Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1 Dahsyatnya Genjotan Pria Sixpack

Tante Linda duduk di sudut gym, napasnya terengah-engah setelah selesai sesi latihan yang intens. Tubuhnya yang seksi terlihat begitu menawan dengan setelan olahraganya yang ketat. Di seberang ruangan, Om Bram suami tante Lindayang mulai loyo di usia 50 tahun, sibuk mengobrol dengan teman-temannya, kurang tertarik pada senam dan kebugaran seperti Tante Linda.

Tiba-tiba, pandangan Tante Linda tertuju pada seorang pria berpostur tinggi, berdada sixpack, yang sedang melakukan latihan beban di dekatnya. Pria itu bernama Hery, berusia sekitar 30 tahun, dan terlihat begitu menarik. Tante Linda merasa denyut jantungnya berdegup lebih cepat menatap tubuh kekar dan dada sixpcak yang dimiliki pria yang baru ia lihat itu di pusat kebugaran.

Tante Linda (berbisik pada dirinya sendiri): "Wow, nampaknya dia sungguh luar biasa tenaganya. Mungkin akan menyegarkan banget nih kalo suatu saat aku bisa digenjot dia, hihi!"

Tak lama kemudian, Tante Linda memutuskan untuk mendekati Hery yang masih sibuk dengan latihannya.

Tante Linda (sambil tersenyum manis): "Halo, saya Lina. Kamu baru di sini, ya?"

Hery (sambil tersenyum ramah): "Halo, Tante Linda. Ya, saya baru bergabung. Namaku Hery."

Tante Linda (tersenyum menggoda): "Oh, biasa dipanggil Hery, ya? Menarik. Bagaimana kalau kita latihan bersama?"

Hery (tersenyum): "Tentu saja, saya senang bisa berlatih bersama Anda, Tante Linda."

Mereka pun mulai berlatih bersama, dan percakapan mereka semakin hangat. Tante Lindatidak bisa menahan diri untuk tidak terus memuji kekar dan berototnya Hery.

Tante Linda: "Kamu sungguh kuat, Hery. Bagaimana bisa tubuhmu sefit ini?"

Hery (tersenyum): "Saya rajin berolahraga dan menjaga pola makan. Sehat itu penting, bukan?"

Tante Linda: "Benar sekali. Aku juga sangat mengutamakan kesehatan."

Seiring berjalannya waktu, Tante Linda dan Hery semakin dekat. Mereka sering berbicara setelah latihan, berbagi cerita tentang kehidupan sehari-hari. Hery terbuka tentang kehidupannya yang masih lajang, sedangkan Tante Linda membagikan kisahnya dengan Om Bram yang semakin kurang memperhatikannya dan tante Lindablak-blakan kepada Hery kalo Om Bram sudah loyo kala bercinta dengan Linda di ranjang .

Hery (berbisik pada Tante Linda): "Tante Linda, saya ingin tahu lebih banyak tentang Anda. Apa yang membuat Anda begitu menarik?"

Tante Linda (tersenyum nakal): "Oh, saya hanya menjalani hidup saya dengan sebaik mungkin. Terkadang, kita butuh sesuatu yang baru untuk membuat hidup lebih berwarna, bukan?"

Hery (tersenyum penuh makna): "Saya setuju. Terkadang, kita perlu mengambil risiko untuk mendapatkan apa yang kita inginkan."

Pertemanan mereka semakin berkembang, dan hasrat Tante Linda terhadap Hery semakin sulit untuk dikendalikan. Suatu malam, setelah latihan selesai, mereka berdua duduk di sudut gym yang sepi.

Hery (serius): "Tante Linda, saya merasa ada sesuatu di antara kita. Bagaimana kalau kita memberi kesempatan pada hasrat kita ini?"

Tante Linda (tersenyum): "Hery, saya merasa hal yang sama. Aku gak sabar pengen gituan sama kamu Hery! Hihi!"

Hery (sambil menatap dengan pandangan penuh nafsu pada Tante Linda): "Apakah Anda bahagia dengan suamimu? Kalau tidak, kita bisa mencoba sesuatu yang baru bersama."

Tante Linda merenung sejenak, melihat ke arah Om Bram yang sedang sibuk berbicara dengan teman-temannya. Dalam hatinya, Tante Linda merasa bahwa inilah saatnya untuk mengambil keputusan terutama untuk menuntaskan hasrat birahinya yang belakangan tak bisa disalurkan secara maksimal dengan suaminya, Om Bram.

Tante Linda (dengan tekad yang membara): "Baiklah, Hery. Kita akan mencoba sesuatu yang baru bersama."

Karena Om Bram masih ada bersama Tante Linda di pusat kebugaran itu akhirnya terpaksa Linda dan Hery mencoba menahan diri terlebih dahulu agar tak dicurigai oleh suami Linda itu.

Mereka pun beralih dari obrolan santai menjadi sesuatu yang lebih intim. Percakapan yang sebelumnya penuh tawa dan ceria, kini berubah menjadi dialog penuh gairah dan keinginan. Tante Linda dan Hery, dua jiwa yang terjebak dalam keinginan masing-masing, memulai babak baru dalam hidup mereka.

***

Malam harinya, setelah Om Bram tertidur pulas sekitar pukul 21.00, Tante Linda dan Hery mulai saling berkirim pesan mesra dan intim melalui aplikasi pesan singkat. Mereka berdua merasa semakin terhubung satu sama lain, tak sabar untuk menjalani pertemuan yang telah mereka janjikan. Pesan-pesan mereka penuh dengan kata-kata manis dan janji-janji yang membuat hati mereka berdebar-debar.

Tante Linda (mengirim pesan): "Hery, malam ini sangat istimewa berkatmu. Terima kasih untuk membuat hidupku lebih berwarna."

Hery (membalas): "Tante Linda, kamu begitu menakjubkan. Aku tak sabar untuk menjalani momen indah bersamamu."

Percakapan mereka pun semakin panas, penuh dengan kata-kata bernuansa gairah dan keinginan. Tante Linda dan Hery saling berbagi fantasi serta mengungkapkan hasrat mereka satu sama lain. Tak lama kemudian, mereka mulai saling mengirim foto masing-masing dengan pose yang menantang dan memancing hasrat birahi, memperkuat hubungan mereka yang semakin dalam.

Tante Linda (mengirim foto): "Kamu suka foto ini, Hery?"

Hery (membalas dengan senyum): "Sangat suka, Tante Linda. Kamu begitu memikat." Tanpa terasa rudal Hery mengeras menatap foto seksi Tante Linda.

Malam itu berlalu dengan percakapan dan pertukaran foto yang semakin intens. Akhirnya, karena tak tahan lagi, mereka memutuskan untuk bertemu di rumah Hery dua hari lagi. Janji itu membuat mereka semakin tidak sabar dan mendebarkan. Mereka berencana untuk menjalani malam yang penuh gairah dan keintiman.

Tante Linda (mengirim pesan): "kita memang harus segera bertemu, Hery. Aku sudah gak tahan nih!"

Hery (membalas dengan penuh antusiasme): "Aku juga gak tahan pengen anuan, Tante Linda. Besok-besok akan akan menjadi malam yang paling nikmat kayaknya buat kita, hehe!"

Dua hari kemudian, saat matahari mulai tenggelam, Tante Linda menyelinap keluar dari rumahnya untuk menyusuri malam menuju rumah Hery. Hatinya berdebar-debar dalam rangkaian emosi campuran. Mereka pun bersiap-siap untuk menjalani malam yang akan mengubah arah hidup mereka.

Tante Linda melangkah dengan hati yang berdebar menuju pintu rumah Hery. Saat pintu terbuka, dia tak dapat menahan kagumnya melihat interior rumah yang begitu romantis. Lampu temaram menghiasi ruangan, meja makan dihiasi lilin aromaterapi, dan suasana hangat memenuhi udara. Hery sudah menyiapkan semuanya dengan begitu sempurna.

Hery (sambil tersenyum): "Selamat datang, Tante Linda. Aku harap kau menyukai kejutan ini."

Tante Linda (tersenyum): "Wow, ini luar biasa, Hery. Kamu sungguh membuat malam ini istimewa."

Mereka berdua duduk di meja makan yang dihiasi dengan bunga-bunga segar. Percakapan mereka semakin intim, terhanyut dalam suasana yang begitu romantis. Namun, Tante Linda tidak bisa mengabaikan pesona fisik Hery yang begitu menggoda.

Hery (berdiri): "Apa boleh aku tawarkan minuman untukmu, Tante Linda?"

Tante Linda (mengangguk): "Tentu, Hery. Aku sangat excited disini dengan layananmu."

Hery pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman, dan saat dia kembali, Tante Linda melihatnya hanya mengenakan celana boxer ketat yang menonjolkan tubuh kekar dan sixpacknya. Pemandangan ini membuat hati Tante Linda berdegup lebih kencang.

Tante Linda (berbisik pada dirinya sendiri): "Dia benar-benar mempesona. Aku harus tetap tenang."

Hery duduk kembali di hadapan Tante Linda, sambil menyajikan minuman dengan senyuman nakal di bibirnya.

Hery: "Bagaimana rasanya melihat interior rumahku, Tante Linda?"

Tante Linda (tersenyum malu-malu): "Sungguh indah, Hery. Kamu tahu cara membuat seorang wanita terkesan."

Hery (menggoda): "Aku hanya ingin malam ini menjadi istimewa untukmu."

Percakapan mereka berlanjut, dan Hery sengaja membawa pembicaraan ke arah yang lebih intim. Sementara mereka saling bertukar pandangan, Hery dengan lembut mendekatka dirinya kepada Tante Linda, sengaja memperlihatkan dada sixpacknya yang begitu menggoda.

Hery: "Tante Linda, apakah kamu merasa nyaman di sini?"

Tante Linda (tergoda): "Sangat nyaman, Hery. Kamu tahu cara membuat seseorang merasa istimewa."

Hery (berdiri): "Aku ingin membuat malam ini tak terlupakan, Tante Linda."

Perlakuan Hery itu pun mulai membuat Tante Linda semakin sulit untuk menahan diri.

Tante Linda(berdebar): "Hery, kamu..."

Hery (memotong): "Tidak perlu kata-kata, Tante Linda. Biarkan tubuh kita yang berbicara."

Tante Lind adan Hery pun saling merangkul, membiarkan keinginan yang terpendam meledak dalam momen keintiman mereka. Malam itu, di dalam rumah yang romantis dan terang benderang, Tante Lindadan Hery memulai babak baru dalam hubungan mereka, di dunia keintiman yang penuh dengan hasrat dan gairah.

“Ceppp..Cuppp...mmpphh..Cuppp..ahhhh!” mereka pun mulai berciuman mesra dan makin lama terasa semakin panas dan menggairahkan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel