeriksa kamera itu, ternyata spesifikasinya lumayan tinggi.

Sepertinya memenuhi kualifikasi untuk memotret dari jarak jauh.

Setelah Calvin merasa jika Jason memang mampu melakukan pengintaian. Dia pun melepas Jason pergi dengan satu ancaman,

 "Awas Lo, sibuk pacaran!" Jason malah terkekeh dan berkata, jika dia akan bekerja secara profesional.

Sepeninggal Jason dari ruangan Joshu. Calvin mulai berbicara serius, 

"Tuan Muda, sepertinya Nona yang anda ingin ketahui itu, berasal dari keluarga penting, buktinya dalam mesin pencarian online pun, tidak ada informasi mengenai Nona itu, jadi saya harap Anda bisa bijak dalam hal ini."

"Jadi maksud Lo, gue menyerah gitu? Dan membiarkan Chairman mencari perempuan untuk gue, lagi? Jadi mau sampai kapan gue bisa keluar dari lingkaran setan ini?"

Joshu seketika ingat, sudah dua kali ayahnya Tuan Ezer menjodohkannya dengan anak kolega ayahnya. Namun dengan keras Joshua menolak dan berdalih akan mencari calon istrinya sendiri.

Sementara itu, saat ini Theo, yang sedang merindu dengan Neira kekasihnya. Dia sengaja datang di sebuah danau di tepi kota bersama dengan Ruben, sang asisten.

Sudah hampir setahun lamanya, dia mengerahkan orang untuk mencari keberadaan Neira, sang kekasih. Namun tidak ada satu informasi pun yang ia dapatkan.

Sudah banyak uang sakunya terkuras habis demi membayar orang-orang untuk mencari keberadaan Neira, namun satu pun tidak ada yang tahu dia berada dimana.

Ruben melirik Theo yang memancarkan aura menyedihkan. 

Dari tadi dia menatap kosong ke arah di tepian danau.

Masih terekam jelas di benak nya, tempat ini adalah saksi bisu, dimana dulu dia pernah mengungkapkan perasaannya kepada Neira.

Danau ini juga, adalah tempat awal pertemuan mereka. Neira yang kala itu ingin menikmati panorama danau yang luas, tiba-tiba teriak minta tolong karena kakinya tersandung batu dan dia tidak dapat berdiri tegak.

Theo yang kala itu sedang mencoba motor gede baru miliknya, mendengar teriakan seorang gadis. Dia pun dengan cepat mencari asal suara itu. Lalu berusaha menolong gadis itu.

Nera yang hobi fotografi memang sengaja datang sendiri di tempat itu. Tanpa keduanya, duga ternyata mereka satu kampus.

Kedekatan mereka semakin intens kala Theo mengungkapkan perasaannya kepada gadis itu dan disambut dengan hangat oleh Neira.

Namun enam bulan setelah mereka jadian, Neira mulai sulit dihubungi, banyak alasan yang dia lontarkan yang menurut Theo, tidak masuk akal.

Theo berpikir jika kekasihnya mengada-ngada, terbukti saat dia melihat Neira dan Joshu berpelukan saat itu.

"Tuan,  sepertinya hujan akan turun, sebaiknya kita pulang." Perkataan Ruben membuyarkan lamunannya. Dia segera melangkah menuju mobilnya dan berlalu dari situ.

Hujan yang semakin deras turun, mengiringi kerinduan Theo yang tenggelam di telan air hujan yang membahasi bumi.

Terasa dingin dan sepi, seperti hatinya saat ini yang telah beku oleh cinta.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel