Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

Beberapa saat kemudian.

Morgan menggendong Hope dan bertanya, "Siapa Warid itu?"

Mata Merisa berkedip dan terlihat takut.

"Warid adalah ketua preman Kota East Coast dan punya ribuan anak buah, pengaruhnya sangat besar di sini. Kamu memukulnya hari ini, dia pasti tidak akan melepaskanmu ..."

Morgan mengerutkan alisnya, apakah Warid ingin cari mati?

Prak!

Dia memukul meja sehingga mejanya langsung hancur.

"Orang yang berani menindas wanitaku akan mati! Oh ya, apakah Keluarga Haris tidak peduli dengan penyakit Hope?"

Tidak peduli apa pun itu, Merisa adalah nona besar Keluarga Haris dan Hope adalah cucu pertama keluarga itu. Apakah mereka tidak peduli sama sekali?

Merisa kaget dengan reaksi Morgan, lalu tersenyum kecut, "Di mata Keluarga Haris, Hope adalah anak haram yang memalukan dan sangat berharap dia akan mati."

Saat mendengar ini, Morgan langsung ingat kondisi mengenaskan Hope di depan halaman rumah Keluarga Haris.

Morgan berdiri dan aura pembunuhan yang kental langsung menyebar!

"Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan masalah penyakit Hope. Mulai hari ini, aku yang akan menjaga kalian berdua."

...

Larut malam, di dalam sebuah vila mewah Kota East Coast.

Warid yang kepalanya diperban terlihat marah.

"Merisa, dasar wanita jalang, kamu bahkan berani memukulku. Aku pasti tidak akan membiarkanmu dan bajingan itu. Aku tidak akan melepaskan kalian!"

Saat teringat dirinya melayang karena tamparan Morgan, wajah Warid terlihat dingin.

Bruk!

Bruk!

Bruk!

Tepat pada saat ini, beberapa pengawal di luar terlempar ke dalam.

"Kamu tidak perlu mencariku, aku sudah datang!"

Morgan berjalan masuk dari pintu gerbang vila.

Ekspresi Warid langsung berubah saat melihat Morgan dan bertanya dengan marah, "Bocah, bagaimana kamu bisa masuk?"

Morgan langsung duduk di sofa dan tersenyum dingin, "Bukankah kamu sudah lihat? Aku masuk setelah memukul mereka."

Ada puluhan pengawal yang merupakan pensiunan tentara di luar vila. Apakah mereka semua telah ditundukkan pria di depan ini?

Warid merasa takut ketika memikirkan hal ini.

"Bocah, siapa sebenarnya kamu?"

"Namaku Morgan, menantu matrilokal Keluarga Haris ..."

"Kamu menantu matrilokal Keluarga Haris lima tahun yang lalu ..."

Warid terkejut saat mendengarnya.

Bajingan tidak berguna ini kembali lagi?

"Hahaha!"

Warid tiba-tiba tertawa kencang.

"Aku pikir siapa, ternyata sampah tidak berguna! Bocah, aku awalnya ingin pergi mencarimu, tidak diduga kamu datang sendiri. Jangan harap kamu bisa keluar dari sini malam ini."

Morgan memicingkan mata, "Benarkah?"

Duk, duk, duk!

Suara derap kaki buru-buru terdengar saat ini.

Ratusan preman yang membawa parang menyerbu ke dalam.

Semua itu adalah anak buah Warid dan mereka semua langsung mengepung Morgan begitu masuk.

Warid berdiri dan tertawa angkuh, "Hahaha, Bocah, sudah takut bukan! Kamu akan mati di sini malam ini!"

Morgan terlihat tenang saat dikepung ratusan preman.

Morgan berkata datar, "Apakah semua ini modal keangkuhanmu? Kamu menindas wanitaku. Aku bisa mempertimbangkan melepaskanmu kalau kamu berlutut dan bersujud tiga kali, lalu lumpuhkan kaki dan tanganmu sekarang juga."

Warid tertegun dan melihat Morgan seperti melihat orang bodoh.

"Bocah, apakah kamu sudah gila? Kamu tidak lihat orang-orangku? Kamu bahkan berani berkata seperti itu, cari mati kamu!"

Warid tertawa licik, "Maju semuanya, perlihatkan kehebatanku."

Bunuh!

Warid memberikan perintah sehingga ratusan preman yang memegang parang langsung menyerbu Morgan.

Boom, boom!

Pada saat ini, terdengar suara helikopter kencang dari luar.

Warid mendongak dan menemukan puluhan helikopter berada di atas langit luar vila.

Kemudian, satu per satu prajurit bersenjata lengkap turun dari helikopter.

Ribuan prajurit turun dan mengepung seluruh vila.

Mata ratusan anak buah Warid melotot saat melihat formasi sebesar ini.

Seorang pria paruh baya berseragam militer dengan empat bintang emas di pundaknya masuk ke dalam vila.

Pria paruh baya ini adalah Tiger, salah satu ketua di antara lima legiun di bawah komando Morgan!

"Jenderal Besar, maaf aku datang terlambat!"

Tiger datang ke depan Morgan dan berkata dengan hormat.

Morgan menggoyangkan tangan, "Tangkap semua sampah ini dan serahkan kepada polisi setempat."

"Baik!"

Tiger mengayunkan tangan dan ratusan prajurit bersenjata lengkap maju ke depan.

Ratusan preman itu tidak berani bergerak dan meletakkan senjata mereka serta menyerah dengan patuh.

Warid sudah ketakutan dari tadi.

"Siapa sebenarnya kamu?"

Warid menunjuk Morgan dengan heran.

"Apakah kamu Dewa Perang nomor satu Negara Bermuda yang baru datang ke Kota East Coast hari ini ..."

Sebuah pemikiran tiba-tiba melintas di benak Warid.

Wajah Warid langsung memucat saat memikirkan hal ini.

Dia tersungkur tak berdaya di lantai.

"Tidak mungkin, bagaimana mungkin Dewa Perang nomor satu Negara Bermuda adalah menantu matrilokal Keluarga Haris?"

Meski Warid tidak bersedia mempercayainya, tapi orang yang bisa mengerahkan puluhan helikopter dan ribuan prajurit dan dipanggil Jenderal Besar oleh seorang jenderal berbintang empat hanya ada satu orang di Negara Bermuda. Orang itu adalah ... Dewa Kematian!"

Semua negara tunduk saat Dewa Kematian datang!

"Sudah terlambat mengetahuinya sekarang!"

Morgan mendekati Warid dengan ekspresi dingin.

Warid segera berlutut dan terus bersujud di depan Morgan, "Maaf, aku tidak tahu kamu adalah Dewa Perang, mohon ampuni aku ..."

Prak!

Sebuah tamparan mendarat di wajah Warid sehingga semua giginya lepas.

"Apakah kamu memikirkan konsekuensinya saat menindas wanitaku?"

Prak!

Sebuah tamparan melayang di muka Warid lagi sehingga membuatnya muntah darah.

"Apakah wanitaku bisa sembarangan ditindas olehmu?"

Prak!

Tamparan ketiga mendarat di wajah Warid dan dia langsung kejang di lantai.

"Ingat, wanita Morgan tidak boleh dihina!"

Setelah tiga kali menampar Warid, Morgan pergi setelah melihatnya sekilas.

Tiger melihat Warid yang terbaring di lantai dengan wajah penuh darah, "Urus dia, orang yang menindas wanita Jenderal Besar tidak bisa dimaafkan!"

"Baik!"

Segera, beberapa prajurit maju dan menyeret Warid pergi ibarat menyeret seekor anjing mati.

"Jenderal Besar, Tuan Besar Keluarga Haris akan berulang tahun ke-80 dan akan melakukan pesta di Grand Hotel East Coast besok dan ini adalah undangan Keluarga Haris untuk Anda."

Tiger datang memberikan sebuah kartu undangan emas kepada Morgan.

Keluarga Haris merupakan keluarga kelas dua di Kota East Coast.

Mereka ingin menjalin koneksi dengan Dewa Kematian!

Morgan melirik undangan itu dan berkata, "Beri tahu mereka kalau aku akan menghadiri pesta besok!"

Keluarga Haris mengusir Merisa dan keluarganya serta menindas putrinya, jadi dia harus menghitung hutang ini!

Setelah mengatakan ini, Morgan mendongak dan matanya terlihat dingin!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel