Ringkasan
Lima tahun yang lalu, dia hanyalah seorang gelandangan, untuk merubah takdir buruk seseorang, dia dijadikan menantu keluarga Haris. Lima tahun kemudian, dia adalah dewa perang nomor satu, ditangannya memegang kendali atas ribuan prajurit gagah berani, dan kekuasaannya tidak terbatas. Dia menggandeng tangan istri dan putrinya, dan akan memberikan dunia ini untuk mereka berdua....
Bab 1
Negara Bermuda.
Bandara East Coast.
Sebuah pesawat pribadi mendarat dengan dikawal puluhan pesawat tempur.
Bandara dijaga ketat, penuh dengan pasukan bersenjata lengkap.
Kabar telah beredar di seluruh Kota East Coast kalau ada orang penting akan datang.
Orang penting ini adalah satu-satunya jenderal bintang lima di Negara Bermuda, Dewa Perang nomor satu!
Julukannya adalah Dewa Kematian!
Bahkan Finley Umar, orang kaya nomor satu di Kota East Coast yang datang menyambut juga tidak diizinkan masuk!
Kembalinya Morgan Angkara kali ini hanya untuk bertemu satu orang!
Itu adalah istrinya!
Merisa Haris, nona besar Keluarga Haris!
...
Vila Keluarga Haris.
Morgan berdiri di depan vila dengan wajah penuh nostalgia.
Lima tahun yang lalu.
Dia dijebak orang licik dan diusir dari Keluarga Angkara yang kaya sehingga menjadi gelandangan di Kota East Coast!
Demi kepercayaan mistis untuk mengusir nasib buruk, Morgan dijadikan menantu Keluarga Haris, dan menikah dengan Merisa, nona besar Keluarga Haris.
Pada hari kedua setelah menikah, Morgan menerima tugas dari negara untuk bergabung wajib militer.
Lima tahun telah berlalu, dia sudah menjadi Dewa Perang nomor satu Negara Bermuda tiada tara!
Demi menebus kesalahan waktu itu, Morgan kembali ke Kota East Coast untuk mencari Merisa.
Morgan masuk ke dalam vila.
Ekspresinya terlihat kaget.
Di halaman luar vila ada seorang gadis kecil berumur sekitar empat atau lima tahun yang kondisinya terlihat seperti kekurangan gizi.
Hal yang mencengangkan adalah ada rantai di lehernya.
Dia rebahan di tanah seperti anjing dan menjilat sebuah mangkuk pecah!
Entah kenapa hati Morgan merasa sakit saat melihatnya.
"Paman, bisakah berikan aku makanan, aku sangat lapar!"
Gadis kecil mendongak dan melihat Morgan dengan memelas.
Morgan segera mengambil sepotong biskuit dari saku dan memberikan padanya.
Gadis kecil itu mengambil dan memakannya dengan lahap.
"Dasar anak haram pembawa sial, kamu bahkan berani menjadi pengemis di depan Keluarga Haris, aku akan memukulmu sampai mati hari ini!"
Saat ini, seorang wanita paruh baya galak membawa sebatang kemucing dan terus memukul gadis kecil itu.
Gadis itu mengelak, menangis sambil berteriak.
"Tolong ... jangan pukul aku ... aku sangat lapar ... sakit ..."
Morgan marah saat melihatnya.
Hatinya seperti tertusuk pisau!
Kenapa ada orang sekejam ini di dunia?
"Berhenti!"
Morgan menahan bambu yang dipegang wanita itu.
Wanita itu melihat Morgan dan berkata, "Siapa kamu? Berani sekali ikut campur?"
"Apakah kamu manusia? Kenapa begitu jahat kepada anak sekecil ini?"
Morgan sangat emosi saat melihat tubuh gadis yang penuh luka.
"Bukan urusanmu, dia anak haram Keluarga Haris, terserah bagaimana aku memukulnya. Kalau kamu ikut campur, aku akan memukulmu sekalian!"
Wanita paruh baya melihat Morgan dengan dingin.
Morgan tercengang dan bertanya tanpa sadar, "Anak haram Keluarga Haris? Anak siapa?"
Wanita itu mencibir, "Anak siapa? Tentu saja anak bajingan, semua orang di Kota East Coast tahu bajingan ini!"
"Lima tahun yang lalu, Merisa, nona besar Keluarga Haris menikah dengan seorang gelandangan tidak berguna dan bajingan itu melarikan diri pada hari kedua setelah menikah! Dia meninggalkan satu anak haram yang akhirnya menjadi lelucon di seluruh Kota East Coast!"
Morgan seperti disambar petir!
Lima tahun yang lalu!
Gelandangan!
Nona besar Keluarga Haris!
Gadis kecil ini ...
Morgan melihat anak kecil itu lagi, perasaan akrab langsung menghampirinya.
Mata Dewa Perang tak tertandingi menjadi basah ...
Kemarahan Morgan meledak saat mengingat putrinya dipukul kejam seperti ini.
Prak!
Terdengar suara renyah.
Rantai besi di leher gadis itu langsung diputus olehnya.
Morgan tidak bisa membayangkan bagaimana hidup Merisa dan putrinya selama lima tahun ini.
Bahkan pelayan Keluarga Haris berani memukul putrinya sekejam ini!
"Kamu berani memperlakukan putriku seperti ini, dosamu tidak bisa dimaafkan!"
Prak!
Morgan menampar wanita paruh baya itu dengan kuat.
Ah!
Wanita itu berteriak dan pipinya langsung bengkak.
"Putrimu? Kamu menantu matrilokal lima tahun yang lalu?"
Wanita paruh baya melihat Morgan dengan bingung!
Lima tahun lalu, Tuan Besar Keluarga Haris sakit parah.
Demi mengusir nasib buruk Tuan Besar, Merisa, nona besar yang paling tidak dihargai dipaksa menikah dengan seorang gelandangan dan seluruh Kota East Coast tahu dengan masalah ini.
Hal yang paling heboh adalah gelandangan ini melarikan diri pada hari kedua setelah menikah.
Lima tahun telah berlalu, gelandangan itu kembali lagi?
Gadis kecil melihat Morgan dan berkata dengan hati-hati, "Paman, aku ingin mencari ibuku?"
Morgan kaget dan bertanya, "Di mana ibumu? Dia tidak tinggal di sini?"
Wanita paruh baya menutupi pipinya dan mencibir, "Memangnya kenapa kalau kamu kembali? Haha! Merisa sedang dimabuk kepayang di Surga Dunia melayani seorang pria, mana mungkin ada waktu menjaga putrinya ..."
"Diam!"
Morgan tidak bisa menahan dirinya lagi, dia mengangkat wanita itu, lalu melemparnya.
Bruk!
Terdengar suara kencang, wanita itu jatuh dan pingsan.
Wajah Morgan membeku dan aura pembunuhan menyebar dari tubuhnya.
Wanita yang dia rindukan selama lima tahun ini, malah meninggalkan putrinya sendiri untuk bersenang-senang menemani pria lain. Apakah dia benar-benar salah menilainya?
Morgan melihat putrinya yang kurus kering dan bertanya dengan sedih, "Siapa namamu?"
Gadis kecil melihat Morgan, "Paman, namaku Hope Angkara."
Hope?
Hati Morgan semakin ngilu ketika mendengar nama ini.
Morgan menahan kesedihannya dan bertanya, "Di mana ibumu? Kenapa tidak menjagamu?"
Hope melebarkan matanya, "Ibu pergi mencari uang, aku tidak akan kelaparan lagi kalau ibu punya uang. Hope kelaparan setiap hari dan semua orang menindas dan memukulku. Mereka juga tidak memberikan makanan padaku ..."
Saat mendengar ini dua baris cairan hangat mengalir dari mata Morgan.
Dia yang menjadi ayahnya sama sekali tidak tahu. Dirinya benar-benar bajingan dan tidak pantas menjadi seorang ayah!
Morgan berperang di mana-mana dan sering terluka parah, tapi tidak pernah menangis.
Namun, dia menangis ketika menghadapi anaknya hari ini!
Pria tidak mudah menangis, itu karena belum menyentuh lubuk hati terdalam!
Morgan bertanya lagi, "Di mana ayahmu?"
Hope menunduk dan terlihat sedih, "Aku tidak pernah bertemu ayah sejak dilahirkan. Semua orang mengatakan aku anak haram yang tidak punya ayah. Aku pernah menanyakannya kepada ibu."
"Ibu selalu menangis dan tidak bersedia menjawabku. Aku tahu ibu sedih, jadi tidak berani bertanya lagi."
Morgan bertanya, "Mari, aku bawa kamu pergi mencari ibumu."
"Tidak!" Hope menunduk dan berkata, "Ibu bilang tidak boleh pergi dengan orang asing."
"Aku bukan orang asing, aku ... teman ayahmu."
Morgan akhirnya mengubah kalimatnya.
Dirinya tidak pantas menjadi seorang ayah!