Bab 6 seperti mimpi.
" Em, eh, siapa kamu? kenapa kamu ada di sini? dan mana teman- temanku?" tanya Agnes pada Andre.
" Jam berapa ini nona, lihat dulu udah jam berapa?"
" Emang jam berapa?" tanya Agnes yang matanya sudah mulai terbuka, namun baru setengah sadar.
" Ini sudah jam 12 Agnes. Sudah saatnya makan siang."
"Apa...! " Agnes terpekik. Dia ternyata tidur sudah cukup lama. Tidak lama lagi, tapi lama sekali.
Dia tidak menyangka, kalau ternyata dia tidur sudah sangat lama. Tapi, yang dia heran, kenapa tidak ada yang membangunkannya satu orangpun. Biasanya kalau dia ketiduran di kelas, pasti kedua sahabatnya itu akan membangunkannya. Tapi. sekarang tidak. Mereka justru meninggalkan Agnes sendiri.
Kenapa Vio dan Febri tidak membangunkan ku. Batin Agnes.
" Kenapa? kamu nyari teman kamu? Teman kamu sudah pergi. Mereka sudah pada pulang semua." Kata Pak Andre menjelaskan.
Agnes menatap tajam wajah Andre.
" Terus ngapain kamu di sini?" tanya Agnes dingin.
" Nungguin kamu bangun." jawab Andre
" Ha...kenapa? siapa kamu itu, dan kenapa tiba-tiba bisa ada di kelas aku.? " Agnes semakin bingung.
Andre tersenyum. Senyuman yang begitu indah. Yang membuat Agnes deg degan. Mungkinkah rasa itu adalah rasa cinta pada pandangan pertama.
Tapi bagaimana mungkin. Sementara Agnes, tidak pernah mengenal lelaki itu. Dia hanya melihatnya waktu ada di rumah Viona. Dia melihat lelaki itu, memasuki rumah mewah yang ada di komplek dekat rumah Viona.
Sebenarnya, siapa lelaki ini? kenapa dia ada di dekatku begini? apakah, dia memang hantu, atau halusinasi ku saja karena kemarin aku bertemu dengan orang sepertinya. Batin Agnes
" Hei, kamu kok malah bengong. Aku sudah mau pulang nih, Tapi aku telat gara- gara nungguin kamu bangun"
" Hei, siapa yang nyuruh kamu nungguin aku di sini. Aku nggak pernah nyuruh kamu untuk nungguin aku kok " Agnes tampak emosi.
" Hei, nggak usah segitunya dong. Ini teman-temanmu yang meminta. Dia nyuruh aku nungguin kamu di sini."
" Apa, mana mungkin. Mereka pasti akan membangunkan ku kalau mereka mau pulang." Agnes belum bisa percaya dengan perkataan Andre
" Sudah, jangan banyak bicara! Ayo kita keluar. Semua mahasiswa sudah pulang. Dan kampus sudah sepi. Kamu mau pulang, atau mau nginap di sini...?"
" Ya pulanglah,"
Andre dan Agnes kemudian pergi meninggalkan kelas. Memang benar. Kalau ternyata, kampus memang sudah sepi sekali. Tidak ada orang lagi.
Andre dan Agnes kemudian melangkah ke arah tempat parkir.
" Sebenarnya, kenapa kamu bisa ada di kampus ku? " tanya Agnes.
" Iya. Karena sekarang, aku adalah dosenmu." Kata Andre yang membuat Agnes terkejut.
" Apa...? dosen? "
" Iya. Asisten dosen lebih tepatnya. Kamu tidak mengikuti pelajaran saya kan tadi."
" Iya. Tadi aku tidur. Maaf yah Pak Dosen. Kok bisa? " Kata Agnes yang belum mengenal betul lelaki yang sedang bersamanya. Bagaiman dia tahu nama dosennya, sementara di kelas, dia tidur nyenyak sekali.
" He...he... saya ini dosen pengganti Bu Mei. Dia lagi cuti. Jadi untuk sementara saya yang menggantikan."
" Kenapa?"
" Kamu lucu. Kamu niat nggak sih kuliah...? kalau nggak niat, ya udah, mending nggak usah masuk kelas. Tidur saja di rumah." Kata Andre sedikit menyindir.
Agnes menghentikan langkahnya. Dia kemudian menatap Andre.
" Kenapa kamu ngelihatin aku kayak gitu?" tanya Andre.
" Siapa bilang aku nggak niat kuliah. Aku ngantuk banget Pak dosen." Kata Agnes ketus.
Beberapa saat kemudian, Andre dan Agnes telah sampai ke tempat parkir.
" Kamu bawa mobil sendiri Agnes...?" tanya Andre.
" Bawa kok."
" Mending, mobil kamu tinggal di sini saja dulu . Nanti aku yang akan ngantar kamu pulang."
Agnes tampak berfikir. Sebenarnya benar juga apa kata Andre. Kalau seharusnya, dia itu tidak boleh menyetir karena Agnes masih dalam ke adaan ngantuk. Dia baru bangun tidur. Jadi, untuk menyetir sendiri juga malas.
" Mungkin, seharusnya begitu Pak. Aku juga masih ngantuk." Kata Agnes.
Setelah itu Andre membukakan pintu mobil untuk Agnes.
" Ayo silahkan masuk! Nanti aku antar kamu pulang."
" Iya Pak. Terimakasih." Kata Agnes.
Andre kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Agnes sama sekali tidak menyangka, kalau ternyata, dia bisa duduk sedekat ini dengan lelaki yang hampir membuatnya mati karena pesonanya itu.
Deg deg deg...
Jantung Agnes sedari tadi berdebar-debar tidak karuan. Dia benar-benar sudah di buat setengah gila oleh lelaki yang sekarang ada di sampingnya. Agnes sudah di buat jatuh cinta pada sekali tatap oleh si duda keren anak satu itu. Jangankan Agnes, gadis sekelas Agnespun semua naksir dengan Pak Andre. Mungkin, sebentar lagi, Pak Andre akan menjadi bintang kampus menggantikan Arnold sang playpoy itu.
Agnes masih tampak melirik ke arah dosennya itu. Dia tersenyum dan masih memegangi dadanya.
Astaga, ini makhluk apaan yah, kenapa dia bisa membuat jantungku seperti ini...? Kata Agnes dalam hati.
Andre masih fokus menyetir. Namun, dia sama sekali tidak memperhatikan mahasiswinya itu. Siapa yang akan suka dengan gadis tomboy seperti Agnes. Penampilan yang selalu norak dan membuat lelaki sakit mata saat melihat penampilannya. Namun, semua lelaki justru suka memandang wajahnya yang tampak cantik walau tanpa make up.
Memang Agnes itu cantik, penampilan yang selalu norak saja sudah cantik, apa lagi jika dia berpenampilan elegan seperti wanita pada umumnya. Pasti akan banyak lelaki yang tergila-gila padanya.