Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bangun kesiangan

Sementara di dalam cincin ada dua orang yang sedang mabok cinta, bercinta dengan Sinta membuat Rizal semakin bergairah karena semenjak berpisah dengan istrinya, ia tidak menyentuh wanita lain, betapa ia mengharapkan kehangatan dari seorang wanita selama ini, mereka berdua terus berpelukan di atas ranjang yang di hiasi dengan bunga-bunga yang cantik.

Seharian penuh mereka berada di dalam kamar tersebut, sudah berapa kali mereka bercinta memadu kasih di atas ranjang yang indah itu, ‘’aku harus pulang dan bekerja sayang? Nanti malam aku kesini lagi?’’ ucap Rizal kepada Sinta sambil membelai pipi mulus wanita tersebut.

‘’Baiklah aku akan mengantar kamu, sekarang pejamkan mata?’’ balas Sinta menyuruh Rizal untuk memejamkan matanya.

Rizal perlahan memejamkan matanya menuruti apa yang di perintah oleh Sinta, ‘’sekarang buka mata kamu mas?’’ ucap Sinta lagi menyuruh Rizal untuk membuka matanya.

Lelaki itu lalu membuka matanya dan menengok kanan kiri, ‘’sekarang aku sudah ada di kamarku?’’ gumam Rizal pada dirinya sendiri ‘’makasih sayang’’ ucap Rizal sambil mendekatkan jari yang menggunakan cincin tersebut di depan mulutnya.

‘’Iya mas, selamat bekerja yah?’’ balas Sinta dari dalam cincin tersebut.

Rizal melirik kearah jam dinding yang ada di kamarnya, ‘’waduh sudah siang rupanya?’’ ucap Rizal pada dirinya sendiri, ia pun bergegas menuju ke kamar mandi, setelah berpakaian ia berjalan keluar dari rumah kontrakan tersebut.

Setelah sampai di pasar ia menghampiri Alex yang sedang mengangkut barang, ‘’hei bro? Tumben kamu datang telat?’’ ucap Alex yang melihat Rizal sudah ada di sampngnya.

‘’Iya Lex, maaf aku kesiangan?’’ balas Rizal meminta maaf kepada Alex.

‘’Ya sudah ayo angkut barang-barang itu?’’ sahut Alex menyuruh Rizal unruk segera mengangkut barang tersebut.

Rizal bergegas mengangkut barang-barang dan berjalan di belakangnya Alex, mereka berdua mengangkut barang tersebut sampai habis, setelah menerima upah dari pemilik barang itu mereka berdua istirahat di kedai kopi sambil mengobrol.

‘’Tidur jam berapa tadi malam, sampai kamu bangun kesiangan?’’ ucap Alex bertanya kepada Rizal.

‘’Gak tau Lex tadi malam aku tidur jam berapa? Tau-tau bangun sudah siang?’’ jawab Rizal sambil menggelengkan kepala dan tersenyum kepada Alex.

‘’Aku kira kamu hari ini tidak berangkat Zal?’’ sahut Alex sambil menepuk lengan milik Rizal.

‘’Apa ada lagi barang yang akan kita angkut Lex?’’ Rizal bertanya kepada Alex.

‘’Ada Zal, sebentar lagi barang itu datang?!’’ jawab Alex sambil mengunyah tempe goreng.

‘’Hei kalian berdua cepat kesini?’’ ucap salah satu pemilik toko yang ada di pasar tersebut.

Rizal dan Alex pun menghampiri orang tersebut, ‘’ada apa Pak Ahmad?’’ ucap Rizal kepada orang tersebut.

‘’Barang yang akan kalian angkut sudah datang tapi agak jauh di sebrang jalan?’’ jawab Pak Ahmad memberitahu kepada mereka berdua.

‘’Gak masalah Pak, ya sudah kami kesana dulu?’’ sahut Alex sambil melirik kepada Rizal.

‘’Ya sudah cepat kalian angkut barang itu nanti aku tambahin upah kalian berdua?!’’ ucap Pak Ahmad menyuruh mereka berdua supaya cepat melaksanakan tugasnya.

‘’Siap Pak?’’ balas Rizal kepada orang tersebut.

Rizal dan Alex berjalan menuju ke seberang jalan dan mulai mengangkut barang tersebut satu persatu kedalam toko Pak Ahmad, ‘’ayo Lex agak cepat biar pekerjaan kita cepat selesai?’’ ucap Rizal menyuruh Alex supaya mempercepat jalannya.

Mereka berdua sangat bersemangat mengangkut barang-barang milik Pak Ahmad tersebut, setelah sore hari mereka berdua pulang kerumah masing-masing.

