Bab 3
Pagi ini Cellyn sudah berada di kantor dengan baju hitam dan pantofel, memperlihatkan kesan sebagai seorang sekretaris dan rambut yang tertata rapi.
"Pagi bos," sapa Cellyn kepada atasanya Rayler Mark.
"Pagi,"
Rayler yang berada di ruang kerja dengan beberapa lembaran dokumen, "Hmm ini ada beberapa laporan yang harus di tandatangani," Cellyn menyerahkannya di depan meja Ray.
"Baiklah,"
Cellyn hanya tersenyum melihat Ray yang membaca beberapa laporan.
"Hmm kemarin malam aku melihatmu di restaurant bersama lelaki, apa itu kekasihmu?" Sebenarnya Ray tidak terlalu penting akan hal ini namun hanya memastikan saja.
"Kekasih?" Cellyn yang kebingungan.
"Hmmm baiklah maaf aku tidak akan bertanya lagi," gerutu Ray.
"Seperti nya anda salah, dia adalah kakakku," Ray berhenti membaca laporan, bulpoin nya diletakan di atas meja.
"Apa?" Rayler yang kaget bukan main.
"Ya, dia kakak saya, Alex," Cellyn menjawab dengan santai.
"Ulangi sekali lagi, aku tidak mendengar nya," bisa saja mungkin Ray salah dengar.
"Ya, Alexi Adelardo adalah kakakku, kakak kandung," Cellyn mengucapkan kembali.
Rayler tidak percaya dengan semua ini seakan jackpout kini ada di tangannya, "Jadi ...jadi dia adalah adik Alex," Dalam hati Rayler.
"Baiklah sekarang kau jangan memanggil ku sebutan Bos aku belum terbiasa dengan panggilan itu," ucap basa-basi Rayler sedikit tertawa.
"Lalu? Aku harus memanggilmu apa?" Gadis itu semakin bingung dengan sikap Rayler.
"Rayler atau Ray ...jelas?"
Cellyn tak mengerti, bagaimana mungkin seorang atasan tidak ingin di panggil bos.
Tring...tring.. suara telepon berbunyi Ray segera mengangkatnya.
"Maaf tuan, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda bernama David, Charlie, Simmons,"
"Suruh mereka masuk!" perintah Rayler dan menutup telepon nya.
"Baiklah Cellyn kamu boleh lanjutkan yang lain,"
"Baik bos," melangkah mundur dan pergi.
"Cellyn," teriak Rayler membuat Cellyn memberhentikan langkah kaki dan menoleh.
"Panggil Ray, okey...atau Rayler," Ray tersenyum pada Cellyn.
Dag..Dig..dug..hati gadis itu dibuat mabuk kepayang ...senyum Ray sungguh meluluhkan hati Cellyn, hingga rasanya seperti membutuhkan kursi roda untuk bantuan berjalan.
"Aaa..iya Ray," Cellyn segera memalingkan wajah semakin lama semakin tak kuat menahan pesona Ray.
Ketika sudah membuka pintu ia berhadapan dengan 3 orang lelaki tentu ia adalah teman Ray, namun Cellyn tidak mengenal, sehingga hanya senyum yang ia tunjukan dan dibalas dengan ketiganya.
Ketiga sempat syok, karena gadis di depannya adalah gadis kemarin yang mereka perbincangkan.
David, Charlie, Simmons memasuki ruangan dan segera menemui Ray, sebelum itu mereka sudah menutup pintu. David melihat Ray yang tersenyum sendiri dengan bermain jari .
"Ray .. kau tidak sedang gila kan?" David dan teman-teman nya menghampiri Ray.
Ray berdiri dari duduk, dan mengajak mereka bertiga duduk di sofa.
"Tidak," balas Ray nada dingin.
"Tunggu, Itu kan kekasih nya Alex," ucap Charlie.
Rayler hanya terus tersenyum dengan menggelengkan kepala. David, Charlie, dan Simmon dibuat penasaran dengan tingkah Ray.
"Dia kehabisan obat," Simmon menggaruk kepala.
"Stt...ini berita gembira," ucap Rayler dengan memainkan bibirnya dengan jari..
"Maksudmu?" Tanya Charlie tak mengerti.
"Ternyata gadis itu... gadis yang di restaurant kemarin... dan sekarang dia bekerja sebagai sekretaris sebagai bawahan ku... itu adalah..." Ray Memberi jeda.
"Kekasih nya Alex?" ucap mereka bertiga bersamaan.
"No..no..," Ray mengelengkan kepala.
"Dia adalah adik Alex, musuh seorang Rayler Mark," Rayler mengucapkan penuh dengan kesan membunuh dan sekilas matanya menjadi tajam dan menakutkan.
"Apaaa?" David Charlie Simmon tak percaya.
"Yaaa...dia adalah adiknya Alexi Adelardo...." Ray Menatap ketiga temannya secara bergantian.
"Lalu apa hubungannya?" David memelankan Suara nya takut terdengar.
"Masih bertanya? Sudah jelas apa yang akan terjadi," Rayler mengepalkan tangan.
"Tunggu...Ray... jangan bilang kau akan...." Charlie binggung meneruskan.
"Yaaa..tentu...Cellyn akan menjadi sasaran karena Alex,"
Rayler tersenyum penuh bahagia, lain dengan ketiga temannya yang saling bertatapan.
"Ray... kita tidak akan melawan wanita, Lagipula kasihan dia tidak ada hubungannya dengan semua ini," Simmon memberi saran.
"Siapa yang menyuruhmu untuk membantu ku? Aku sendiri yang akan melakukan nya," bentak Rayler.
"Ray jangan jaga batasanmu, musuh kita adalah Alex bukan adiknya, lagipula dia adalah wanita," saran Simmon.
"Di pihak Alex? Dan kau Simmon jika ingin perusahaan mall mu hancur, kuharap jangan katakan itu lagi atau kau akan tahu akibat nya," Ray mengancam Simmon.
Simmon hanya diam takut mendengar ancaman itu.
"Mmang apa yang kau lakukan Ray?" Simmon sudah K.O kini giliran David bertanya.
"Simpel, cukup menghancurkan Alex melali si cantik Acellyn Aungelina," senyum Rayler sangat puas.
"Ray jangan menjadi pengecut, Kita tidak pernah melawan wanita sebelumnya," Charlie sengaja meninggikan suaranya. Ray menoleh ke Charlie dengan marah, "Ohhh jadi kalian di pihak Alex? Silahkan, tapi Cellyn sudah di depan mata, dan tidak semudah itu melepaskan nya,"
"Lihat Lex, apa yang bakal kau rasakan melihat adiknya menangis darah," Rayler meneguk ludahnya sendiri membayangkan.
"Ray...." Ucap Charlie.
"Hmmm,"
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya mereka serentak.
"Lihat saja... Kalian pasti menikmati semua ini," ucap Ray yang misterius.
____________________________________