BAB. 4 Laporan dari Jason
Keesokan harinya, Joshu sedang mengikuti acara tahunan perkumpulan pengusaha-pengusaha muda Indonesia. Yang di dampingi oleh Calvin, sang asisten.
Tak terkecuali Theo, dia juga mengikuti acara tersebut.
"Bulan ini ada dua perusahaan yang sama-sama unggul, untuk itu perwakilan keduanya diundang untuk naik ke atas podium dan menerima penghargaan. "Seru MC, dari atas panggung.
Joshua sudah bersiap-siap naik ke atas podium sedangkan Theo masih terlihat santai di tempat duduknya, sang asisten, Ruben sudah mulai gelisah karena sang bos, tidak melangkah juga ke atas podium.
Joshua sudah berdiri di atas panggung. MC sudah beberapa kali memanggil nama Theo untuk naik ke atas panggung.
"Kami panggilkan sekali lagi, Tuan Theo Jacob untuk naik ke atas podium selaku CEO dari KT Corp."
"Bos, nama Anda dipanggil, apakah Anda tidak akan naik ke atas podium? Bos, saya harap Anda profesional dalam hal ini, acara ini pasti diliput oleh beberapa media, jangan sampai Tuan Kenzo marah kepada Anda." Ujar Ruben, khawatir Tuan Besar akan mengamuk lagi kepada Theo.
Dengan wajah kesal, Theo bangkit dari duduknya, dan mengancingkan setelan jasnya lalu melangkah ke atas podium.
Terdengar riuh tepuk tangan para hadirin yang berada di dalam ruangan itu melihat kedua pengusaha muda dan sukses menerima penghargaan dari penyelenggara acara.
Namun ada satu yang unik saat sesi pemotretan, keduanya tidak bersalaman dan berfoto dengan jarak yang berjauhan.
Setelah acara tersebut keduanya pun pulang ke perusahaan masing-masing.
Namun tanpa disangka kedua musuh bebuyutan itu, saat ini berada di dalam satu lift.
Hawa panas menyelimuti lift, Theo terlihat mengeraskan rahangnya mengingat bagaimana dulu Joshua dan Neira saling berpelukan. Dia sangat ingat bagaimana gadis pujaannya itu, menangis di dalam pelukan Joshua.
Joshu juga merasakan hal yang sama, seketika darahnya mendidih, jika mengingat bagaimana perlakuan Theo kepada sepupunya.
Namun berbeda jauh dengan Calvin dan Ruben, yang terlihat biasa-biasa saja.
Tanpa kedua tuan mereka tahu, Calvin dan Ruben sudah berteman sejak kuliah.
Bekerja di perusahaan yang mereka geluti saat ini adalah impian terbesar mereka sejak kuliah, dan karena kerja keras keduanya, mereka pun dipilih sebagai orang kepercayaan CEO.
Setiap akhir pekan, keduanya selalu menghabiskan waktu bersama dengan bermain game online.
Namun keduanya harus merahasiakan pertemuannya kepada orang lain, mereka takut kedua bos tahu, jika mereka berdua bersahabat.
Selama ini mereka masih profesional dengan tidak terpengaruh dengan permusuhan Theo dan Joshua.
Saat keluar dari dalam lift, terjadi ketegangan di wajah keduanya, namun Ruben dan Calvin segera tanggap dengan menghalau keduanya dan segera memisahkan mereka.
Saat Joshu kembali ke kantornya. Sekretaris Tasya mengatakan, jika Chairman sedang berada di ruangannya.
"Kendalikan diri Anda, Tuan Muda." Seru Calvin lalu membukakan pintu ruangan CEO.
Terlihat, Chairman sedang duduk di sofa dengan wajah tersenyum. Saat melihat Joshua masuk ke dalam ruangan itu.
"Anak Papi!" Tuan Ezer segera memeluk anaknya dan mengucapkan selamat kepada Joshu atas pencapaiannya.
Joshu hanya terdiam dan tidak memberi respon apa apa.
"Kapan kamu mampir ke rumah? Mami mu sudah sangat merindukanmu." Seru Tuan Ezer kepada anaknya.
Joshua lalu menjawab
"Aku akan datang jika Mami sendiri yang memintaku untuk datang!"
Terlihat ketegangan di wajah Chairman mendengar jawaban anaknya tersebut. Tetapi saat ini dia tidak ingin merusak suasana. Karena Joshu telah membuktikan jika Grey Corp mampu bersaing dengan perusahaan musuhnya.
Sejak masuk ke dunia kerja, Joshu memutuskan untuk tinggal di apartemennya sendiri. Awalnya nyonya Inge menolak keinginan anaknya tersebut. Namun karena Nyonya Inge juga tahu jika suaminya sudah sangat keterlaluan mendidik putranya maka dengan berat hati, dia pun menerimanya.
Sekali sebulan, diam-diam Nyonya Inge akan datang berkunjung ke apartemen Joshu. Sekedar untuk memasak makanan untuk anaknya itu atau pun hanya untuk sekedar melepas kangen kepada anak semata wayangnya.
Pintu ruangan Joshu di ketuk dari luar, sekretaris Tasya terlihat di pintu dan menyampaikan kepada sang atasan jika ada seorang karyawan bagian desain dan sekaligus sebagai pengintai yang ingin bertemu dengannya.
"Mana Calvin? Kok bukan dia yang tangani?" serunya, marah.
"Tuan Muda, sepertinya orang ini mempunyai informasi penting tentang gadis misterius itu. Sementara Asisten Calvin sedang berada di ruang meeting, atau saya suruh karyawan itu menunggu?" Ujar Tasua takut, melihat wajah Joshu yang menegang.
"Suruh dia masuk, dan segera panggil Calvin kesini" serunya.
Jason masuk ke ruangan Joshu.
Terlihat aura dingin di ruangan itu terlebih, Jason melihat wajah sang CEO, yang tidak bersahabat.
"Jelaskan, apa mau mu?" Ketusnya.
"Maaf Tuan CEO, jika saya lancang datang langsung ke ruangan Bapak, soalnya dari tadi saya menghubungi ponsel Asisten Calvin tapi tidak ada respon. Perkenalkan nama saya Jason, selama ini saya bekerja di bagian desain dan juga sebagai pengintai."
Jason pun menceritakan pekerjaannya selama ini, diq berharap sang CEO, bangga kepadanya dan bisa sedikit menaikkan level kerjanya.
Joshu malah merasa mengantuk mendengar cerita Jason yang membanggakan dirinya dan pekerjaannya. Namun itu dianggapnyq sebagai hiburan, karena dirinya memang sedang butuh hiburan dan menurutnya Jason sedikit kocak dan mimik wajahnya jugq lucu.
"Akhir cerita saya tuan CEO, dua hari lalu, saya melakukan pengintaian di depan rumah calon kekasih saya bernama Laura. Dulu Laura adalah adik kelas saya saat SMA, yah bisa dikatakan dia adalah cinta sejati saya, Tuan CEO, dan saya tidak sengaja memotret seorang gadis cantik, tetapi lebih cantik Laura, sih tuan." Ujar Jason sambil menyodorkan beberapa lembar foto di hadapan bos-nya.
Joshu mengambil foto-foto itu dan melihatnya, dan alangkah terkejutnya dia, saat melihat gadis yang di potret oleh Jason adalah gadis yang selama ini bikin dunianya jungkir balik.
Dengan spontan Joshua segera melangkah menuju ke arah Jason dan memegang kerah bajunya dan menghimpitnya di tembok lalu berkata,
"Di mana kamu mendapatkan foto-foto ini?" Ujarnya, geram.
Jason yang mendapat serangan tiba-tiba dari atasannya itu, merasa tercekik, karena Joshu meremas kerah bajunya dengan keras.
Seketika Calvin masuk ke ruangan CEO dan langsung berlari ke arah Joshua yang terlihat sedang menyakiti Jason.
"Kendalikan diri Anda, Tuan Muda." Seru Calvin sambil memegang tubuh Joshua yang menegang.
Joshu tersadar, seketika dia langsung melepas tangannya dari leher Jason.
Jason sampai terbatuk-batuk karena kerasnya cekikan tangan Joshua di kerah bajunya.
Joshu yang terlihat emosi, akhirnya mendapat titik terang siapa gadis itu, sehingga dia tidak dapat mengendalikan perasaannya.
Joshua segera minum air putih, yang disediakan oleh Calvin.
Dia masih menggenggam beberapa lembaran foto itu, seutas senyuman terbit di bibirnya.