Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Pura-pura hilang ingatan

“Wah putriku sudah pulang! Bagaimana pekerjaanmu? Apakah semuanya berjalan lancar?” Abraham tampak senang sekali, pria itu sama sekali tidak berpikir kalau Saena berada di Ailen hanya untuk menerima hukuman dari Yu Silan.

“Semuanya lancar, Pa!” Sahut Saena sambil tersenyum. Gadis itu segera pamit untuk masuk ke dalam kamarnya. Saena merasa sangat lelah dan penat, sampai di dalam kamar dia segera membanting tubuhnya dan tertidur.

Di sisi lain, Yu Silan masih dalam perjalanan menuju ke kediamannya. Pria itu tinggal di dalam mobil yang dikemudikan Xue Zhang.

“Menurutmu kapan Saena bersedia mengakui kesalahannya padaku? Setiap aku berbicara dengannya, gadis itu selalu berlawanan arah denganku. Dia tidak pernah peka! Bahkan terlalu bodoh!” Yu Silan mengepalkan tangannya dengan geram.

“Sepertinya, Nona Saena masih membutuhkan waktu untuk berpikir, Presdir.” Sahut Xue Zhang. Xue Zhang juga tidak tahu kapan Saena bersedia mengakui semua kesalahan yang sudah dia lakukan pada malam itu. Tapi setelah lama memikirnya, Xue Zhang segera teringat dengan ucapan Yu Silan tentang percakapan yang cenderung berlawanan arah.

“Presdir Yu? Bagaimaan jika Nona Saena berpikir kalau Anda yang terlebih dahulu mengakui semuanya? Mungkin Nona Saena menunggu Presdir? Mungkin Nona Saena berpikir dia tidak melakukan kesalahan sama sekali, tapi Andalah yang sudah..”

“Cukup!” Bentak Yu Silan. Kesabaran dalam hatinya benar-benar terkuras habis. Dia tidak bisa berpikir jernih. Apalagi semenjak terlibat dengan Saena, para pemegang saham di perusahaan Ailen terus memberontak. Bahkan ada beberapa dari mereka menggunakan kesempatan itu untuk mengganti posisi presdir yang dia duduki sekarang. Niatnya memperlakukan Saena dengan buruk agar gadis itu bersedia mengakui semua perbuatan yang sudah dia lakukan terhadap dirinya malam kemarin. Apalagi gelang milik Saena masih berada di tangannya. Pikirnya gadis itu akan menanyakan benda tersebut padanya. Namun hasilnya nihil! Yu Silan tidak berhasil membuat Saena mengakui semuanya secara gamblang di depannya dan malah memperlakukan Yu Silan seperti orang asing yang baru dia lihat pada detik itu juga.

“Apa dia tidak mengingat wajahku? Karena dia terlalu bodoh, mungkin memori di dalam kepalanya yang kecil itu tidak bisa menyimpan memori terlalu banyak?” Gumam Yu Silan pada dirinya sendiri.

Dia sudah memikirkan semuanya, tetap saja tak kunjung menemukan titik terang untuk menyelesaikan masalah ini.

Tiba di kediaman, Yu Silan segera masuk ke dalam kamarnya. Pria itu membersihkan tubuhnya lalu menyalakan layar kaca di dalam kamarnya. Berita tentang dirinya masih heboh diperbincangkan oleh para wartawan. Pria itu sedang mengeringkan rambutnya dengan sehelai handuk sambil menatap tayangan televisi yang menyala di dinding kamarnya. Pria itu langsung melemparkan remote ke lantai. Dengan gusar Yu Silan segera menghubungi asistennya.

“Aku sudah bilang untuk menutup semua media! Kenapa beritaku masih terus ditayangkaaan!?” Bentak pria itu pada asistennya di seberang sana.

“Maafkan kami, Presdir. Tuan Antonio, beliau..”

“Ini perintahku! Kamu bawahanku! Bukan bawahan si Antonio keparat itu!” Bentaknya.

“Baik Presdir, kali ini berita tentang Anda tidak akan lagi tampil di media manapun.” Ucap asisten pribadinya.

Hanya dalam hitungan menit semua berita tentang Yu Silan yang terlibat skandal segera lenyap. Tidak ada lagi yang tersisa. Beruntung, wajah Saena tidak terlihat di sana. Jika tidak maka selesai sudah semuanya.

“Berita ini hanya terfokus padaku, sepertinya Antonio memang sengaja hanya membuat diriku menjadi pusat sorotan utama! Ya, siapa lagi kalau bukan dia. Sudah tujuh tahun lamanya, dia sama sekali tidak pernah menyerah pada perusahaan. Jika dia tahu diri sedikit aku bisa mentolelirnya! Jika saja Papa tidak terus-menerus menyelamatkan dan melindunginya mungkin dia sudah berakhir dan ditendang ke luar negeri!” Ucapnya dengan wajah kesal.

Yu Silan mengambil botol wine, pria itu membuka tutup botolnya lalu meneguknya sambil berdiri di dekat kaca jendela. Di bawah sana nampak pemandangan malam dengan gedung-gedung menjulan tinggi. Bayangan pria itu kembali ke usia di mana ibu kandungnya masih hidup dan tinggal bersama dengan ayahnya.

Sebelum menderita sakit kronis, Yu Memei sering bertengkar dengan Kevan Yu. Pasangan itu jarang sekali terlihat akur. Yu Silan juga tahu kalau sebenarnya ayahnya, sama sekali tidak mencintai ibunya. Bahkan keduanya tidak tinggal di dalam kamar yang sama. Yang mereka perdebatkan selalu sama, yaitu darah yang mengalir pada tubuh Yu Silan!

Yu Silan sebenarnya bukan putra kandung Kevan Yu. Pria itu hanya menikahi Yu Memei untuk menutupi kehamilan wanita itu. Sampai detik ini Yu Silan masih belum mengetahui siapa ayah kandungnya yang sebenarnya.

Yu Memei sudah berpesan pada Yu Silan. Tidak ada yang boleh memegang posisi utama perusahaan selain Yu Silan. Karena Yu Memei yakin dengan cara itu ayah kandung dari Yu Silan tidak lama lagi pasti akan menunjukkan diri di depan Yu Silan. Yu Memei sengaja tidak memberitahu kepada Yu Silan siapa ayah kandung Yu Silan yang sebenarnya.

Keesokan harinya..

Yu Silan sudah berangkat ke perusahaan. Sementara Saena belum datang, gadis itu masih dalam perjalanan menuju ke sana.

“Bisakah kamu lebih cepat lagi? Aku sudah sangat terlambat.” Tanya Saena pada supir pribadi keluarganya.

“Baik, Nona.” Supirnya setuju untuk menambah kecepatan, Saena tiba di sana lebih cepat. Jarak yang harusnya dia tempuh selama tiga puluh menit menjadi dua puluh menit. Begitu tiba di Ailen Group gadis itu segera berlari menuju ke ruangan kerja Yu Silan.

Saena mendapati Xue Zhang sedang berdiri di luar ruangan. Pria itu melihat Saena tiba segera membungkuk untuk memberikan hormat padanya.

“Santai saja, kamu tidak perlu bersikap formal padaku.” Ucapnya pada asisten tersebut. Xue Zhang hanya menganggukkan kepalanya. “Kenapa kamu tidak masuk ke dalam? Apakah aku juga harus tetap berdiri di sini? Aku ingin mendapatkan daftar tugas kerjaku hari ini.”

“Nona, masuklah ke dalam. Presdir Yu sudah menunggu.”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel