Bab 3 Dahsyatnya Genjotan Pria Sixpack
Gerakan Hery pun menggila diujung-ujung pergumulan mereka tanda kalo sebentar lagi mereka akan mencapai puncak kenikmatannya. Saat yang bersamaan kedua tangan Linda makin kencang memeluk dan bahkan mulai mencakar punggung kekar berotot milik Hery.
“Heughh..Heughhh...plokkk..plokkk..arghh..arghhh!” Genjotan rudal Hery ke liang basah milik Linda sudah begitu derasnya, wajah Hery serta Linda pun semakin menegang saling bertatapan dan akhirnya.....
“Crotttt..Crottt..Crottt....Serrr..Serrr..ahhh..owhhh..ahhh..Ngentottttt..enakkk..ahhhh!” Semburan peju milik Hery pun muncrat dengan derasnya sementara Linda berteriak melepaskan hasratnya dengan kata-kata joroknya untuk menambah nikmatnya orgasme mereka berdua saat itu.
Untuk beberapa saat mereka berpelukan sangat erat sambil menunggu kedutan kelamin masing-masing selesai memuncratkan cairannya. Setelahnya mereka pun kembali berpagutan untuk menuntaskan nafsu yang tersisa.
“Ceppp..Cupp..Mmpphh..Cupp..ahhhh!” bibir keduanya saling berpagutan dan peluh keringat nampak di wajah mereka namun senyum kepuasan sangat terlihat di wajah keduanya.
Sambil terlentang dan dada megap-megap karena sehabis bertemur penuh gairah dan cukup menghabiskan energi, Linda pun menatap wajah Hery sambil mengelus-elus otot lengan Hery yang sangat keras dan menggelembung itu.
“Kamu luar biasa banget Hery, aku sudah lama gak digenjot senikmat itu!” ucap Linda sambil mengelus wajah Hery yang masih terbaring disisinya.
“Tante puas gak tadi?” tanya Hery sekedar basa-basi.
“Bangettt...bahkan pengen lagiii..hihi!” ucap Linda sambil mengerlingkan matanya.
“Pekan depan aku mau ajak Tante menginap di pinggir pantai sambil kita bercinta disana, mau gak?” ungkap Hery sambil tersenyum menatap wajah cantik Linda.
“Owhhh...beneran Hery? Aku mau banget pastinya!” timpal Linda dengan bersemangat.
“Tapi apakah om Bram gak curiga nanti?” selidik Hery bermaksud mengetes keinginan Linda.
“Gampanglah itu, itu urusanku dengan suamiku, intinya kita pasti bisa jalan, hehe!” balas Linda dengan bersemangat.
“Ok deh, kalo gitu sekarang ikut aku mandi yuk!” ajak Hery yang tanpa menunggu jawaban Linda, tau-tau tubuh kekar Hery telah menggendong tubuh telanjang Linda untuk menuju masuk ke kamar mandi. Disana sambil mandi mereka kembali bermesraan sambil membersihkan tubuh mereka dari sisa-sisa pertempuran sebelumnya di ranjang.
***
Hari itu, setelah beberapa malam yang penuh gairah di rumah Hery, Tante Linda dan Hery bersiap-siap untuk melanjutkan petualangan mereka.
Setelah mereka bersiap, Hery mengajak Tante Lind apergi ke pantai. Mereka mencapai pantai yang indah dan sepi, hanya terdengar suara ombak yang tenang. Pasir putih meluas di bawah langit biru yang cerah.
Hery (sambil tersenyum): "Lihatlah, Tante Linda. Kita bisa memiliki pantai ini sendiri."
Tante Linda (terkesima): "Ini luar biasa, Hery. Aku tak sabar untuk menikmati waktu bersamamu di sini."
Mereka duduk di pinggir pantai, merasakan lembutnya pasir di bawah kaki mereka. Suasana damai pantai yang sepi membuat mereka semakin dekat satu sama lain.
Hery: "Tante Linda, bagaimana kalau kita bermain air sebentar?"
Tante Linda (tersenyum): "Kenapa tidak? Ayo!"
Mereka berdua berlari ke air, tertawa-tawa seperti anak-anak. Hery dan Tante Linda saling berkejaran, menciptakan momen keceriaan di pinggir pantai yang indah.
Setelah bermain air, mereka kembali ke tepi pantai dan duduk di atas selimut yang mereka bawa. Matahari mulai tenggelam, memberikan panorama senja yang spektakuler.
Hery (menggoda): "Tante Linda, aku benar-benar bersyukur bisa menghabiskan waktu ini bersamamu."
Tante Linda (tersenyum): "Sama, Hery. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan."
Mereka saling berpandangan, dan tanpa kata, mereka tahu bahwa keintiman mereka belum berakhir. Tante Lindamengambil ponselnya dan memberi tahu Om Bram bahwa dia akan menginap di pantai karena urusan bisnis yang mendesak.
Om Bram (mengirim pesan): "Baiklah, sayang. Ingatlah untuk berhati-hati dan beritahu aku jika ada sesuatu."
Tante Linda (membalas): "Aku pasti akan melakukannya, Bram. Jangan khawatir."
Setelah mendapatkan persetujuan dari suaminya, Tante Linda dan Hery melanjutkan malam mereka dengan berjalan-jalan di sepanjang pantai yang indah. Mereka berbicara tentang mimpi dan harapan mereka, berbagi cerita hidup yang lebih dalam.
Selanjutnya mereka menemukan sebuah gua yangs epi dekat pantai itu dan Hery serta Tante Linda pun mengamati gua yang tersembunyi di dekat pantai yang sepi. Terlihat gelap di dalamnya, tetapi keinginan untuk menjelajahi tempat baru dan berduaan tanpa hambatan membuat mereka tidak bisa menahan diri.
Hery (sambil tersenyum): "Apa kamu ingin melihat apa yang ada di dalam gua, Tante Linda?"
Tante Linda (dengan tatapan penuh antusiasme): "Tentu saja, Hery. Mari kita coba!"
Mereka memasuki gua dengan hati-hati, langkah mereka bergema di dinding batu. Cahaya senja dari luar memantulkan ke dalam gua, memberikan sedikit penerangan di dalamnya. Setelah beberapa langkah, mereka menemukan area yang cukup luas dan cocok untuk beristirahat.
Hery: "Ini tempat yang sempurna untuk berdua, bukan?"
Tante Linda (tersenyum): "Benar, Hery. Tidak ada yang bisa melihat kita di sini."
Mereka duduk di lantai gua yang dingin, merasakan suasana yang sepi dan damai. Ombak yang tenang di luar gua ikut menciptakan latar belakang yang romantis.
Hery (sambil menggenggam tangan Tante Linda): "Tante Linda, aku tidak tahu apa yang terjadi antara kita, tapi aku merasa begitu dekat padamu."
Tante Linda (mengangguk): "Aku juga merasakannya, Hery. Ini mungkin terdengar gila, tapi gua ini seperti melambangkan rahasia kita bersama."
Mereka saling bertatapan, tanpa perlu banyak kata. Hery melepaskan baju Tante Linda dengan lembut, memperlihatkan tubuhnya yang memesona. Tante Linda dengan senyum yang penuh hasrat melepaskan pakaiannya, dan dalam sekejap, gua itu menjadi saksi dari keintiman mereka yang kini telah sama-sama telanjang bulat bersiap untuk bercinta dengan sepenuh hasrat di dalam gua sunyi dan eksotis itu
Hery (dengan penuh kelembutan): "Kita serasa memiliki dunia ini untuk kita sendiri, Tante Linda."
Tante Linda (tersenyum): "Iya, serasa kita yang punya."
Mereka merasakan kehangatan tubuh satu sama lain di dalam kegelapan gua yang indah itu. Suara ombak yang tenang dan gemuruh alam menjadi latar belakang bagi momen keintiman mereka. Tidak ada yang bisa mengganggu, tidak ada yang perlu mereka khawatirkan.
Tante Linda (sambil mendekap Hery): "Aku merasa begitu bebas di sini. Terima kasih, Hery."
Hery (mengusap lembut punggung Tante Linda): "Aku pun bersyukur bisa bersama denganmu, Tante Linda. Kita akan menjalani petualangan ini bersama, bukan?"
Tante Linda (mengangguk): "Ya, bersama."
Malam itu, di dalam gua yang tersembunyi, Tante Linda dan Hery menjalani momen keintiman mereka tanpa batasan. Mereka membiarkan diri mereka tenggelam dalam perasaan yang tumbuh di antara mereka, merayakan keindahan hubungan yang mereka temukan di pantai yang sepi dan dalam gua yang penuh misteri. Setiap sentuhan, setiap ciuman, menjadi bagian dari kisah rahasia yang hanya mereka berdua yang tahu.
Gempuran tubuh kekar Hery ke tubuh telanjang Linda yang seksi berakhir dengan teriakan, lenguhan dan desahan bersama dari bibir keduanya yang bergema di dalam gua itu menandakan mereka kembali berhasil menggapai puncak kenikmatan yang memang telah mereka incar sebelumnya.
---SELESAI---
Silakan lanjutkan membaca Novel ini di halaman berikutnya karena ada cerita pendek Kisah Gairah Membara lainnya yang juga sangat menarik untuk anda baca dan anda ikuti hingga tuntas. Judulnya adalah ‘Nafsu Gila Calon Pengantin’. Selamat membaca dan selamat menikmati!