Bab 5
"Ray aku tidak nyaman dengan baju ini, terlalu membuka bagian dada," ucap Cellyn menutup dadanya dengan kedua tangan.
Rayler menoleh sangat syok melihat kebawah dan ke atas berulang kali sulit rasanya berkedip, ia sering melihat wanita seksi namun kini berbeda sangat mempesona.
"Kau Cellyn?" Ray meneguk ludahnya sendiri.
Cellyn masih menutupi belahan dadanya yang terlihat dengan kedua tangannya, "Hu um."
Rayler sedikit menjadi horny melihat tubuh sekretaris satu ini. Rayler berdiri dan menghampiri Cellyn memegang kedua tangan. "Tidak apa Cellyn buka saja jangan malu, lagipula kamu bukan anak kecil lagi," membuka tangan gadis itu dengan perlahan-lahan.
"Ray kita mau kemana? sepertinya ini di luar pekerjaan ku." Cellyn malu ketika Ray menatap dadanya dengan serius.
"Kita ke BAR."
"Apa? Ke bar?"
"Tidak. Janga, nanti kak Alex pasti marah,"
"Sudahlah kau aman bersamaku Cellyn, memangnya Kakak mu itu sangat menyayangimu?" Tanya Ray.
"Dia sangat sayang padaku, bahkan bila melihat ku berpakaian seperti ini dia pasti marah." Balas Cellyn sedikit sedih.
Cellyn hendak menutupi dadanya lagi dengan kedua tangan, namun tangan itu di cegah oleh Ray. "Tidak usah malu, kau sangat cantik."
"Oh ya? Benarkah jika Alex marah? Ingin rasanya ku bugili saja gadis ini dan melihat reaksi Alex." dalam hati Ray.
Mereka berdua turun dari mobil dan telah sampai di sebuah bar yaitu Good Luck Bar disana sudah ada beberapa kenalan Ray termasuk ada David dan Charlie.
Rayler mengajak Cellyn duduk disamping David. Cellyn menjadi sorotan mata nakal lelaki disana dengan belahan dada yang terlihat dan rok amat pendek tentu sangat menggoda di mata kaum Adam.
Suara musik dan lampu menjadi satu paduan di bar ini. "Ray... Dan itu? adiknya Alex kesini?" Charlie yang berbicara dengan Ray.
"Kenapa?"
"Wah gak bener Ray..."
"Aku ingin meerusak Alex lewat Adiknya, sepertinya itu sangat seru, kata dia, Alex begitu sayang sama Cellyn, apa reaksi Alex ketika dia berubah menjadi cewek super bad girl?" Jawab Ray tertawa.
Rayler menghampiri Cellyn yang sibuk duduk menutupi paha dengan tangan, "kenapa kau selalu menutupi seperti itu?" Ucap Rayler ketika melihat Cellyn namun suaranya tidak terdengar karena suara bar lebih kencang .
"Ini, minum!" Rayler menyodorkan segelas Cocktail, "Itu apa Ray?" Cellyn tak menerima gelas tersebut. "Minuman, enak." Mungkin Rayler sudah terbiasa dengan minuman semacam itu, tapi tidak dengan Cellyn. "Ray ayo pulang! pasti kak Alex mencariku," gerutu Cellyn.
"Kita bisa senang-senang terlebih dahulu Cell," terlihat raut kesal di wajah Rayler.
"Ray, aku ga suka tempat ini, terlalu berisik," teriak Cellyn agar Ray mendengar.
Semua percakapan itu tentu terdengar oleh David.
"Ray ayok pulang!" Cellyn mengoyak lengan Rayler yang sibuk meminum cocktail.
"Bukan tempat ini yang berisik Cellyn ..tapi suara mu yang lebih berisik," batin Rayler.
"Oke pulang, tapi minum ini dulu!"
"Ray sebenarnya apa tujuan kamu membawa aku kesini?"
"Aku sudah berkata ini adalah hadiah perkenalan," bohong Rayler.
Cellyn berdiri dari duduknya namun tiba-tiba ada tangan nakal lelaki menepuk pantat nya.
"Hai gadis ku, kau ingin bermain denganku?" ujar lelaki setengah mabuk itu.
Cellyn merasa ketakutan ia hanya bisa mundur kembali duduk, Rayler melihat nya hanya tersenyum merasa lucu, "baiklah kita pulang," Rayler berdiri mengandeng tangan nya dan membawa gadis itu keluar dari bar. Mereka memasuki mobil dan segera menuju rumah Cellyn.
"Cellyn, hati-hati, oh ya.. terima kasih." Rayler memegang tangan Cellyn.
"Ray jangan mengajak ke bar lagi, itu tidak baik," ucap Cellyn.
"Siapa dirimu? Mengatur ku, dasar gadis manja." Batin Rayler.
"Hmm baiklah, hati-hati." Ray berpura-pura menyetujui semua saran dari Cellyn.
Cellyn terlalu terburu-buru keluar dari mobil Limousine itu sehingga ia lupa berganti baju, meninggalkan pakaian kerja di dalam mobil Rayler dan segera masuk ke dalam mobilnya menuju pulang.
Beberapa jam kemudian.......
Dengan langkah takut gadis itu memasuki rumahnya dan melirik arah kanan dan kiri, melihat kondisi mulai sepi, Cellyn berlari dan menuju kamar secepatnya, namun tiba-tiba lampu yang tadi gelap kini menjadi terang.
"Cellyn." suara lelaki yang tak asing lagi.
Gadis itu tak berani menoleh hanya ketakutan yang terlihat, "Kakak."
Alex mendekati nya dengan cepat dan menatap Cellyn dengan serius. "Pakaian apa ini Cellyn, sejak kapan kau berani memakai pakaian seperti ini?"
Cellyn merasa nyawa nya telah di ambang pintu entah jawaban apa yang pantas keluar kali ini.
___________________________