Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Mau Bercerai!

Tidak disangka pria bodoh ini berani berkata seperti itu.

Membuat semua orang merasa tidak masuk akal.

Tapi tiba-tiba, ada seorang junior dari Keluarga Kusuma yang tertawa-tawa, "Kamu bilang kamu bukan suami yang tidak berguna? Kamu bahkan tidak pernah memberikan hadiah pernikahan sama sekali."

Seorang senior dari Keluarga Kusuma berkata, "Jocelyn, kamu coba ingat, ketika kakak besarmu menikah, apa yang diberikan oleh kakak iparmu? Vila Mudwood senilai lebih dari 16 miliar."

"Ketika kakak keduamu menikah, kakak iparmu memberikan kita hotel, minimal hotel itu bernilai 20 miliar!"

"Sedangkan bagaimana dengan pria yang tidak berguna ini? Dia bukan hanya tidak memberikan kita uang, tapi malah harus dihidupi oleh kita. Dulu kamu adalah orang yang paling disayangi di Keluarga Kusuma, semua orang mengira kamu bisa memberikan kami kejutan, tapi siapa sangka, kamu benar-benar memberikan kami kejutan."

Mendengar itu, ada banyak anggota Keluarga Kusuma yang tertawa-tawa.

Ini juga membuat Sabina yang dari awal sudah kesal menjadi semakin marah.

Orang lain yang menikahkan putrinya bisa mendapatkan hadiah senilai miliaran sampai puluhan miliar, sedangkan dia tidak mendapatkan apa-apa, bukan hanya menikahkan putrinya secara cuma-cuma, tapi dia juga ditertawakan oleh orang lain selama tiga tahun, bagaimana mungkin dia bisa menerima perlakuan seperti ini.

Tiba-tiba, seorang kepala pelayan berlari ke dalam dengan cepat, "Wakil komandan dari perbatasan selatan, Serigala Serakah, mau mewakili Tuan Anadra untuk memberikan hadiah pada Nona Jocelyn."

"Berlian Darah Phoenix Merah!"

"Anggur merah dari perbatasan utara!"

"Vila Stratsay, vila tingkat tertinggi di selatan kota!"

"Uang tunai sebanyak 80 miliar!"

Setelah berbicara, kepala pelayan melipat daftar hadiahnya dengan wajah yang syok.

Sedangkan semua anggota Keluarga Kusuma terdiam dan terkejut.

Di Kota Nogova, Keluarga Dikra yang disebut sebagai keluarga nomor satu juga tidak bisa memberikan hadiah seperti ini.

Berlian Darah Phoenix Merah, di seluruh dunia hanya ada 30 buah, nilainya mencapai 60 miliar.

Anggur merah itu juga tidak bisa didapat dengan mudah meski memiliki uang yang banyak.

Vila Stratsay juga sangat mahal, dengar-dengar itu adalah tempat berkumpulnya orang-orang kaya, hanya orang dengan harta triliunan yang sanggup membelinya. Harganya bisa mencapai puluhan atau bahkan ratusan miliar, tentu saja vila tingkat tertinggi di sana bernilai ratusan miliar.

Kalau dihitung-hitung, semua hadiah ini bernilai lebih dari 200 miliar.

Apalagi orang yang membawakan hadiah ini adalah wakil komandan dari perbatasan selatan, bukan orang biasa.

Saat ini, seorang pria berkulit gelap berseragam militer masuk ke dalam, diikuti oleh lebih dari 20 pria dengan penampilan yang sama, semuanya membawa kotak di tangannya.

Setelah meletakkan barang-barang ini, pria berkulit gelap berkata pada Nyonya Besar Kusuma, "Ini adalah hadiah dari Tuan Anadra, silakan diperiksa."

"Tunggu!" Nyonya Besar Kusuma baru tersadar kembali dari rasa syoknya, dengan penuh antusias dia bertanya, "Siapa yang kamu katakan barusan? Ini hadiah untuk siapa?"

"Nona Jocelyn!" Setelah berbicara, pria berkulit gelap langsung pergi.

Orang-orang yang barusan menertawakan Jocelyn pun tercengang.

Nyonya Besar Kusuma langsung berteriak, "Cepat, cepat, aku mau tahu Tuan Anadra mana yang memberikan hadiah ini."

Anggota Keluarga Kusuma lainnya juga sangat penasaran, siapa yang bisa memberikan hadiah sebanyak dan semahal ini.

Tapi setelah mereka keluar, selain beberapa orang berseragam militer barusan, mereka tidak melihat Tuan Anadra yang dimaksud.

"Jocelyn, siapa ini? Kamu pasti tahu siapa yang memberikan kita hadiah sebanyak ini." Nyonya Besar Kusuma melihat Jocelyn dengan penuh antusias, dia langsung maju dan menggandeng tangannya.

Jocelyn melihat Nyonya Besar Kusuma dengan syok, sambil menggeleng dia berkata, "Nenek, aku tidak tahu."

Ini adalah pertama kalinya Nyonya Besar Kusuma sedekat ini dengan Jocelyn, sejak kakeknya mati, Jocelyn selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik.

Nyonya Besar Kusuma sama sekali tidak kebingungan, sambil tertawa-tawa dia berkata, "Hahaha, Jocelyn ini terlahir sangat cantik, orang yang memberikan hadiah seperti ini pasti memiliki hati yang tulus, Jocelyn, sini duduk di samping nenek."

Sambil menggandeng tangan Jocelyn, Nyonya Besar Kusuma memberikan satu kursi tambahan khusus untuk Jocelyn.

Ini membuat Dean merasa iri.

"Sabina, kamu memiliki seorang putri yang hebat, dia sudah membanggakan Keluarga Kusuma." Nyonya Besar Kusuma tertawa-tawa, dia tahu Tuan Anadra ini pasti adalah orang besar dengan latar belakang yang kuat.

Kalau Jocelyn bisa menikahi pria ini, maka jalan Keluarga Kusuma di Kota Nogova akan menjadi mulus.

Sabina juga sangat senang, sambil tertawa-tawa dia berkata, "Benar, benar, Jocelyn memang seharusnya menikah dengan orang seperti ini."

Ayah Jocelyn yang bernama Kerwin Kusuma sengaja batuk sekali, "Ibu, Jocelyn sudah menikah."

Sabina langsung menarik Kerwin, sambil memberikan kode, dia berkata, "Kamu jangan berbicara yang tidak-tidak, memangnya menikah dengan seorang pria bodoh bisa dianggap sudah menikah?"

Ucapan Kerwin ini menarik Nyonya Besar Kusuma kembali ke dunia nyata, tadi dia sangat antusias sampai lupa kalau Jocelyn sudah menikah.

Melihat ekspresi Nyonya Besar Kusuma yang berubah, Sabina langsung berkata, "Tidak apa-apa, Jocelyn bisa bercerai dengan pria bodoh itu setiap saat, ini adalah hal yang mudah!"

Sabina menjadi semakin bersemangat ketika membayangkan bahwa pria bodoh ini bisa ditendang dari keluarganya. Akhirnya, dia tidak perlu ditertawakan oleh orang lain lagi.

Sambil mengangguk Nyonya Besar Kusuma berkata, "Benar, sekarang kakeknya sudah mati, Jocelyn juga masih perawan dan bisa bercerai."

Hati Jocelyn bergetar, dia langsung mencari-cari Frederic di sekelilingnya.

Tapi, tidak tahu sejak kapan Frederic sudah meninggalkan vila Keluarga Kusuma.

Ketika acara hampir berakhir, kepala pelayan datang membawakan sebuah kotak yang jelek, katanya ini adalah hadiah dari Tuan Anadra untuk Nyonya Besar Kusuma, tapi Nyonya Besar Kusuma langsung membuangnya ke tong sampah tanpa melihatnya sama sekali.

Di rumah Jocelyn.

"Ibu, ketika pulang tadi, Ibu benar-benar tidak melihat Frederic?" Tanya Jocelyn dengan panik.

Setelah acara hari ini berakhir, Jocelyn langsung pergi mencari Frederic, tapi setelah dicari di beberapa tempat yang sering dikunjungi Frederic, dia masih tidak menemukannya.

Sabina sedang mengunyah kuaci, melihat Jocelyn sudah pulang, dia langsung bertanya dengan penuh semangat, "Jocelyn, sebenarnya siapa Tuan Anadra itu? Dia bisa memberikan hadiah seperti itu, keluarganya pasti sangat kaya?"

"Beritahu Ibu, apakah kamu secara diam-diam berhubungan dengan Tuan Anadra itu?"

Dengan kesal Jocelyn berkata, "Ibu, sudah kubilang aku tidak mengenal Tuan Anadra, sampai sekarang Frederic masih belum pulang? Dia baru keluar dari rumah sakit, bahaya kalau dia pergi seorang diri."

Wajah Sabina menggelap, dengan kesal dia berkata, "Di saat seperti ini kamu masih memikirkan pria bodoh itu, lebih baik dia cepat-cepat mati saja."

"Bukannya aku mau mengocehimu, Jocelyn, kamu lihat suami orang lain memiliki status dan kedudukan seperti apa?"

"Sekarang ada seorang pria hebat yang mengejarmu, tapi kamu malah memikirkan pria bodoh itu!"

"Cukup, Ibu, lebih baik kita temukan Frederic dulu. Kurasa hari ini dia sedikit aneh, jangan-jangan ada masalah di otaknya setelah terjatuh." Tapi setelah baru selesai berbicara, dia baru sadar kalau otak Frederi dari awal memang bermasalah.

Tiba-tiba, pintu rumah dibuka, Frederic masuk ke dalam.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel