Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Dosen baru.

Viona dan Febri terkejut melihat sahabatnya menangis. Dia tidak tahu ada apa dengan Agnes. Tidak biasanya Agnes menangis. Sepertinya ada sesuatu yang telah terjadi pada Agnes. Namun kedua sahabatnya tidak tahu, apa yang membuat Agnes menangis.

Agnes dengan mata yang masih sembab, mengusap air matanya yang sedari tadi mengalir di pipinya.

" Agnes, kamu kenapa?" tanya Febri yang tampak penasaran.

" Aku nggak apa- apa kok." Kata Agnes. Mana mungkin Agnes akan mengatakan pada kedua sahabatnya, kalau pagi- pagi dia sudah mendapat hadiah ciuman dari lelaki palyboy macam Ronald. Itu merupakan aib untuknya.

Agnes tidak akan mungkin menceritakannya. Apalagi pada kedua sahabatnya. Agnes takut, jika saja dia menceritakan semua itu, akan menjadi gosip seluruh anak kampusnya. Makanya Agnes memilih untuk bungkam dari pada harus mengumbar aibnya.

Kenapa,Ronald harus mencium ku. Aku jijik sekali pada dia. Dia itu playboy, bibirnya pasti sudah bekas ribuan wanita yang pernah bersamanya. Dia sama aku saja berani mencium,bagaimana dengan cewek lain, pasti dia juga akan menidurinya. Batin Agnes sambil menangis.

Sepertinya Agnes itu masih memikirkan kejadian tadi di parkiran. Bagaimana rakusnya seorang Ronald menciumnya.

Agnes kemudian mengeluarkan bukunya tanpa memperhatikan kedua sahabatnya itu lagi.

" Eh, kalian tahu nggak, kalau hari ini, kelas kita, akan kedatangan dosen baru lho. Lebih tepatnya, asistennya Bu Mei." Kata Siska seorang mahasiswi berbisik pada temannya.

" Oh, iya? wah, emang Bu Mei kemana? dia nggak masuk? "tanya Uni.

" Bu Mei itu, lagi cuti hamil." jawab Siska.

Viona Febri dan Agnes saling menatap

" Bu Mei sudah cuti hamil. Berarti, kelas kita akan ada dosen pengganti sementara?"tanya Febri pada Viona.

" Bisa jadi. Mungkin untuk tiga bulan ke depan, akan ada dosen pengganti." Kata Viona.

" Dosennya kayak apa sih, galak atau gimana. Dan dosennya itu lelaki atau perempuan." kata Febri.

" Kita lihat saja nanti."

Tak lama kemudian, seorang lelaki tampak yang usianya sekitar dua puluh lima tahunan itu masuk ke dalam kelas Agnes.

Semua mahasiswa dan Mahasiswi tak berkedip memandangnya. Cuma Agnes yang masih dengan pandangan tertunduk karena malas melihat.

Dia sedari tadi cuma membolak-balikan bukunya, mencorat-caret menulis sesuatu di bukunya. Dia masih memikirkan kejadian di parkiran. Saat bibirnya telah di sentuh oleh Ronald dan sampai membekas bengkak gara- gara gigitan kecil Ronald.

"Wah, ganteng banget tuh dosen." Kata Viona

" Iya, lebih ganteng dari Ronald." Febri menimpali.

" cek cek cek...kok ada yah, di dunia ini manusia seperti dia. Sumpah deh, cowok seperti ini nih, yang aku cari. Perfect pakai banget." Kata Viona lagi.

Viona dan Febri masih tampak terkagum-kagum. Sementara Agnes, masih melamun sampai pelajarannya pun di mulai. Entah apa yang ada di Fikiran seorang Agnes. Agnes sedari tadi hanya diam dan menyandarkan kepalanya di atas meja.

" Ehm. Selamat pagi semuanya..." Sapa Asisten dosen itu.

" Pagi Pak..." Anak-anak sekelas balik menyapa.

" Baiklah, apa kalian sudah siap untuk menerima pelajaran dari saya? " tanya dosen pengganti itu.

" Kenalan dulu dong Pak." Celetuk salah seorang mahasiswa.

" Oke, baiklah..." Asisten dosen itu menyetujui.

Kemudian asisten dosen itu memperkenalkan diri. Dia kemudian memperkenalkan dirinya.

" Baiklah, sebelum kita mulai pelajarannya, saya akan memperkenalkan diri saya dulu pada kalian. Perkenalkan, nama saya adalah AndreAryanjaya. Saya, mengajar di sini, cuma sementara, untuk menggantikan dosen kalian."

" Pak, sudah punya cewek belum Pak? Boleh dong, saya jadi cewek bapak." Celetuk Siska.

" Ih, Siska. Ganjen banget sih " bisik Viona.

Pak Andre tersenyum menunjukan gigi putinya. Dia tampak menawan sekali jika tersenyum.

"Ehm... kebetulan, saya seorang single parrents dan mempunyai satu anak tanpa istri."

Semua anak- anak mahasiswa tercengang. Begitu juga dengan Viona dan Febri. Tapi tidak dengan Agnes. Dia malah sudah tampak terlelap.

Pak Andre karena masih baru, jadi tidak terlalu lama dalam mengajar. Dia cuma memperkenalkan diri dan mencoba pendekatan dulu dengan mahasiswanya. Dia hanya memberikan sebuah perkenalan singkat, dan kebebasan mahasiswanya untuk mengenalnya lebih dekat.

Setelah kelas selesai, Semua siswa berhambur keluar kelas. Tinggal ada tiga siswi perempuan yang masih tinggal di kelas. Mereka adalah Febri Viona dan Agnes.

Pak Andre mendekat ke arah Agnes dan kedua sahabatnya.

" Ehm, kalian tidak pada pulang?" tanya Pak Andre.

Viona dan Febri menggeleng.

" Aku tidak tega Pak Andre, untuk membangunkan Agnes. Tadi pagi, dia menangis. Dan kita nggak tahu dia kenapa." kata Febri

" Iya Pak Andre. Kita mana mungkin tega meninggalkan sahabat saya ini sendiri." Kata Viona.

" Baiklah, kalian boleh pergi. Biar aku urus gadis ini." Kata Pak Andre mengusulkan.

" Tapi Pak," Kata Febri

" Sudah, pulanglah...!" Pinta Pak Andre.

" Bapak tidak akan menghukumnyakan? karena dia tidak mengikuti kelas bapak?" tanya Viona.

Andre menggeleng.

" Tidak. Lagian tadikan bapak cuma perkenalan saja. Bukan mengajar. Kalau mengajar, pasti gadis ini sudah aku bangunkan." Kata Pak Andre.

Viona dan Febri kemudian melangkah pergi meninggalkan kelas. Sekarang di kelas hanya tinggal Andre dan Agnes saja. Semua mahasiswa sudah pada pulang. Tinggal Andre yang menunggui Agnes.

Andre masih menatap Agnes.

Dia kemudian menyibak rambut panjang Agnes yang menutupi wajah cantiknya.

" Huh, dasar Mahasiswi, seperti nggak ada niat kuliah saja. Pagi- pagi gini, waktu jam kuliah berlangsung, justru dia malah enak-enakan tidur. Kalau saja aku sudah lama di sini, pasti sudah aku hukum anak seperti ini."Andre tampak menggerutu. Dia sudah di buat kesal oleh Agnes.

Agnes mengerjapkan matanya. Dia kemudian mengangkat kepalanya.Namun, Agnes terkejut dengan apa yang di lihatnya. Ternyata kedua sahabatnya telah menghilang. Kelaspun sudah terlihat tampak sepi. Hanya seorang lelaki yang masih duduk di sampingnya.

Andre melipat tangannya. Kemudian dia tersenyum pada Agnes.

" Hai nona."

Agnes tersentak. Dia tidak menyangka kalau dia akan bertemu dengan lelaki yang kemarin di lihatnya di dekat rumah Viona.

" Ha...kamu..." Ucap Agnes. Agnes sama sekali tidak tahu kalau yang ada di sampingnya itu adalah asisten dosen yang sedari tadi mengajar di kelasnya.

"Kenapa kamu kaget Agnes?"

Agnes gelagapan mau mengatakan apa.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel