Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Godaan Wanita Blasteran

Bab 5 Godaan Wanita Blasteran

Barga yang sudah tidak mampu lagi menahan gairahnya, segera mengambil minuman diatas meja itu, dan meminumnya untuk mendinginkan kepalanya. Melihat hal itu, seringai licik muncul di sudut bibir Ayten.

"Aduh!!" pekik Ayten mengaduh.

Barga segera menoleh kearah Ayten. Dilihatnya Ayten, yang terlihat kesulitan untuk melepaskan yang sisir dari rambutnya. Barga segera mendekati Ayten.

"Kenapa Mbak?" tanya Barga pada Ayten.

"Sisirnya tersangkut di rambut. Tolong bantu aku melepaskannya," pinta Ayten.

Barga berdiri di depan Ayten. Di berusaha untuk melepaskan sisir itu dari belitan rambut Ayten. Ayten sengaja mengambil posisi itu. Membuat gunung kembar miliknya terlihat jelas oleh Barga. Itu membuat Barga menjadi semakin bernafsu. Apalagi, kini Barga berdiri di antara kaki Ayten yang terbuka lebar. Kimono Ayten yang pendek tersingkap, dan memperlihatkan bukti menggoda di bawah sana. Melihat mata Barga yang terbakar gairah, Ayten menarik kepala Barga menunduk untuk menciumnya. Awalnya, Barga masih mencoba untuk menahan dirinya. Namun akhirnya dia dikalahkan oleh nafsunya sendiri.

Keduanya berciuman dengan penuh nafsu. Kini Barga berada di atas tubuh Ayten, yang terlentang di tempat tidur. Kimono Ayten sendiri sudah terbuka lebar. Memperlihatkan gunung kembarnya yang kini diremas oleh jemari Barga. Tangan Barga yang lain sudah menjelajahi bukit rimbun milik Ayten. Ayten mendesah nikmat. Dia semakin mendorong Barga untuk menyentuh tubuhnya lebih lagi. Lidah Barga bertautan dengan lidah Ayten.

Sementara itu, tangan Ayten menuju ke arah gundukan di bawah Barga. Ayten mengelus gundukan itu dari luar celana, sebelum menurunkan resleting celana Barga. Ayten membuka kancing dan melepaskan sabuk milik Barga. Kemudian, diantara kecipak basah ciuman mereka, tangan Ayten menyusup masuk ke celana dalam Barga. Dia menemukan apa yang dicari oleh dirinya, pusaka pemuas hasrat keinginannya.

Ayten menggenggam dan mengelus keintiman milik Barga. Membuat Barga mendongak dan mendesah nikmat. Ayten menariknya keluar dan melihat dengan matanya sendiri. Ayten terpaku karena ukuran Barga. Perlahan senyum kebahagiaan tergambar di wajahnya. Ayten membalikkan keadaan.

Kini dia berada di atas tubuh Barga. Dia menjelajahi tubuh kekar itu dengan senang hati. Di lepasnya kemeja Barga, disusul dengan kaus oblong milik pribadi itu. Ayten mencium Barga dari bibir turun ke rahang tegas pemuda itu, lalu semakin turun hingga menuju ke pusar Barga. Barga hanya melihat dan menikmati, apa yang dilakukan oleh Ayten pada tubuhnya. Lalu ciuman Ayten sampai pada pusaka Barga yang setengah tegak.

Ayten memegang senjata Barga dengan kedua tangannya. Lalu mencium kepala yang berbentuk seperti jamur itu. Lidahnya bermain di sana. Dengan tangannya yang bergerak naik turun. Barga dilanda kenikmatan yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya. Dia bahkan tidak pernah menyentuh dirinya sendiri seperti Ayten menyentuh tubuhnya. Tangan Barga spontan bergerak mengikuti naluri alamiah dan sepengalaman otaknya yang pernah menonton bluefilm, meraih gunung kembar Ayten yang menggantung di depannya. Memanggil dirinya untuk memetik manisnya. Barga memelintir puncaknya itu gemas. Jari tangan Barga kembali menuju daerah intim Ayten. Barga membuka lipatan rahasia dibawah sana. Menyentuhnya dengan jarinya. Hal itu membuat Ayten mendesah nikmat. Barga semakin berani untuk memasukkan jari itu kedalam lubang tersembunyi di sana. Membuat pekikan nikmat Ayten semakin terdengar. Sementara tangan Ayten masih bergerak naik turun di keperkasaan besar Barga, Ayten menundukkan kepalanya dan memasukkan keperkasaan itu kedalam mulutnya.

"Aah..." desah Barga nikmat.

Jemari tangannya semakin gencar keluar masuk di dalam tubuh Ayten. Keduanya semakin liar di atas tempat tidur. Namun, saat Ayten mencoba memasukkan keperkasaan Barga kedalam dirinya, terdengar ketukan di pintu kamarnya.

Tok! Tok! Tok!

“Non...”

GREP!!! Mata mereka saling terbelalak mendengar suara interupsi di balik kamar.

Kegiatan mereka terhenti karena gangguan itu. Ayten turun dari tubuh Barga. Dengan sengaja menggesekkan kewanitaannya pada keperkasaan Barga yang sudah tegang sempurna.

Barga menggeram tertahan. Ayten sangat berbahaya!!!

Ayten harus menahan rangsangan yang ada di tubuhnya untuk tak menerjang pria itu, dia lantas mengambil kimono dan memakainya. Ayten membuka pintu kamarnya.

"Non, di tunggu nyonya dan tuan di ruang makan," ucap pembantu itu.

"Baik, aku segera kesana," jawab Ayten lalu menutup pintunya kembali.

Dia berjalan kearah tempat tidur.

"Barga, pakai kembali bajumu. Kita makan dulu di bawah. Sudah di tunggu sama orang tuaku," kata Ayten sembari mengenakan pakaian, dia berbicara seolah-olah mereka sudah kenal dekat.

Barga menghembuskan napasnya kasar. Telapak tangannya mengusap wajahnya kasar. Dia masih tak habis pikir kenapa dirinya malah bisa-bisanya melakukan hal gila itu. Dia bisa kehilangan pekerjaan untuk saat ini karena wanita yang liar ini.

Keduanya turun kebawah, ke ruang makan. Orang tua Ayten merasa heran, melihat seorang pria turun bersama anaknya dari kamar Ayten.

"Siapa dia Ayten?" tanya tuan Kevser menatap curiga pada Barga.

"Kenalkan Papa, Mama. Dia ini Barga. Karyawan toko karpet yang mengantar karpet pesanan Ayten ke rumah. Ayten juga meminta dia untuk memasang sendiri di kamar Ayten, sekalian mendekorasi ulang kamar Ayten," terang Ayten pada kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Ayten merasa tenang sekarang. Mereka mengajak Barga untuk makan malam bersama dengan mereka. Karena malam sudah agak larut, akhirnya mereka meminta Barga untuk menginap di sana demi kesopanan. Barga awalnya ingin menolak, tapi segera dijawab oleh Ayten.

Akhirnya malam itu dia menginap di rumah Ayten. Setelah selesai makan malam bersama, Ayten dan Barga kembali ke kamar Ayten. Dengan alasan, ingin melanjutkan pekerjaannya, orang tua Ayten tidak curiga. Mereka membiarkan Ayten dan Barga.

Sesampainya di kamar, Ayten segera mengunci pintu kamarnya. Dia menarik Barga dan menciumnya dengan nafsu. Barga membalas ciuman itu dengan bernafsu. Keduanya berjalan sambil berciuman hingga tiba di samping tempat tidur.

Lalu Barga menjatuhkan Ayten ketempat tidur. Dia mulai membuka pakaian Ayten. Membuat gadis itu kini telanjang bulat di depannya. Sementara Barga sendiri masih memakai pakaian lengkapnya. Barga bergerak turun untuk mencium bibir Ayten dengan bernafsu. Dilumatnya bibir itu, sementara Ayten mencoba melepaskan pakaian Barga dari tubuhnya. Kini keduanya sama-sama telanjang bulat.

Ayten terengah-engah di atas tempat tidur. Barga menatap tubuh telanjang itu dengan buas. Seakan ingin menelannya bulat-bulat. Barga menarik kaki Ayten berlawanan. Membuat kewanitaan Ayten terpampang dengan jelas di depannya. Barga menekuk kaki itu keatas dan mencondongkan tubuhnya diantara paha Ayten. Dengan posisi kepala Barga diapit oleh kedua kakinya, membuat nafsu Ayten semakin melambung. Ayten sendiri adalah gadis yang memiliki nafsu yang besar. Kehidupannya di Amerika, membuat dia sudah terbiasa dengan dunia malam dan sex bebas.

Barga harus puas karena kehilangan akal sehatnya sendiri saat ini. Apa-apaan ini?!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel