Bab 4 first kiss
Pagi ini, Agnes sudah tampak cantik. Agnes sudah mengenakan kaos ketat dan celana jeans. Dia sudah tampak siap untuk berangkat ke kampus. Penampilannya, memang terkesan seperti lelaki. Maklum saja, di kampus, dia memang di juluki gadis tomboy. Namun, walaupun Agnes tomboy, tapi dia banyak yang suka.Terlebih cowok brengsek seperti Ronald.
Setelah rapi, Agnes buru- buru turun ke bawah. Dia menghampiri ruang makan. Dan sudah ada segelas susu dan roti tawar di sana. Agnes tersenyum.
" Huh, susu lagi. Nggak apa-apa deh, untuk ganjal perut." Kata Agnes sembari meraih gelas yang berisi susu itu.
Agnes meminum segelas susu itu sampai habis.
Agnes juga mengambil satu roti. Dia mengolesnya dengan selai coklat.
Walaupun cuma roti, tapi buat Agnes sedikit kenyang. Dan dia bisa melakukan aktifitas paginya. Yaitu menjalani rutinitasnya kuliah.
Setelah selesai sarapan, Agnes kemudian bangun dari duduk nya dan beranjak ke dapur berpamitan pada Bik Imah.
" Bik...bibik...aku berangkat dulu yah...! " Seru Agnes.
" Iya Non, bibik di taman belakang Non...Hati- hati Non."
" Iya Bik.. "
Setelah itu Agnes menyambar kunci mobilnya.Dia kemudian melangkah ke arah garasi. Di lihatnya pak Wandi menundukan kepala dan tersenyum. Pak Wandi adalah satpam di rumah Agnes. Dia sudah lama juga kerja di rumah Agnes.
" Selamat pagi Non," sapa Pak Wandi.
" Pagi..." Agnes balik menyapa.
" Mau berangkat Non...? " tanya Pak Wandi.
" Iya. " jawab Agnes.
"Nggak perlu pakai sopir Non? " tanya Pak Wandi lagi.
" Nggak usah. Aku nggak suka punya sopir pribadi. Ribet." Kata Agnes sembari masuk ke mobilnya.
Setelah itu dia meluncur sampai ke kampus. Agnes menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia melihat-lihat ke arah luar. Memang jalanan pagi ini, tidak begitu macet. Sehingga Agnes, bisa mengendari mobilnya dengan nyaman, tanpa ada gangguan kemacetan lalu lintas.
Sesampai di kampus, Agnes memarkirkan mobilnya di parkiran kampus. Tiba-tiba saja, Ronald datang dan langsung menggodanya. Ronal tampak mencolak- calek Agnes.
" Hai cantik..." sapa Ronald dengan seringai liciknya.
" Ronald, kamu ini apa- apaan sih...! " Ucap Agnes ketus.
Ronal mencolek pipi Agnes. Membuat Agnes risih.
" Jangan sentuh- sentuh aku...!"
Ronald tersenyum.
Apa arti senyum itu. Itu senyum yang menggoda setiap cewek agar bisa takluk dan jatuh kepelukanya. Dan siapa yang tahu kalau di hati Ronald, Ronal, juga menginginkan Agnes untuk jatuh kepelukanya. Dia mengingin kan Agnes seutuhnya. Dia selalu penasaran dengan sosok Agnes. Di dunia ini, cuma Agneslah seorang cewek yang sudah berani menolaknya.
" Agnes, ayolah Agnes, jadi pacarku. Aku janji aku pasti bisa membahagiakan mu"
" Apa...? aku harus pacaran sama kamu. Cih, nggak sudi aku. Mending aku jomblo seumur hidup dari pada aku harus menerima kamu jadi pacar aku."
Ronald sepertinya sudah mulai emosi. Rahangnya tampak mengeras. Dia mengepalkan tangannya geram. Dia kemudian, semakin mendekat ke arah Agnes. Tanpa aba-aba dia mencium bibir mungil Agnes. Membuat Agnes tidak bisa bernafas karena ciuman Ronald.
Ronald tidak berhenti mencium, dia justru semakin menekan kepala Agnes.
Agnes, terus saja memberontak.Dia mencoba mendorong tubuh Ronald. Namun, Ronald terlalu kuat.
Setelah puas, Ronaldpun menghentikan ciumannya. Ciuman yang sama sekali tidak Agnes balas. Karena Agnes jijik dan dia menutup mulutnya rapat-rapat waktu Ronald menciumnya.
Agnes mengusap bibirnya sendiri. Yah, ciuman pertamanya, akhirnya Ronald juga yang mendapatkannya.
Plak... Satu tamparan keras mendarat di pipi Ronald.
" Dasar lelaki kurang ajar! lelaki brengsek! kenapa kamu menciumku!" Kata Agnes dengan nafas yang masih tersengal dan bibir yang masih membengkak gara- gara ulah Ronald
" Agnes, itu tadi tidak seberapa, aku bisa memberikanmu lebih dari itu.Aku bisa membahagiakanmu Agnes.Kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau. Aku bisa memberikanmu kenikmatan yang luar biasa, dan susah kamu lupakan."
" Tidak bajingan. Apa kamu fikir aku akan merelakan tubuh ini untuk kamu sentuh? tidak Ronald."
" Apa kamu sedang menantang ku Agnes. Oke, kamu bisa lihat saja nanti. Aku yakin dan akan aku pastikan, kalau kamu suatu hari nanti akan jatuh kepelukanku. Dan akan aku pastikan, kalau aku adalah lelaki pertama yang menyentuh tubuh mu."
Agnes benar- benar emosi sekali. Sekali lagi dia merasabtelah di lecehkan. Agnes melayangkan tangannya ke wajah Ronald. Tapi, buru-buru Ronald tampik.
" Apa kamu fikir, kamu bisa menamparku lagi? Tidak Agnes."
Agnes menangis. Dia benar-benar kecewa pada lelaki playboy itu. Ronald benar- benar tega menciumnya dengan paksa. Di tempat umum lagi. Bagaimana jika ada anak kampus yang melihat Agnes berciuman dengan Ronald, pasti akan menjadi berita besar di kampus itu. Pasti anak-anak kampus akan menuduh macam- macam pada Agnes.
Agnes menangis dan pergi meninggalkan tempat parkir. Dia kemudian melangkah ke arah kelasnya. Dia berlari kecil sembari menangis. Air matanya deras mengiringi langkahnya.
Sementara Ronald tersenyum. Dia memegang bibirnya. Dia merasa puas bisa mencium Agnes.
" Ini wanita yang paling membuat aku penasaran. Dia selalu menolak ku. Tapi aku yakin, setelah dia mendapat satu ciuman dariku, aku yakin dia akan meminta lebih dari itu. Lihatlah, sepertinya tadi dia juga menikmatinya. He..he.. Agnes...Agnes." Roanld geleng- geleng kepala sembari mengusap bibirnya.
" Manis sekali bibir Agnes. Dia cantik, jika saja dia mau berdandan layaknya seorang wanita." Kata Ronald sembari masih saja mengulas senyum.
Setelah itu Ronaldpun menyisir rambutnya dengan jari jemarinya, sembari bersiul senang. Dia bahagia hari ini, karena dia mendapatkan ciuman dari Agnes. Dia juga akan mencari mangsa lain, untuk menggoda banyak perempuan.
Seperti sekarang, dia akan mencari mangsa lain untuk di godanya.
" Woi Bro, apa kabar nih...?" tanya Zaki teman Ronald.
" Woi kamu kemana saja, aku cariin dari tadi. Nggak nongol-nongol." kata Ronald.
" He..he.. Maaf Bro, aku baru saja nyampe." kata Zaki.
"Aku punya berita bagus."
" Berita apa?"
" Aku sudah mendapatkan bibir Agnes."
" who ho...Keren kamu Ah, hebat. Salut...salut..."
" Ha...ha...Siapa dulu dong Ronald, jangan panggil aku Ronald kalau aku tidak bisa mendapatkannya. Sebentar lagi, Agnes akan bertekuk lutut di hadapan aku"
Kata Ronald sembarai merangkul bahu Zaki sembari pergi meninggalkan tempat parkir.