Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

PART 05

Bunda Jesica tersenyum dan berkata, “Mau bunda pijitin nggak?” Satu kedipan sebelah mata ia lemparkan.

“Boleh juga tuh, tapi kan Bunda jauh?!”

“Kan Bunda bisa ke situ. Sekarang kamu lagi di apartemen, ya?”

“Serius, nih? Iya, di apartemen. Tadi sangat macet, jadi saya langsung ke apartemen saja.”

“Oh gitu? Ya seriuslah? Bunda sudah sangat kangen juga dengan kamu, Say...?”

“Ya...terserah Bunda. Saya juga kangen kok, Bun.”

“Oh, Say. Bunda bersiap-siap dulu ya? Sampai ketemu nanti, byebye, ummmach...!”

“Bye bye...!”

Zoelva menghela nafas panjang. Naluri kelelakiannya menggeliat dan bergolak. Wanita yang bernama Jesica yang suka dipanggilnya bunda itu berusia empat puluhan lima tahun, tapi daya pesonanya masih sangat kuat. Dan Zoelva tak pernah mampu untuk menolak keinginannya untuk berkencan dan memacu kepuasan birahi dengan sang nyonya. Terlebih wanita itu selalu mampu memberinya permainan dan kepuasan ranjang yang maksimal. Dan hebatnya pula, Bunda Jes sangat liar untuk ukuran wanita seusia dia. Ganas dan mampu mengimbangi keperkayaan seorang pecinta muda dan tangguh seperti Zoelva.

Bunda Jesica adalah istri dari seorang komisaris di sebuah korporasi nasional. Perkenalannya dengan sang nyonya golongan sosialita itu ketika induk perusahan yang menaungi usahanya ikut dalam sebuah pameran yang diadakan oleh sebuah konsorsium yang bertempat di sebuah conventional hall sebuah hotel di wilayah di Jakarta Barat setahun yang lalu. Kala itu wanita yang juga dipanggil Nyonya Hasyima itu datang ke pameran dengan beberapa ibu-ibu sosialita lainnya. Saat itu Zoelva yang dipercaya sebagai panitia stand menjelaskan segala hal kepada Nyonya Hasyima dekaka tentang berbagai perhiasan kelas atas yang dipamerkan di standnya. Saat itu, Nyonya Hasyima dan teman-temannya berhasil membeli banyak perhiasan mewah yang dipamerkan dengan nilai transaksi milyaran rupiah. Saat itu, ia memberikan kartu namanya kepada para nyonya kelas elite itu.

Ternyata, hampir semua nyonya sosialita itu setelah itu suka mengontaknya, baik via chating lewat WA, telepon biasa, maupun video call, di hari-hari berikutnya. Dan beberapa di antaranya ada yang berusaha mengajaknya untuk kencan, tetapi ia menolak secara halus dengan berbagai alasan halangan pekerjaan. Tentu saja, wanita mana yang tak terpesona terhadap seorang eksekutif muda model dia. Wajahnya tampan kebule-bulean dengan postur tubuh tinggi atletis. Masalahnya, tentu Zoelva memiliki selera yang tak asal juga.

Kecuali Nyonya Hasyima atau yang kemudian dipanggilnya Bunda Jesica itu, Zoelva sudah terpesona sejak pertama mereka bertemu di pameran itu. Dia memiliki kecantikan dan pesona yang mampu membangkitkan obsesi dan gairahnya. Kecantikan dari masa mudanya masih terpelihara dengan baik dengan bentuk tubuh masuk kategori seksi level satu, menurutnya. Singset dengan bentuk pinggang yang ramping dan pantat yang bulat dan indah. Sementara wajahnya mengingatkannya pada wajahnya artis dangdut Evie Tamala pada usia yang sama.

Setelah beberapa hari chatting dan video call, akhirnya ia dengan sang nyonya pun mengadakan kencan di sebuah villa di daerah puncak Bogor. Tak perlu diramalkan apa yang mereka lakukan dalam vila itu.

Namun yang jelas, saat itu Nyonya Hasyima mendapatkan sebuah pengalaman yang luar biasa dalam kehidupan ranjang. Pengalaman yang belum pernah ia dapatkan dari sang suaminya di sepanjang usia pernikahan mereka. Menurut ceritanya, sejak tiga tahun yang lalu suaminya sudah pernah mampu memenuhi kebutuhan batinnya secara maksimal akibat penyakit diabetes kronis yang menderanya. Bahkan selama itu hanya mampu meneguk kekecewaan demi kekecewaan.

Semua kekecewaannya itu dipenuhi secara tuntas dan meluber oleh sang brondong ganteng nan perkasa yang bernama Zoelva. Ia bagai seekor singa betina yang sedang menikmati pertarungan yang sangat garang dengan seekor singa jantan, dan berakhir dengan lenguhan panjang, lalu sama-sama terhempas dan terkapar dalam sebuah kedalaman yang sangat mendamaikan. Mereka mengulangnya beberapa kali, hingga mengakhirinya menjelang subuh. Jika pertemuan dalam rangka untuk memanjakan birahi itu dilakukan menjelang hari libur kerja, mereka bisa melakukan hingga pagi lalu mengakhirinya dengan pergumulan yang lebih dahsyat di kamar mandi. Wanita paruh baya itu benar-benar ingin mengambil keuntungan yang lebih dari ketangguhan yang dimiliki oleh sang singa jantan mudanya itu.

Selanjunya, keduanya saling menuntut dan membutuhkan. Tetapi kayaknya, yang lebih banyak menuntut untuk bertemu adalah sang nyonya. Walau permintaan itu tak selalu dituruti oleh sang singa jantan muda, karena berbenturan waktu dengan kesibukannya dalam bekerja, dan selebihnya karena bersamaan waktu janjian kencan dengan singa-singa betina lain. Tentu saja sang nyonya tak tahu, bahwa sang singa jantan mudanya itu adalah seekor singa jantan yang memilih wilayah jelajah yang sangat luas. Dan ia tidak harus menaruh rasa cemburu atau tersaingi sedikit pun oleh sang betina jablay lainnya.

Satu jam kemudian Bunda Jesica alias Nyonya Hasyima benar-benar telah hadir di apartemen Zoelva. Begitu pintu apartemen ditutup, Zoelva langsung menyergap tubuh wanita yang mungkin seusia ibunya itu. Bibir tebal merekah wanita itu langsung dihajarnya dengan ciuman dan pagutan yang panas, ganas, dan membara, sembari tangannya bermain di wilayah-wilayah paling sensitip di tubuh wanita yang jika di depan suaminya itu berlaku sebagai seorang wanita yang sangat taat dan seti terhadap suaminya.

Nyonya Hasyima pun tak mau kalah. Walaupun dengan berjinjit dambil setengah bergelayut di leher sang pemuda karena tubuhnya jauh lebih pendek, ia pun membalas ciuman dari sang singa pejantan mudanya dengan tak kalah ganas dan membaranya. Aroma tembakau yang keluar dari nafas pejantan mudanya tak ia pedulikan. Hajar teruuus!

Erangan dan desahannya meluncur begitu saja dari bibirnya mana manakala ciuman, jilatan, pagutan, dan gelitikan lidah pejantan mudanya beralih di telinganya secara bergantian sebelumnya beralih ke bawah lehernya.

“Wauww...!” Nyonya Hasyima terpekik ketika dengan tiba-tiba kedua lengan kokoh Zoelva mengangkat pantatnya hingga ke atas dadanya. Pelakuan Zoelva benar-benar membuatnya jadi lupa daratan dan memilih untuk terhempas oleh gelombang samudra perzinaannya dengan sang eksekutif muda nan tampan dan perkasa.

Beberapa menit berlalu, nyaris semua pakaian yang melekat di tubuh bagian atas keduanya telah terbang entah kemana. “Aku sayang kamu, Bunda Jesss....,” desah Zoelva di tengah-tengah nafasnya yang memburu dengan mata terpejam sembari sembari membelai dan mengacak-acak rambut Nyonya Hasyima yang saat itu tengah berlutut di depannya menggarap bagian bawah tubuhnya. dengan rakusnya.

“Bunda juga menyayangimu, kuda jantanku...,” sahut Nyonya Hasyima menatap wajah Zoeva dengan mendongak, lalu kembali ‘bekerja’ dengan penuh semangat yang membara.

Tak berlangsung begitu lama, Nyonya Hasyima berdiri. Sepasang matanya sayunya makin sayu dan memohon, “Sayang, puaskan bunda...Perlakukan bunda seperti apa pun yang kamu inginkan...oohhh...sayaang, bunda sudah nggak tahan....!”

Zoelva mencengkeram lengan sang singa betina tuanya, membawanya ke pinggir tempat tidur, lalu membalikkan tubuhnya hingga membelakanginya. Satu dorongan dan sentakan yang kuat, membuat Nyonya Hasyima terpekik dan mendesah kuat dengan wajah mendongak.

Selanjutnya bermainan mereka makin liar dan panas dengan mempraktekkan berbagai variasi. Andaikata mereka melakukannya di ruang terbuka, bisa jadi desahan, erangan, dan teriakan-teriakan mereka cukup untuk mengagetkan burung-burung dan bangsa lelembut yang sedang terlelap, hehehe. Huahh...!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel