Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

Cellyn tak mampu menjawab pertanyaan yang di lontarkan Alex, entah lidahnya serasa berat mengungkapkan kejadian tadi sore itu.

Alex memandang tubuh adiknya dengan  pakaian yang sangat seksi dan memperjelas setiap lekuk tubuh, terlihat wajah kurang enak disana, "siapa yang menyuruhmu berpakaian seperti ini?" Alex memutar tubuh Cellyn.

Cellyn hanya menoleh namun ia sama sekali tidak berani menatap kedua mata itu, "itu kak," Cellyn menimang sebuah jawaban.

Ia melihat serius wajah ketakutan yang berada di depan, "itu apa?"

Kedua bola mata Cellyn seperti mencari sebuah jawaban, jawaban, dan hanya jawaban, "Cellyn baru saja dari acara," ucap Cellyn pelan.

Alex sedikit curiga dengan gerak gerik mata itu, "acara? Acara apa? Hingga seperti ini?" Tanya Alex.

"Acara pesta ...yaa.. pesta,"

Alex melonggarkan pegangan tangannya dan mengandeng adiknya menuju kamar.

Saat di lantai atas ia mengajak nya duduk dan Alex memegang kedua pundaknya, "denger ya Cellyn, kau harus dengar ini, kak Alex tidak suka baju yang kamu pakai kayak gini.. adik Alex sudah cantik tanpa harus berpakaian seksi," ucapnya lembut.

Alex mengambil selimut dan di tutupkan di atas bagian dada adiknya yang hampir mencuat karena terlihat, "udah sana bersih-bersih terus tidur,"

Cellyn hanya diam menunduk merasa bersalah, "kakak maafin Cellyn."

Bahkan untuk memarahinya pun hati serasa tak sudi sebagai kakak.

"Iyah kakak udah maafin, jangan kamu mengulangi lagi, oh ya mama sama papa ke France, jadi mungkin beberapa minggu lagi mama sama papa pulang,"

Gadis itu hanya mengangguk dan mengerti, " Iyah kak,"

Suara ponsel Alex berbunyi di dalam sakunya dengan cepat Alex mengangkat nya.

"Lex,"

"Ada apa?"

"Lex cepet ke bar! Rayler sedang mencarimu, dia menantangmu untuk main,"

"Katakan padanya, bersiaplah kalah."

"Okey, cepatlah Lex! Dia sedang menunggu mu."

"Okey." Alex mematikan telepon.

Alex menghampiri Cellyn mengusap rambutnya. "Cellyn tunggu sini ya, kakak ada urusan." Ucap Alex tersenyum manis.

"Kakak mau kemana?"

"Biasa urusan lelaki,jangan kemana-mana!" Alex pergi meninggalkan Cellyn.

"Apa wanita tidak boleh tau urusan lelaki?" batin Cellyn melihat kepergian Alex dari kamarnya.

**************************

Beberapa saat kemudian...

Alex memasuki bar itu tentu sudah Ditunggu oleh Steven, Nathan dan beberapa teman lainnya. Saat mereka  bertemu  saling berjabat tangan dan tersenyum di tengah-tengah keramaian musik malam itu.

Di sisi lain komplotan Rayler menikmati pemandangan itu dengan beberapa minuman di meja.

Rayler beranjak dari duduknya menghampiri Alex yang sedang asyik entah apa yang ia bicarakan.

Alex menoleh melihat kedatangan Rayler, berpakaian serba hitam yang berjalan menghampiri, "Nyalimu besar juga," ucap Rayler mengatakan nya seraya langkah kakinya yang semakin dekat.

Rayler berjalan santai dengan tangan kanan di masukan ke dalam saku celananya dan duduk di samping Alex, "santai lah sedikit Alex, diriku belum memulai permainan, bagaimana jika sekarang kita mulai."

Alex hanya tersenyum kecut mendengar itu, "ku harap kau tidak akan kalah untuk kedua kali."

"Bagaimana jika pertemuan ini kita gunakan untuk bermain billiard." ajak Rayler.

Alex tidak keberatan dengan permainan itu, lagipula ia bisa di bilang ahli dalam hal itu, " baiklah."

Rayler menelantangkan kedua tangannya di atas meja, "tapi kali ini, bawalah kekasihmu, dan aku akan membawa kekasihku, hmm.... upss bukan, bisa di bilang hanya wanita koleksi ku," Alex di buat kebingungan dengan perkataan Rayler.

Alex mencari tahu apa maksud dari ucapan Rayler, " apa maksudmu?"

"Begini Alex, kau bawa kekasihmu kemari, dan jika kau kalah dalam permainan ini maka imbalan nya adalah.... bagaimana jika kekasihmu bugil di tengah-tengah bar ini? begitupun aku, aku akan membawakan nya untukmu dan jika aku kalah, silahkan nikmati tubuhnya bahkan sama seperti yang ku ucapkan, kita buat persamaan yaitu bertelanjang di tengah-tengah bar ini." Panjang lebar Ray dengan gelagat tawa yang tak bisa di sembunyikan.

Alex menjadi geram dengan ucapan manusia tak senonoh di hadapannya ini, " brengsek."

Rayler hanya tertawa, "baiklah jika kau tak punya kekasih, maka gunakan ibumu? bagaimana?" Ejek Rayler.

Alex mengambil gelas kaca di depannya lalu di pecahkan tepat di kepala Rayler.

Semua minuman itu tumpah mengenai bajunya dan sedikit luka di bagian dahi. "Shit " ucap Rayler.

Rayler memegang kepalanya dan berdiri memberi tonjokan tepat di hidung Alex membuat nya terhuyung kebelakang, hidung itu mengeluarkan darah segar.

Alex maju dan melempar tubuhnya ke bawah lantai sesekali menepak nya dengan kaki. "Jangan sekali kau cantumkan nama ibuku."

Rayler memegang kakinya lalu dibanting sehingga mereka berdua berposisi sama di bawah lantai, "aku tidak perduli."

Keributan itu di krumuni banyak orang tidak ada yang berani memisahkan mereka atau imbalannya adalah bar itu akan bangkrut dalam sekejap.

Steven mencoba melerai Alex mengangkat tubuhnya membantu berdiri begitupun David berlari menghampiri Rayler.

Keduanya merasa belum puas, pukulan baru saja itu belum seru ketika hasrat masing-masing belum pass di benaknya namun temanya telah lebih dulu melerai, " lepas Stev... tangan ku ini mau memberi pelajaran untuk anak yang kurang kasih sayang karena tidak memiliki ibu," tindas Alex nada mengejek.

Itu semua mampu membuat Rayler merah padam dan merontah walau sudah di tahan oleh kedua temannya.

~**********************

"Ya ampun kakak, Cellyn bosan, ngelihat wajah kakak kayak gini terus," ucap Cellyn mengobati hidungnya yang terluka.

Alex hanya diam tanpa berekspresi menahan rasa sakit itu, "biasa ini urusan lelaki."

"Memangnya berantem sama siapa? kok sampai begini?"

Alex melirik ke adiknya, "dengan lelaki, gak mungkin kakak berantem sama cewek,"

Cellyn merasa penasaran, haruskah berantem berkelanjutan seperti ini? "Sama siapa? Namanya?"

"Gak penting siapa nama dia, kamu juga tidak tahu," bantah Alex.

Cellyn memanyunkan bibirnya merasa kesal, "seenggaknya bagaimana sifatnya?"

Alex merasa malas menjawab semua pertanyaan adiknya satu ini, "lelaki gila, pikirannya tidak waras, pokoknya aneh lah, jangan sampai Cellyn ketemu orang seperti itu,"

"Ihh dia jahat banget udah mukul kakak, kalau Cellyn ketemu sama dia bakal Cellyn bunuh itu orang." menggeram sendiri dan Alex tersenyum melihat tingkah adiknya.

"Ia pokoknya lelaki kayak gitu ga pantes buat Cellyn."

"Ia kak...Cellyn gak bakal jatuh cinta sama cowok gila seperti itu."

Alex pun memeluk tubuh Cellyn dengan hangat dan penuh kasih sayang, "makasih ya adeknya alex, udah obati kakak," gadis yang di peluk hanya mengangguk manis, "Iyah kakak."

______________________________________

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel