Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8 menyelamatkan Aya.

Seorang perempuan sudah ada bersama Ronald. Tepatnya sekarang, perempuan itu sudah ada di kamar apartemennya Ronald.

Dia adalah salah satu dari pacarnya Ronald. Ronald masih saja memperhatikan perempuan yang ada di sampingnya.

Perempuan itu, beda dari Agnes. Perempuan itu sangat pendiam, dan sangat tidak menantang.

Walau Ronald selalu di kelilingi perempuan, dan perempuan manapun bisa dia tiduri, tapi dia masih tetap saja penasaran dengan Agnes.

*Seandainya, aku bisa mendapatkan Agnes, dan bisa meluluhkan hatinya. Aku pasti akan bahagia sekali. Fikir Ronald.

" Ronald. Kita mau ngapain di sini ? " tanya perempuan cantik yang sedang duduk di sisi Ronald yang bernama Aya.

Perempuan itu tersenyum. Namun, dia tidak tahu dengan gelagat Ronald. Di lihat dari tampangnya, seorang perempuan yang bernama Aya itu adalah perempuan polos. Dia masih belum tahu menahu siapa Ronald. Mungkin dia adalah mangsa Ronald berikutnya. Entah dia akan menjadi wanita keberapa yang akan jadi korban Ronald

Ronald mendekat ke arah Aya. Aya beringsut mundur.

" A...apa...yang mau kamu lakukan Ronald...?jangan mendekat..!" Kata Aya.

" Kamu fikir, apa yang akan aku lakukan padamu Aya...?"

Aya bingung sekaligus takut. Apa yang sebenarnya akan Ronald lakukan. Apakah mungkin dia akan memperkosa Aya.

" Aku menginginkan mu Aya." Ucap Ronald.

" Apa maksudnya...?" tanya Aya.

" Sekarang, kamu harus siap Aya."

" Siap apa Ronald...?" Aya sama sekali tidak mengerti.

Aya terus saja berfikir, apa sebenarnya yang akan Ronald lakukan terhadapnya. Aya sama sekali tidak mengerti. Aya benar-benar takut. Tubuhnya bergetar hebat.

Ronald langsung saja membaringkan Aya di ranjangnya.

Aya menggeleng-geleng kan kepalanya.

" Jangan Ronald, jangan lakukan itu padaku. Aku takut Ronald."

Ronald tersenyum.

" Sayang, kamu lucu sekali. Kelihatanya kamu memang belum berpengalaman." Kata Ronald yang sekarang sudah menindih tubuh Aya.

Tidak, bagaimana ini, Ronald tidak boleh menyentuhku. Aku nggak mau, melakukan ini. Bagaimana masa depanku.

Setetes air mata Aya jatuh dari pelupuknya.

" Tolong....tolong..." Aya mulai menjerit.

" Aya, diamlah. Siapa yang akan menolongmu di sini. Tidak akan ada yang mendengarmu Ay." Kata Ronald.

Ronald tampak santai sekali, Dia kemudian memaksa mencium Aya.

Aya tampak gelagapan. Siapa yang akan menolongnya kali ini. apakah mungkin, dia akan merelakan tubuhnya itu untuk di sentuh cowok brengsek macam Ronald.

Suasana apartemen yang begitu sepi. Karena memang waktunya orang kerja. Dan Ronald mengajak Aya ke apartemennya.

Setelah lama mencium Aya, Ronaldpun melepaskan ciumannya.

" Payah sekali kamu Aya. Ciuman saja tidak bisa. Huh, " Dengus Ronald.

Aya sudah tampak menangis. Dia berharap Ronald akan mengasihinya. Aya selalu berharap agar ada yang mau menolongnya.

*Bagaimana caranya aku bisa lepas dari Ronald. Apakah aku akan mengorbankan keperawanan ku untuk cowok brengsek ini. Batin Aya.

Ronald semakin kurang ajar saja. Tangannya sudah mulai menyentuh setiap inci tubuh Aya yang masih berbusana rapi. Tangannya sudah mulai bergerilya yang membuat tubuh Aya bergetar. Ketakutan yang luar biasa di rasakan oleh Aya. Seperti takutnya Agnes, saat dia akan di peluk Ronald.

Yah, Ronald memang seperti itu. Dia sangat licik. Dia tidak bisa melihat cewek yang bening sedikitpun. Semua perempuan sepertinya akan dia sikat habis. Dan bodohnya lagi, semua menerima Ronald bahkan ada kebanyakan perempuan itu justru menyerahkan dirinya pada lelaki playboy itu.

****

Vio, Agnes dan Febri sudah tampak terburu-buru sekali untuk menemui Ronald. Mereka tahu kalau Ronald telah membawa Aya anak baru itu ke apartemennya. Aya gadis yang tidak tahu apa-apa itupun mejadi korbannya Ronald juga.

" Ayo Vio..! cepat sedikit jalannya...!" Kata Agnes.

" Iya Ini sudah maksimal kok." Kata Vio.

" Aku nggak bisa ngebayangin anak baru itu deh, bagaimana nasibnya. Mudah-mudahan kita tidak terlambat.

Beberapa menit kemudian, ketiga gadis itu masuk ke dalam apartemen. Mereka melangkah cepat untuk sampai ke ruang apartemen Ronald.

Sesampainya di depan pintu apartemen Ronald, ke tiga gadis itu berhenti.

" Aku yakin ini tempat Ronald." Kata Agnes.

" Iya. Tapi, bagaimana masuknya? Pasti Ronald sudah menguncinya dari dalam."

Kata Febri yang masih bingung

"Kita mau nyari kunci serep di mana.?"Kata Viona.

" Dobrak aja pintunya." Kata Agnes.

" Terus, siapa yang mau dobrak dong. Kamu yang mau dobrak...? " Viona menatap Agnes.

" Gila aja aku dobrak pintu. Nanti aku cari pertolongan."Kata Agnes.

Setelah itu Agnes pergi mencari orang yang mau dobrak pintunya.

Sementara kedua sahabatnya itu masih berdiri menunggu di depan Apartemen Ronald.

Beberapa menit kemudian, dari dalam, Aya sudah cukup kuat memberontak. Namun, secara tiba-tiba, Pintu apartemen terdobrak.

Agnes, Vio, Febri dan dua security, sudah tampak ada di depan apartemen Ronald. Mereka kemudian masuk ke dalam apartemen itu .Mereka melangkah dan masuk ke dalam kamar Ronald

" Hei, lepasin gadis itu...!" Kata salah satu dari security itu.

Ronald dan Aya terkejut. Ronald jadi gugup sendiri. Dia malu, karena tiba-tiba saja, Agnes dan ke dua sahabatnya, memergokinya akan memperkosa Aya.

Tanpa aba-aba Aya langsung berlari ke arah Agnes. Dia memeluk Agnes.

" Makasih ya Agnes, kamu sudah mau menyelamatkanku. Hiks..hiks..."Aya menangis di pelukan Agnes.

" Iya Aya."

Agnes melepas pelukan Aya.

" Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Agnes sembari menangkup wajah Aya.

" Nggak apa-apa. Untung kamu datang tepat waktu Agnes, kalau nggak, nggak tahu apa yang akan terjadi padaku."

Agnes tersenyum.

" Iya. Yang penting kamu selamat yah."

Ronald yang merasa malu segera memakai bajunya dan pergi meninggalkan apartemennya. Siapa yang tidak akan malu, jika dia di pergoki sedang berbuat mesum oleh security dan tiga teman sekampusnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel