Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Orang Dewasa Juga Tidak Boleh Berbohong

Brylee memeluk ibunya dengan panik, "Ibu baik-baik saja? Terluka tidak?"

"Tidak, tidak." Keira cepat-cepat mengelap air mata Brylee, sambil tersenyum lebar dia berkata, "Ibu baik-baik saja." Tapi sebenarnya, dia juga sangat panik!

Hayden kebingungan melihat Keira dan kedua anak ini, keningnya mulai mengerut.

Tatapannya yang mengandung amarah itu membuat jantung Keira berdebar-debar!

Brylee melihat Hayden dengan kedua mata yang berkaca-kaca, "Ayah jahat sekali! Aku tidak mau memiliki ayah seperti ini! Ayah kasar pada Ibu! Huhu...dasar penjahat!!" Brylee sama sekali tidak takut menghadapi Hayden.

Keira merasa gawat, "Jangan memanggilnya ayah! Dia bukan ayah kalian!!"

"Memangnya kalau Ibu bilang bukan, berarti benar-benar bukan?" Franco tidak mau menyerah begitu saja, "Apakah Ibu berani tes DNA?"

Keira tidak bisa berkata-kata, "Franco!"

"Ibu, selama tujuh tahun ini, Ibu yang menanggung semuanya, Ibu harus membiarkan dia menanggung semuanya selama tujuh tahun ke depan!" Pemikiran Franco sangat jelas, dia yakin kalau pria ini adalah ayahnya.

Ketegangan di wajah Hayden akhirnya sedikit berkurang, bibirnya memingkam, kedua matanya dipenuhi dengan perasaan yang campur aduk.

Waktu seakan-akan berhenti.

"Aturan ketiga di Keluarga Rosiasana, anak kecil tidak boleh berbohong! Orang dewasa juga tidak boleh!" Franco bertanya, "Ibu, sebenarnya dia ini ayah kami atau bukan?"

Garis pertahanan yang sudah dibangun di dalam hati Keira pun hancur, melihat tatapan Hayden yang dingin, tubuhnya menjadi kaku, seakan-akan ada sesuatu yang retak.

"..." Dia tidak tahu bagaimana cara menjawab putranya ini.

Kening Hayden mengerut, setelah melihat kedua anak yang manis ini, seketika dia memahami semuanya.

Lincoln memperhatikan wajah kedua anak ini, mata yang kedua anak ini miliki benar-benar mirip dengan mata bosnya! Seketika dia pun tercengang!

Astaga!

Sebagai asistennya, bisa-bisanya dia tidak mengetahui hal sebesar ini!

Keira menatap langit sambil menghela napasnya, kedua matanya dipejamkan, berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi!!

Franco memeluk kakinya erat-erat, takut Keira memarahinya——

"Ibu, jangan salahkan kami, kami benar-benar merindukan Ayah." Dengan lembut Franco berkata, "Setiap kali ada kegiatan orang tua dan anak di sekolah, Ayah tidak pernah datang, teman-temanku selalu menertawakan kami, katanya kami berasal dari sela-sela batu."

Brylee cukup sedih, kedua matanya berkaca-kaca, di dalam hatinya dia juga kebingungan, ayahnya ini sangat ganas! Juga sudah bersikap kasar pada ibunya, apakah dia harus mengakuinya sebagai ayahnya?

Menyadari dirinya sendiri tidak bisa menggerakkan ibunya, Franco menarik-narik gaun adiknya, "Brylee, kamu tidak mau memiliki seorang ayah? Jangan diam saja."

Setelah berpikir beberapa saat, Brylee memeluk kaki Keira satunya, dia mengelus-eluskan wajahnya di tubuh Keira, tampangnya yang kasihan itu membuat Keira tidak bisa marah, malah membuatnya merasa kasihan dan merasa bersalah, dia yang tidak bisa memberikan kedua anaknya ini satu keluarga yang utuh.

Hayden lagi-lagi mengingat kejadian di malam tujuh tahun yang lalu itu, Keira hamil? Dia menutupi hal sebesar ini?

Lincoln berusaha menenangkan dirinya, dia memanggil Hayden dengan pelan, "Pak Hayden..."

Hayden melihat ke arah rumah bambu, dia tidak melupakan tujuannya datang ke desa ini, sebenarnya siapa yang mencuri Proyek Langit Biru?

Dia memendam semua emosinya, menatap Keira di depannya, "Siapa lagi yang tinggal di sini?" Tanyanya dengan dingin.

"Franco! Siapa lagi yang kamu retas? Kenapa tabletnya masih menyala sampai sekarang? Kamu juga mengirim lokasi desa ini! Kamu tidak takut orang lain..." Edward Wangsa keluar dari rumah bambu membawa sebuah tablet, setelah melihat situasi di tengah halaman saat ini, langkah kakinya langsung terhenti! Kenapa ada orang sebanyak ini?

"Ayah! Aku yang meretas komputermu!" Franco berlari ke arah Edward, mengambil tablet di tangannya, lalu berlari lagi ke arah Hayden, "Tidak ada hubungannya sama sekali dengan Ibu! Aku yang melakukannya, aku yang akan bertanggung jawab!"

Dia mengangkat tabletnya tinggi-tinggi, Hayden mengambilnya.

"Aku juga!" Brylee bersembunyi di belakang Franco, melihat Hayden dengan rasa takut, "Kami berdua meretasnya bersama-sama..."

Keira menjadi cemas!

Hayden sama sekali tidak percaya kalau kedua anak ini yang meretas komputernya.

"Ayah, data yang kami curi sudah kuhapus! Tidak kusentuh sama sekali! Sumpah!" Franco melihat Hayden dengan serius, "Aku hanya mau bertemu denganmu! Agar kamu mengetahui keberadaan kami berdua!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel