Bab 4
"Alex papa sama Mama mau ke France jadi papa titipin Cellyn ke kamu." Ale dan Brendy yang berada di ruangan kerja Alex.
Alexi sudah terbiasa dengan papa dan mama nya yang sewaktu-waktu selalu ke France apalagi hal itu menyangkut pamannya Adra, "Iyah pa, Lexi titip salam sama paman Adra dan bibi Frella," ucap Alex ramah.
"Tapi papa belum bisa memastikan kapan kita pulang,"
"Baiklah, Alex akan menunggu papa sama Mama pulang secepatnya, nanti biar Alex yang beritahu Cellyn tentang ini,"
Ale yakin bahwa Alexi Kakak nya menjaga Cellyn bukanlah hal yang harus di bicarakan lagi, begitu pun Brendy yang sudah percaya. Segera mungkin Ale dan Brendy pergi dan menaiki pesawat pribadinya.
Beberapa menit setelah kedua orangtuanya berpamitan kini Alex kedatangan teman nya lebih tepat sahabat yaitu Steven, dan Nathan.
Alex senang temanya berkunjung walau hanya sebentar baginya sesibuk apapun pekerjaan nya tidak lah penting jika disamakan dengan persahabatan.
Steven, Nathan termasuk Alex saling mengobrol tentang keseharian mereka bercanda walau sesama mengejek, begitulah para lelaki jika berkumpul.
"Hai Alex, kapan kau akan menikah?" Steven melempar topi yang ia kenakan ke dada bidang Alex. Alex langsung menangkap topi itu dengan sigap, "Hmm.. kurasa aku akan terlalu muda jika menikah hari ini."
"Mari kita berfoto bersama, sudah lama kita melupakan hal ini," Nathan mengeluarkan ponselnya dari saku, "Baiklah." kata Steve menahan tawa.
Mereka pun seperti anak kecil ketika ketiganya sudah bersama bagaimana pun persahabatan yang sudah terjalin lama tidaklah mempengaruhi berapa usia mereka saat ini, namun ada kalanya mereka bertiga harus mengerti keadaan dan bertingkah serius apabila yang di hadapi adalah hal serius.
___****************___
Di sisi lain
Rayler menghampiri Cellyn yang sedang bekerja dengan tugasnya sedangkan dia berdiri di belakang kursi duduknya.
Semua itu tentu membuat Cellyn menjadi salah tingkah dan membuatnya terkadang menahan senyumnya sendiri ditambah mata Rayler yang memikat hati.
"Cel...setelah ini ada acara," Rayler Menaruh kedua tangan di pundak Cellyn.
Cellyn serasa geli karena jarinya yang terkadang bermain di pundak, "tidak, Ray." Cellyn berusaha tak terlihat gugup.
"Bagaimana kalau nanti sehabis pulang kita keluar sebentar, hm... omong-omong hadiah perkenalan," sekarang wajah Rayler lah yang semakin dekat dari belakang gadis itu.
Cellyn mencoba tetap santai, sungguh ketampanan pria di belakang ini mengaduk hatinya sehingga tidak bisa fokus dengan pekerjaan. "Keluar ? Dimana?" Tanya gadis itu.
"Hmm nanti akan kuberitahu, jika boleh, dengan siapa kau di antar?"
"Sendiri dan menaiki Mobil,"
Rayler membalikan kursi itu tepat di depan Cellyn dan membungkuk kan badan nya menyorot ke bawah. "Tinggalkan mobilmu disini sebentar, biar nanti kita berdua, baiklah aku tunggu sepulang ini." Rayler berdiri dan meninggalkan Cellyn yang terlihat tak percaya. Cellyn mematung beberapa detik benarkah lelaki itu mengajak nya keluar.
"Apa ini yang di maksud dengan bos menyukai sekretaris?" kata pelan Cellyn dengan sedikit bengong.
Rayler duduk di meja kerja, dengan sedikit senyum nakal. "Dasar gadis bodoh, begitu saja sudah senyum-senyum," ucap Rayler tertawa geli.
Beberapa jam kemudian....
Rayler dan Cellyn kini berada di mobil Limousine yang mewah dengan beberapa fasilitas di dalamnya.
"Cel.. gantilah baju ini," Rayler memberikan 1 set baju yang bisa dibilang SEKSI.
"Ray, ini terlalu terbuka," tolak Cellyn.
"Tak apa Cellyn, sesekali agar tubuh indah mu terlihat," balas Ray.
Cellyn merasa ragu dengan semua ini, tapi kata papa Robert, Rayler adalah orang yang baik apa mungkin Rayler berusaha jahat?
Melihat raut wajah Cellyn yang ragu Rayler tau isi dari maksudnya, "aku menunggu mu, apa kau takut terjadi apa-apa in? Tenanglah Cellyn," ucap Rayler serasa bisa membaca fikiran Cellyn lewat raut wajah.
Cellyn merasa lega dengan kata-kata itu dengan sedikit kepercayaan diri ia berjalan mundur untuk berganti pakaian dan Rayler yang berada di depan dengan asyik menonton.
Kini Cellyn sudah sangat seksi dengan penampilannya, ia menggunakan baju merah dengan rok pendek berwarna hitam di tambah wajah cantiknya sangat mempesona.
Cellyn berjalan mendekati Ray yang sibuk dengan tontonan televisi, "Ray," panggil Cellyn.
"Hmm," balas Rayler namun berfokus pada ponsel.