Rizal berjalan sendirian menuju ke rumah kontrakan, dari arah berlawanan beberapa pengendara motor sedang kejar-kejaran ‘’brum..brum..brum..’’, Rizal tetap berjalan di tepi jalan tersebut ‘’woi minggir!!’’ ucap salah satu pendara motor itu menyuruh Rizal untuk minggir lebih jauh.

Rizal yang melihat sepeda motor menuju kearahnya, ia pun langsung menghindar, ‘’srakhh..brakh..’’ Rizal menoleh kebelakang dan di lihatnya sepeda motor yang tadi kearahnya tersungkur menabrak pohon, Rizal bergegas menolong pengendara tersebut.

‘’Tolong kamu antarkan berkas yang ada di dalam tas, ini alamatnya? Cepat sebelum mereka datang?!’’ ucap pengendara motor tersebut yang sudah berlumuran darah sambil menyodorkan kartu nama kepada Rizal.

‘’Cepat pergi?! Jangan pedulikan aku? Sebentar lagi mereka akan datang?’’ ucap pengendara itu lagi menyuruh Rizal untuk membawa dokumen yang ada di dalam tas tersebut, ‘’brum..brum..brum..’’.

‘’Cepat pergi?!’’ ucap pengendara tersebut sambil mendorong tubuh Rizal.

‘’Baik aku akan mengantar tas ini, semoga kamu baik-baik saja?’’ balas Rizal sambil mengambil tas tersebut dan berjalan meninggalkan pengendara itu yang masih tergeletak di bawah pohon.

‘’Brum..brum..brum...itu dia di sana?!’’ teriak salah satu dari gerombolan pengendara moge tersebut.

Gerombolan moge itu pun menghampiri pengendara yang tergeletak di bawah pohon, ‘’cepat cari tas itu?!’’ ucap ketua kelompok tersebut menyuruh anak buahnya menceri tas yang dimaksud.

‘’Tidak ada bos?’’ ucap salah satu dari anak buah tersebut.

‘’Kurang ajar! Dia sembunyikan dimana tas itu, cepat kalian sisir tempat ini dan temukan tas itu?!’’ ketua moge itu menyuruh anak buahnya untuk menyisir tempat tersebut.

Sedangkan Rizal terus berjalan di jalan perkampungan supaya kelompok tersebut tidak mengetahuinya, Rizal membaca alamat yang diberikan pengendara tadi sambil menggendong tas tersebut.

‘’Alamat ini cukup jauh dari sini, aku harus naik ojek?’’ ucap Rizal pada dirinya sendiri.

Rizal naik ojek menuju ke tempat tersebut, dua jam lamanya akhirnya Rizal sampai di tempat itu, hari pun sudah gelap menandakan kalau sudah malam, ‘’nomer rumahnya sama persis dengan yang tertuis di kartu ini’’ ucap Rizal sambil mencocokkan nomer rumah tersebut.

Setelah memencet bel berkali-kali akhirnya gerbang tersebut di buka oleh satpam yang baru saja kembali dari kamar mandi,

‘’maaf ada perlu apa anda kesini?’’ ucap satpam tersebut kepada Rizal.

‘’Apa benar ini rumahnya Pak Bagas?’’ balas Rizal yang balik bertanya kepada satpam tersebut.

‘’Betul, ada apa anda mencari tuan saya?’’ jawab Satpam itu yang nampak tak bersahabat dengan Rizal.

‘’Apa boleh saya bertemu dengan Pak Bagas?’’ balas Rizal lagi kepada satpam tersebut.

‘’Anda harus membuat janji dulu sebelum bertemu dengan tuan saya, apa anda sudah membuat janji dengan beliau?’’ jawab satpam itu lagi sambil berkacak pinggang.

‘’Maaf Pak, ini keadaan mendesak? Saya harus menemui Pak Bagas sekarang?’’ balas Rizal lagi kepada satpam itu.

‘’Tin..tin..’’ suara klakson mobil dari belakang Rizal.

‘’Maaf Nona saya mau masuk, anda minggir dulu?’’ ucap satpam itu menyuruh Rizal untuk minggir karena menghalangi jalan.

Rizal bergeser untuk minggir supaya mobil tersebut bisa masuk kedalam, setelah mobil itu masuk Rizal kembali menemui satpam tersebut meminta agar dirinya di perbolehkan untuk masuk.

‘’Saya sudah bilang kalau anda mau bertemu dengan tuan saya harus membuat janji dulu?’’ ucap satpam itu yang belum memperbolehkan Rizal untuk masuk.

Rizal terus berusaha membujuk satpam tersebut supaya dirinya di perbolehkan untuk masuk.

*Bersambung*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel