Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 Di Ujung gairah

Saena dengan percaya diri terlanjur memejamkan kedua matanya, pikirnya Yu Silan akan mencium bibirnya. Pada kenyataannya tidak! Yu Silan malah mengambil tali tas dari atas bahu Saena. Saena sangat panik dan tidak sempat menahan pria tersebut.

“Tuan Yu! Tidaaak!” Saena mengulurkan tangannya tepat saat Yu Silan menumpahkan seluruh isi tas Saena ke lantai. Semua barang-barang milik Saena berhamburan di bawah kaki mereka berdua. Saena segera tiarap untuk melindungi semua barang-barang miliknya.

Yu Silan dengan susah payah mencoba menyingkirkan tubuh gadis itu ke samping.

“Minggir!”

“Tidak! Tidak mau!” Teriak Saena sambil merentangkan kedua tangannya agar Yu Silan tidak memeriksa semua barang-barang tersebut. Kepala Saena mendongak menatap wajah Yu Silan yang kini sedang duduk berjongkok tepat di depan wajahnya.

“Aku kehilangan barangku! Aku harus memeriksanya apakah benda itu ada di dalam tasmu? Jika aku sampai menemukannya maka aku harus melaporkanmu kepada polisi.” Seru pria itu pada Saena.

Mau tidak mau Saena segera bangun dari posisi telungkup, Saena membiarkan Yu Silan memeriksa barang-barang miliknya. Yu Silan menemukan gelang giok yang dia cari, pria itu selalu membawa benda tersebut bersamanya. Dan semalam dia tidak sengaja menjatuhkannya saat sedag merebahkan tubuh Saena di dalam kamar pelayan.

“Kamu mengambilnya dariku!” Bentak Yu Silan pada Saena.

“Mana mungkin! Aku tidak mungkin mencuri!” Elak Saena.

“Jika kamu tidak mengambilnya? Kenapa benda ini bisa ada di dalam tasmu?” Yu Silan berjalan mendekat, menghimpit tubuh Saena sampai gadis itu tidak memiliki ruang gerak sama sekali.

“Aku menemukannya di atas ranjangku..” Sahutnya dengan suara pelan. “Tuan Yu.. aku tidak mencurinya.” Memasang wajah memelas sambil mengedipkan kedua matanya.

“Aku akan melaporkanmu kepada polisi.”

“Tidak! Jangan!” Saena menggelengkan kepalanya, dalam hati Saena berkata..“Apakah ini mimpi? Kenapa aku harus berhubungan dengan polisi? Jika benar mimpi, maka aku harus secepatnya mengakhirinya! Aku harus bangun sekarang! Aku tidak boleh terus bermimpi buruk seperti ini!” Tanpa pikir panjang Saena langsung meraih tengkuk Yu Silan lalu menyatukan bibir mereka berdua tanpa berpikir sama sekali!

Yu Silan melotot, dia kaget sekali. Pria itu segera melepaskan kedua lengan Saena dari belakang tengkuknya.

“Sebenarnya apa yang kamu lakukan?!” bentak Yu Silan padanya.

“Jadi ini bukan mimpi!? Sialan!” Umpat Saena menggigit kuku ibu jarinya sambil menatap dengan ekspresi cemas. Dia tidak tahu lagi apa yang akan dilakukan Yu Silan. Jika tadi Yu Silan sudah memutuskan untuk membawanya ke kantor polisi, Saena pikir kali ini Yu Silan akan menguliti tubuhnya terlebih dahulu sebelum membawanya ke sana.

“Jika terus seperti ini, aku tidak punya muka lagi di depan Yu Silan!” Keluh Saena dalam hati.

Yu Silan sibuk mengusap bibirnya menggunakan lengan bajunya. Pria itu bersiap memutar tubuhnya untuk pergi ke kamar mandi, Saena tiba-tiba memeluk pinggangnya dari belakang. Yu Silan kaget sekali, pria itu segera mengangkat kedua lengannya ke atas.

“Apa lagi sekarang? Lepaskan pinggangku!” Perintahnya pada Saena.

“Jangan melaporkanku ke kantor polisi, benda itu sebenarnya ....”

“Sebenarnya apa?” Yu Silan diam-diam mengukir senyum pada bibirnya, Saena masih memeluk erat pinggangnya sambil menempelkan pipinya di belakang punggung Yu Silan.

“Sebenarnya milik ....”

“Siapa?” Kejar Yu Silan dengan sengaja.

“Gadis yang baik hati!” Seru Saena sambil menahan erat tubuh Yu Silan agar tetap menempel pada sisi depan tubuhnya.

Yu Silan bisa merasakan bukit kembar di balik baju Saena, kedua benda itu menggesek punggungnya terasa lembut dan hangat.

“Aku akan tetap melaporkanmu.” Sahut Yu Silan dengan sengaja.

“Tuan Yu ....”

“Apa lagi?”

“Jangan, please ....” pinta Saena sambil meremas dada bidang Yu Silan dari belakang punggung pria tersebut.

Yu Silan mengerjapkan kedua matanya, kali ini organ intim miliknya benar-benar sudah berdiri tegak! Yu Silan segera memutar tubuhnya, Yu Silan merapatkan tubuh mereka berdua dengan menahan sisi belakang pinggang ramping Saena.

“Kalau begitu tukar pembatalan laporan pencurian dengan tubuhmu!”

“Tuan Yu..” Saena mengerjapkan matanya. Gadis itu menatap kedua mata Yu Silan. “Aku hanya seorang pelayan..”

“Memangnya kenapa kalau hanya pelayan?” Yu Silan menarik kancing baju pelayan di belakang punggung Saena. Baju itu jatuh meluncur di bawah kaki Saena. Yu Silan menciumi leher jenjang Saena, pria itu menatap ke arah bra berenda warna gelap yang kini membalut kedua bukit kembar milik Saena. Karena kulit Saena yang bersih dan mulus warna tersebut terlihat sangat cantik dan serasi. Yu Silan menarik kedua talinya turun ke bawah, kini benda kenyal dan padat itu mencuat bebas di depan mata Yu Silan. Dengan penuh hasrat Yu Silan mulai memainkan lidahnya di atas puncak cokelat kemerahan yang kini sudah terlihat kencang dan mengeras akibat ulahnya. Tidak hanya itu yang Yu Silan lakukan, pria itu meraba sisi sensitif di balik kain tipis dengan warna senada di bawah sana. Diusapnya area yang sudah basah dengan cairan tersebut naik-turun.

“Tuan.. sshhh.. ahhh,” Saena meremas kedua sisi pinggang Yu Silan. Yu Silan menarik lepas wig serta kacamata dari wajah Saena. Di saat hasrat di dalam diri Saena tengah memuncak Yu Silan dengan sengaja membongkar identitas Saena detik itu juga. Dalam hati Saena menjerit! Dia sangat malu sekali.

“Nona Saena Abraham!” Bisik Yu Silan pada daun telinga Saena.

“Kamu sudah tahu siapa aku?”

“Tentu saja!” Yu Silan menatap kedua mata Saena, pria itu sengaja menghentikan cumbuannya, setelah membongkar identitas penyamaran Saena, Yu Silan mengangkat tubuh Saena membawanya ke atas ranjang. Yu Silan menarik lepas penutup pada sisi bawah tubuh Saena, dengan gemas pria itu mulai membenamkan wajahnya di antara paha Saena yang mulus. Memainkan lidahnya serta mendorongnya masuk dan keluar pada area berdenyut dan basah milik Saena. Menyesap menggigit kecil dengan brutal!

“Tuan Yu .... kita. Umhhh .... aouuhh!” Saena mengangkat punggungnya beberapa kali. Gadis itu kembali bergolak dalam lautan hasrat yang panas. “Tuan Yu, ouuh, aku tidak tahan, ssshhh, aahhh ....” Saena menumpahkan cairan miliknya pada bibir Yu Silan. Kini tubuh wanita cantik itu tergolek pasrah di atas ranjang Yu Silan.

Yu Silan segera memulai permainan yang sebenarnya. Saena menggigit bibir bawahnya saat merasakan desakan pada organ intim miliknya. Area basah itu sama sekali tidak pernah dijamah oleh siapapun. Yu Silan adalah pria pertama yang mengambilnya, dan ini adalah ke dua kalinya dia melakukannya bersama pria yang sama.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel