Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11 Pelayan panas ku

“Tuan, ouhhh, pelan-pelan, eemmm... aahh..” Saena menggeliat sambil meremas seprei di kedua sisi tubuhnya. Tekanan organ intim Yu Silan semakin melesak jauh ke dalam.

Saena menekuk kedua lututnya lalu melebarkan kedua kakinya, Yu Silan merasa gadis di bawah tubuhnya itu ingin melepaskan hasratnya. Sama seperti dengan yang dia rasakan saat ini. Gesekan organ intim Yu Silan yang bergerak keluar-masuk dengan cepat membuat Saena memekik kecil. Gadis itu sangat menikmatinya.

“Ouuh Tuan Yu, umhhh, oukhh.” Saena merintih seraya memeluk tengkuk Yu Silan.

Yu Silan mengangkat satu kaki Saena menekannya sampai sejajar dengan kepala Saena. Dengan begitu organ intim miliknya akan lebih dalam menghujam sampai ke dasar.

“Tuuuaaaaannnnnn, aaaaakhhhhhh!” Saena kembali sampai pada klimaksnya. Gadis itu dengan napas tersengal menatap kedua mata tajam milik Yu Silan. Pria itu terus berpacu bahkan gerakannya yang tadinya sedang kini lebih cepat dan gencar mendorong dan menarik keluar-masuk dari area basah tersebut.

“Ah, ah, ahhhh, Saena, aahhh!” Yu Silan sangat menikmatinya. Tanpa pengaruh obat permainan Yu Silan bisa bertahan lebih lama dari biasanya. Pria itu melumat bibir Saena seraya mempercepat tikaman bertubi-tubi pada sisi sensitif milik gadis tersebut.

“Tuan Yu, ouuhh, Tuaan..” Desah Saena.

Nada suara gadis itu terdengar manja sekali.

“Arrghhhhh!” Lenguhan Yu Silan menjadi akhir dari permainan panas pagi itu.

Setelah tiba pada klimasknya Yu Silan segera turun dari atas tubuh Saena. Pria itu berjalan santai masuk ke dalam kamar mandi. Saena ikut beringsut bangun, gadis itu menatap punggung Yu Silan yang menghilang di balik daun pintu kamar mandi.

“Akh, pahaku sakit sekali. Yu Silan mengobrak-abriku, kenapa aku bisa menyerah padanya? Harusnya aku menolak sentuhan Yu Silan. Kenapa tubuh ini malah merespon?” Saena beringsut bangun, gadis itu segera memakai bajunya kembali.

Beberapa menit kemudian, Yu Silan sudah keluar dari dalam kamar mandi. Pria itu tidak melihat Saena di dalam kamarnya.

“Dia sudah pergi? Secepat ini??” Yu Silan mengedarkan pandangan matanya ke sekitar ruangan dalam kamar tersebut. Pria itu segera berjalan keluar untuk memeriksa, dan ternyata Saena memang tidak ada di sana.

“Nuan?!” Panggil pria itu pada asistennya.

“Iya Tuan Yu?” Nuan menghadap dengan tubuh membungkuk hormat.

“Di mana Saena?” Tanyanya sambil menatap ke sekeliling dengan berkacak pinggang, beberapa kali Yu Silan mengusap wajahnya sendiri dengan gusar.

“Saena?” Ulang Nuan dengan kening mengernyit bingung. Gadis itu sama sekali tidak melihat ada seorang Saena di kediaman Yu Silan.

“Li Wei!?”

“Li Wei? Ah, Nona Li ke sana..” Nuan menunjuk ke arah kamar pelayan yang kini ditempati oleh Saena.

Yu Silan segera berjalan dengan langkah lebar, tanpa mengetuk pintu pria itu masuk ke dalam kamar Saena. Saena baru selesai mandi, tanpa sehelai benang gadis itu berdiri di depan cermin sambil mengeringka rambut panjangnya. Yu Silan menatap tubuh polos dalam pantulan cermin, lekuk tubuh yang begitu padat dan sempurna! Jelas sekali Saena selama ini selalu merawat tubuhnya. Kulit wanita itu terasa sangat lembut, kenyal disentuh, dan putih licin bagai porselen.

Saena tidak menyadari keberadaan Yu Silan, gadis itu sangat terkejut tatkala merasakan ciuman pada punggungnya. Saena segera memutar tubuhnya dan melihat Yu Silan yang melakukan tindakan tersebut.

“Tuan Yu..” Saena menjauhkan kepala Yu Silan dari sisi bawah tubuhnya, sejak memutar tubuhnya Yu Silan sibuk menciumi area intim miliknya sambil meremas-remas kedua bongkahan pinggulnya. Sesekali Yu Silan mengorek area dalam paha Saena, lalu menjilat jemarinya sambil menatap ekspresi Saena yang kini menggigit bibir bawahnya sendiri.

“Tuan Yu, aku lelah..” Saena merajuk lantaran dia memang sudah kewalahan melayani Yu Silan sejak tinggal di dalam kamar milik pria tersebut beberapa menit yang lalu.

Yu Silan mengangkat tubuh Saena, lalu membuat gadis itu duduk di tepi ranjang. Yu Silan mengusap lembut organ intim milik Saena sambil membungkuk tepat di depan sisi yang sudah basah itu.

“Ouuh Tuan, ampuni aku,” Saena menggeliat sambil sesekali menjejakkan kedua kakinya di lantai kamar. Yu Silan memberikan gigitan kecil pada tonjolan kecil di sana seraya mengocok area basah itu menggunakan jemarinya.

“Tuan, ouuhh, Tuan Yu..” Saena mengejang hebat, wanita itu tiba pada klimaksnya. “Umh, auhh, aoohhh... eemmhh.” Saena menatap tepi ranjang yang kini basah akibat cairan yang dia tumpahkan barusan.

Yu Silan segera berdiri, pria itu tidak menarik tangannya dari area sensitif Saena, terus memainkan menggunakan jemarinya sambil duduk di tepi ranjang melumat bibir Saena.

“Tuan Yu, cukup.. kamu membuatnya basah lagi, emmm..” Saena memegangi pergelangan tangan Yu Silan, namun tidak benar-benar menghentikan gerakan lengan pria tersebut. Lebih tepatnya Saena tidak berani menentang pria di sebelahnya itu.

“Sekali lagi,” Yu Silan menarik tali baju mandi pada sisi pinggangnya lalu menindih tubuh Saena di bawah tubuhnya, kali ini dia merubah posisi beberapa kali. Terakhir Yu Silan mengatur agar Saena duduk membungkuk sambil memegangi tepi ranjang. Ranjang sempit yang biasa digunakan oleh pelayan kediamannya itu mulai berderit-derit akibat aktivitas Yu Silan dan Saena.

“Ouuh, ouuhh, ouuhh.. Saena.. ouuh!” Yu Silan memukul bongkahan pinggul Saena seraya terus mendorong organ intim miliknya berulangkali.

“Tuan, ouuh, aahh, sshh, ahh..” Saena merintih semakin manja, wanita itu meremas pergelangan tangan Yu Silan yang kini menahan kedua sisi pinggangnya. Yu Silan mendesak dengan hentakkan cepat.

Keduanya meraih klimaks bersamaan. Saena jatuh dengan tubuh bertelungkup di atas ranjang, sementara Yu Silan rebah dengan posisi telentang di sebelah Saena. Pengalaman pertama bagi muda-mudi itu membuat keduanya mulai kecanduan untuk bertukar hasrat satu sama lain.

Saena juga sangat menikmati kebersamaan yang awalnya dia anggap sebagai sebuah kesialan itu. Walau Yu Silan menggunakan ancaman untuk membuatnya tinggal di dalam kediaman megah itu, Saena juga tidak bisa memungkiri kalau Yu Silan memang pria yang gagah dan tampan. Apalagi di balik sikap sombong dan arogan yang ditunjukkan di depan publik ternyata pria itu sangat panas di atas ranjang dan mampu membuatnya puas berulangkali. Terlebih lagi Saena belum pernah merasakan hubungan intim selain bersama dengan Yu Silan. Itu adalah pengalaman baru di samping sisi gelap yang dia reguk pertama kali di dalam hidupnya.

Dua hari Saena tinggal di kediaman Yu Silan, Yu Silan juga tidak pergi ke perusahaan seolah sedang asyik memainkan mainan barunya. Tindakan Yu Silan yang begitu tiba-tiba membuat Antonio ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh Yu Silan selama itu di dalam kediamannya.

Saat ini Saena dan Yu Silan sedag berada di dalam kolam renang, Saena memegangi besi anak tangga di tepian kolam sementara Yu Silan menghentakkan pinggangnya dari belakang punggung Saena.

Dua hari berturut-turut Yu Silan terus-menerus mengajaknya untuk berhubungan intim. Setiap Saena meminta ijin ingin pulang ke rumah kedua orangtuanya, Yu Silan sengaja mengancam kalau dia akan membocorkan hubungan gelap antara mereka pada Tuan Abraham. Karena tidak ingin terjadi hal yang buruk pada ayahnya, Saena terpaksa tinggal di kediaman Yu Silan. Meski pria itu menggunakan tubuhnya untuk menjadi pemuas hasrat Yu Silan di atas ranjang panasnya!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel