Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Pertemuan Tak terduga

“Ini sepertinya cocok untukmu, coba kamu pakai, sayang..” ucap wanita itu sambil menyandingkan baju dalam genggaman tangannya di sebelah Saena.

“Ma, rok ini terlalu pendek. Saena pergi ke sana untuk magang, bukan untuk berkencan!” Protes gadis itu dengan bibir cemberut.

“Sudah, pakai saja. Jangan protes lagi, atau kamu kamu Papamu sendiri yang memilihkan baju untukmu?” tanyanya sambil tersenyum menatap bibir Saena yang kini cemberut kesal.

“Ya-ya-ya, terserah Mama saja.” Saena mengambil baju itu dari genggaman ibunya lalu segera mengganti bajunya dengan baju tersebut.

“Nah, ini lebih cocok untukmu.” Seru Bai Yumei pada Saena.

Selesai bersiap Bai Yumei membawa putrinya turun ke lantai bawah. Di luar kediaman megah itu, supir pribadi Abraham sudah menunggu untuk mengantarkan Saena ke Ailen Group.

Saena melambaikan tangannya pada ibu dan ayahnya sebelum masuk ke dalam mobil. Gadis itu sama sekali tidak mengerti kenapa dia harus magang di Ailen Group karena seingatnya sebelum-sebelumnya dia tidak pernah mendaftar ke sana.

Sampai di perusahaan keluarga Yu, Saena segera turun dari dalam mobil.

Saena berjalan pelan menuju ke lobi, gadis itu mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling. Perusahaan keluarga Yu memang sangat besar dan megah. Dan tempat di mana dia berada saat ini adalah perusahaan pusat di mana Yu Silan adalah pemegang kekuasaan utama!

“Aku harus pergi ke mana? Aku sama sekali tidak pernah datang ke sini. Selama ini aku hanya kuliah dan tidak pernah mengurus perusahaan. Apakah keluarga Yu tahu tentang yang aku lakukan semalam? Ini tidak boleh terjadi! Aku harus pergi dari sini!” ucapnya pada dirinya sendiri seraya memutar tubuhnya bersiap berbalik dan pergi. Langkah kaki Saena langsung terhenti saat melihat sosok pria yang dia kenal masuk ke dalam melewati pintu utama bersama asisten pribadinya. Dengan cepat Saena kembali memutar tubuhnya memilih berdiri memunggungi Yu Silan.

“Sialan! Kenapa harus berpapasan dengannya!” Umpat Saena dalam hati. Niatnya agar tidak ketahuan malah semakin membuat orang di sekitar terkejut oleh tindakan yang dia lakukan. Di saat seluruh orang menghadap ke arah Yu Silan untuk memberikan hormat dengan membungkuk padanya, ada satu orang yang malah berdiri memunggunginya.

Yu Silan sendiri juga hampir pergi menghampiri Saena. Tapi asisten di sebelahnya segera menegur.

“Presdir, meeting hari ini tidak bisa ditunda lagi. Kita harus datang tepat waktu. Tuan Besar juga sudah menunggu.” Ucap Xue Zhang yang merupakan asisten kepercayaan Yu Silan.

Niat Yu Silan untuk menghampiri Saena batal, pria itu melanjutkan langkah kakinya untuk segera menuju ke ruangan meeting.

Perlahan Saena memutar tubuhnya, gadis itu menghela napas lega lalu segera menghampiri meja resepsionis untuk menanyakan di mana posisi ruangan tempat dia magang di perusahaan tersebut.

“Nona, saya Saena. Saya mendapatkan rekomendasi ini..” Saena menunjukkan amplop berwarna cokelat yang isinya belum dia baca sama sekali itu. Sebelum pergi ayahnya meminta dia menunjukkan itu setelah tiba di Ailen Group.

Resepsionis tersebut hanya bisa melongo menatap wajah Saena dari ujung kepala sampai ujung kaki. Saena sendiri tidak tahu apa isi amplop itu, apakah itu dokumen penting atau sejenisnya.

“Nona?” Saena mengedipkan kedua matanya sambil menunggu.

“Ini, sepertinya Anda harus masuk ke dalam ruangan Presdir.” Bisik resepsionis tersebut pada Saena.

“Apaaaaa????! Pre-presdir! Ke-kenapa aku harus ke sana?!” Tanya gadis itu sambil menggelengkan kepalanya. “Kalau begitu, tukar posisimu denganku!” Tanpa pikir panjang Saena menarik syal yang membalut leher resepsionis tersebut sampai membuat Jia Li merasa sesak dan hampir kehilangan napasnya.

“No-nona Muda, saya tidak berani.. saya..!”

“Kamu mau aku laporkan pada Papaku!?” Ancam Saena pada resepsionis tersebut.

“Ti-tidak, jangan Nona! Baiklah kalau begitu..”

Dengan terpaksa resepsionis tersebut setuju untuk bertukar tempat dengan Saena. Saena kini berdiri di belakang meja resepsionis tanpa tahu apa yang harus dia lakukan. Bahkan berulangkali gadis itu memarahi klien yang menelepon ke perusahaan. Rekan kerja di sebelahnya melotot sambil menarik garis horizontal dari leher kiri ke kanan, yang artinya tanda mati bagi Saena jika tidak becus bekerja.

“Maaf, aku tidak tahu.” Serunya sambil tersenyum.

Di sisi lain, Yu Silan sudah kembali duduk di ruangan kerjanya setelah menerima hujatan dari para pemegang saham perusahaan. Akibat tragedi semalam saham Ailen Group merosot turun. Pria itu sengaja meminta Xue Zhang untuk menyelidiki siapa gadis yang sudah berani mengusik hidupnya! Surat yang diterima oleh keluarga Abraham pagi ini merupakan surat resmi yang dibuat oleh Yu Silan. Yu Silan sengaja mengatasnamakan surat tersebut dengan nama ayahnya, Kevan Yu untuk memanggil Saena masuk ke Ailen Group!

Dan pria itu sekarang sedang menatap sosok wanita yang kini sedang menghadap di dalam ruangan kerjanya. Wajah dan penampilan Jia Li sangat jauh dengan wanita yang dia lihat semalam.

“Kamu yakin wanita ini putri satu-satunya dari keluarga Abraham?” Tanya pria itu pada Xue Zhang, asisten pribadinya.

“Sepertinya.. sangat berbeda, Presdir.” Xue Zhang terlihat sangat cemas sebentar lagi Yu Silan akan meledakkan amarahnya karena yang dia bawa adalah Jia Li resepsionis di perusahaan itu sendiri. Xue Zhang sendiri juga terkejut karena Jia Li yang datang ke ruangan kerja Yu Silan, bukan Saena Abraham!

“Kalau begitu tanyakan dia siapaaaaa?! Atas dasar apa dia masuk ke dalam ruangan kerjaku!? Brraaakk!” Bentaknya sambil menggebrak meja kerjanya.

Belum selesai melampiaskan rasa kesal dalam hatinya, Antonio tanpa permisi menerobos masuk ke dalam ruangan kerjanya.

Yu Silan segera melambaikan tangannya pada Xue Zhang untuk membawa wanita itu keluar dari dalam ruangan kerjanya.

“Wah, adik ini belum puas menikmati acara semalam, pagi-pagi sudah membawa gadis baru ke dalam ruangan.” Ejeknya dengan wajah senang.

“Hahahaha!” Yu Silan sengaja menggerai tawanya. Pria itu berdiri dari kursinya lalu segera menghampiri Antonio. “Kau benar-benar cari mati?!” Tanyanya sambil menarik dasi Antonio dengan kasar.

“Ah, mana mungkin aku berani. Posisiku terlalu rendah di perusahaan ini, staf manager biasa mana mungkin berani bertindak di luar batasan? Adik Yu sepertinya sudah salah paham tentang niat kedatanganku ke sini pagi ini.” Antonio melambaikan berkas dalam genggaman tangan kanannya lalu melemparkannya dengan kasar ke atas meja Yu Silan. “Braaakkk!”

Yu Silan menatap wajah kakak tiri-nya dengan tatapan penuh kebencian. Karena lemparan berkas dari tangah Antonio barusan, berkas-berkas dalam map lain yang berada di atas meja kerjanya ikut jatuh berhamburan di lantai.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel