Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Stalking Sosmed Suami

"Ya Allah, Mas Herdian. Kamu kenapa sih, Mas? Kurang apa aku sebagai seorang istri?" batin Melia semakin kesal. Ia sungguh tak menyangka Herdian yang selama ini dianggapnya biasa saja sampai sejauh itu.

Masih belum puas dengan temuannya, Melia lalu membuka bagian kotak pesan (inbox) pada akun sosial media Herdian tersebut. Betapa terkejutnya Melia ketika melihat isi kotak pesan akun sosial media biru milik Herdian tersebut.

Tubuh Melia luruh, tertelungkup dan tergugu di atas ranjang peraduan mereka. Ia menangis sesenggukan melihat ulah suaminya yang sepertinya tidak lagi menganggapnya ada sebagai istrinya.

"Ya Allah ... ya Allah ... ya Allah, Mas Herdian! Ternyata sudah sebobrok itu moralmu," isaknya tak tertahankan lagi.

Apa yang terpampang dari kotak pesan di akun sosial media Herdian sungguh membuat Melia semakin kecewa. Ada banyak obrolan pribadi dengan wanita mulai yang berstatus lajang hingga janda. Bahkan Herdian terlihat pernah berkirim pesan dengan Zakiah, tetangganya yang seorang janda muda.

Melia menghela nafas berat beberapa kali. Ia menguatkan hatinya sebelum membuka satu per satu. Ia yakin isi dalam masing-masing percakapan yang akan dibacanya mungkin membuatnya shock.

Chatting dengan Zakiah :

[Neng, malam-malam Abang kesepian nih.]

[Loh Mbak Melia kemana, Bang?]

[Ada di sebelah udah molor. Dasar istri enggak paham kebutuhan suami! Malam ini telepon Neng Kiah boleh?]

Untungnya Zakiah tidak lagi membalas pesannya. Setahu Melia, meski janda Zakiah memang bukan wanita gatel dan suka menggangu suami orang.

Chatting dengan Lidia :

[Makasih ya, Lidia. Kiriman nasi padangnya enak.]

[Aduhhh dasar kamu! Memangnya istrimu enggak masak?]

[Masak, cuma aku enggak selera. Enggak seperti masakan rumah makan padang milikmu. Masakannya saja enak, gimana orangnya ya. Hmmm!]

[Heh jangan kurang ajar ya! Aku jual makanan bukan jual diri.]

Itu obrolan dengan Lidia, pengusaha rumah makan padang tak jauh dari kantor Herdian. Dulu Melia juga sering makan siang di sana ketika masih bekerja di tempat yang sama dengan Herdian. Kemungkinan Lidia mengenalnya meski hanya kenal nama.

Chatting dengan Rosalinda :

[Sayang, kapan kita jalan lagi. Aku udah kangen!]

[Manja banget sih, Sayang! Sabar dong, kemarin baru aja nontonkan.]

[Aku kalau sama kamu kangen terus!]

[Huu … kangen terus tapi enggak berani ninggalin istrimu!]

[Jangan gitu dong, Sayang. Anakkukan empat sama dia. Kasihan kalau terlantar, akukan bertanggung jawab.]

[Bertanggung jawab tapi tukang selingkuh!]

[Kata siapa, cuma kamu kok cintaku. Kita nikah yaaa, nikah siri aja dulu gimana biar halal?]

Sampai disini Melia tak lagi sanggup melanjutkan membaca obrolan mereka. Menjijikkan dan menyakitkan. Sungguh mengiris hati Melia rasanya.

Mendapati suaminya selama ini main belakang saja sudah sangat menyakitkan. Apalagi sekarang ia tahu sepak terjang suaminya di luar sana. Membuat Melia tak bisa menghentikan derai air matanya.

Masih banyak riwayat obrolan Herdian dengan wanita lain dalam akun sosial medianya. Kalau di sosial media saja begitu, bagaimana dengan isi telepon pintarnya? Melia jadi semakin penasaran meski hatinya sakit.

Rasa penasaran itu juga yang membuat Melia akhirnya berselancar lebih jauh ke akun sosial media pemilik nama Rosalinda Ayamore itu. Namanya memang mengingatkan pada telenovela di tahun sembilan puluhan. Membuat Melia semakin penasaran.

Si Rosalinda Ayamore ini ternyata model wanita karir setengah selebgram. Apapun kegiatannya di dunia nyata diabadikan dalam laman sosial medianya. Tidak mengherankan, karena memang dia memiliki tubuh indah bak gitar spanyol, kulit putih mulus bagai porselen dan rambut panjang yang tergerai indah diwarnai coklat kemerahan.

Sayangnya postingan-postingan wanita itu tidak ada yang menampakkan mukanya dengan jelas. Ia selalu menutup wajahnya dengan kedua tangan, telepon pintar bergambar apel boncel, hingga menggerai rambut panjang menutup wajahnya. Melia jadi kesulitan mencari tahu apakah wanita yang bersama Herdian di cafe dengan pemilik akun Rosalinda Ayamore adalah orang yang sama.

-Terima kasih, Sayang! Tas barunya cantik.-

Terlihat postingan terbaru si Rosalinda Ayamore ini. Sebuah tas bermerk dengan harga di atas enam digit terpampang di sana. Postingan itu sontak dibanjiri ratusan komentar.

"Wahhh keren, Beb! Dapat dari Mas yang 'itu' ya?" komentar akun bernama Miss Syahrina.

"Mau dong dibeliin tas mahal juga," komentar akun bernama Cindy Laura.

Ada banyak sekali komentar ketika Melian memeriksanya satu per satu. Ia terus membaca dan meneliti hingga menemukan sebuah komentar yang menjawab kecurigaannya.

"Wanita cantik memang cocok dengan barang-barang mahal. Sama-sama, Sayang. Cintaku hanya untukmu," komentar akun dengan nama Herdian Purnomo.

Komentar itu kemudian memiliki banyak balasan. Mulai balasan, "Cie ... cie!" Hingga balasan yang mendoakan mereka segera menikah.

"Hei halo! Ada istrinya di sini! Lelaki itu bukan lelaki lajang!" batin Melia semakin emosional. Luka hati membuatnya merasakan sedih, kesal, marah dan terluka sekaligus.

Emosi Melia seketika membuncah. Ia yang dari awal menahan kesal dan sakit hati menjadi lebih tegar. Ia merasa harus melakukan sesuatu. Memberi pelajaran terhadap suaminya.

Herdian memang sudah kelewatan. Meski dulunya ia menikahi Melia dan menjadi pahlawan, tidak sepantasnya lelaki itu berbuat seenak hatinya sekarang. Apalagi sebagai istri, Melia telah memberinya empat orang anak.

"Awas kamu, Mas. Akan aku pantau semua akses komunikasimu sekarang!" tegas Melia. Ia mengusap air matanya dan melakukan pekerjaan rumah tangganya sambil menunggu Herdian pulang. Dalam hati Melia sudah menyusun rencana untuk membuat Herdian mati kutu.

Herdian memacu mobilnya secepat yang ia bisa. Tak sabar rasanya pria itu ingin bertemu kekasih hati pujaannya. Sudah tiga hari kekasihnya itu menolak berjumpa Herdian dengan berbagai alasan.

Herdian tahu, wanita itu merajuk karena Herdian tak kunjung menikahinya setelah setahun belakangan ini mereka berpacaran. Tapi bagaimana lagi? Herdian belum menemukan alasan yang tepat membuat Melia menyetujui permintaannya untuk menikah lagi.

Apa yang Melia katakan beberapa saat lalu di rumah saat mereka ribut memang benar. Selama menjadi istri Melia memang tidak pernah membuat kesalahan fatal sebagai seorang istri. Melia cantik, dengan wajah imut dan kulit putih mulus. Sebelum menjadi istri Herdian, Melia adalah primadona di kantor mereka.

Wanita berwajah oriental itu memiliki bentuk tubuh tinggi semampai. Lekuk tubuhnya memang tidak seksi tapi sangat menarik ketika dibalut pakaian apapun. Sampai melahirkan empat orang anakpun bentuk tubuh Melia tidak berubah. Ia masih berwajah imut dan tinggi semampai.

Wajah Melia yang cantik alami tetap enak dipandang meski wanita itu tak lagi sering menyapukan make up. Hanya sesekali ketika mereka pergi kondangan baru Melia berdandan saja. Itu pun tak menor, hanya sapuan bedak dan lipstick ala kadarnya. Namun Melia tetap wanita yang mempesona.

Bahkan Abraham, rekan kantor Herdian yang dulu sebetulnya sangat menyukai Melia pun kerap memuji kecantikan istrinya saat mereka mengobrol berdua. Abraham dulu memang santer sekali terlihat berusaha menggoda Melia. Bukan cuma Abraham, waktu itu ada lima orang yang tertarik dengan Melia di kantor, termasuk Herdian.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel