Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Saling menjahili

Rizal dan Reza adalah saudara yang terpisahkan sejak masih bayi, kedua orang tua mereka bercerai dan masing-masing membawa satu anak dari dua bayi lelaki anak kandung mereka.

Reza masih mencuci pakaiannya tak lama kemudian wanita itu keluar dari kamar mandi sambil berkata kepada lelaki itu, ‘’sekalian cuci bajuku yah’’ wanita itu langsung melemparkan pakaiannya di depan Reza.

‘’Hei wanita aneh, cuci bajumu sendiri sana?’’ Reza menjawab sambil melemparkan pakaian wanita itu.

‘’Aku bukan wanita aneh, aku punya nama? Dasar cowok nyebelin’’ wanita itu mengambil pakaiannya yang di lempar oleh Reza sambil menggerutu.

‘’Siapa nama kamu wanita aneh?’’ Reza bertanya nama wanita tersebut.

‘’Aku Lina, nama kamu?’’ jawab wanita itu dan balik bertanya nama lelaki itu.

‘’Reza’’ hanya kata itu yang keluar dari mulutnya Reza.

Lina mendekati Reza sambil berkata kepada lelaki itu, ‘’mas Reza sayang, kamu cuci bajuku yah’’ Lina merayu Reza supaya lelaki itu mau mencuci bajunya.

‘’Cuci aja sendiri, emangnya aku pembantu kamu?’’ balas Reza sambil menatap bola mata milik Lina.

‘’Mas, tadi aku sudah minta tolong sama kamu untuk membetulkan kran di kamar mandiku, tapi malah kamu nyuruh aku mandi disini, terus aku harus cuci bajuku pakai tanah gitu?’’ Lina berkata dengan kesalnya kepada Reza.

‘’Oh iya aku lupa, ya sudah kamu cuci baju disini saja? Aku sudah selesai tinggal menjemur saja’’ Reza menyuruh Lina untuk mencuci bajunya di tempat itu, ‘’aku mau menjemur pakaian dulu, sana kamu cuci sendiri’’ Reza berjalan meninggalkan wanita itu.

Dengan cepat tangan Lina menarik handuk yang melilit di pinggangnya Reza, ‘’wauw, punya kamu besar juga mas’’ Lina berkata sambil menutup mulutnya dan tertawa melihat senjata milik Rza.

‘’Apaan sih kamu Lin, main tarik saja’’ ucap Reza sambil mengambil handuk yang sudah terjatu itu dan melilitkan di pinggangnya lagi, Reza melanjutkan menjemur pakaiannya.

Lina masih tertawa cekikikan sambil menutup mulutnya, wanita itu pun akhirnya mencuci baju miliknya sendiri di tempat tersebut sambil senyum-senyum sendiri. Setelah selesai mencuci lalu Lina menjemur pakaiannya di samping pakaian milik Reza.

Sedangkan Reza masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badannya, Lina masih menjemur pakaian miliknya, tak lama kemudian Reza keluar dari kamar mandi, ia berjalan menuju ke kamar melewati Lina yang sedang menjemur pakaian, ‘’kamu sudah makan Lin?’’ Reza bertanya kepada Lina.

‘’Ya belum lah mas kan pagi-pagi aku langsung kesini’’ balas Lina sambil menoleh kearah Reza.

‘’Ya sudah aku mau ganti baju dulu’’ Reza berkata sambil berjalan masuk kedalam kamarnya.

‘’Kirain mau ngajak makan’’ gerutu Lina sambil menjemur pakaian miliknya.

Reza keluar dari kamar dan berjalan menuju ke dapur, ia membuat mie goreng dan telor dadar, ‘’kamu sedang masak apa mas?’’ ucap Lina yang datang menghampiri Reza di dapur.

‘’Mie goreng sama telor dadar, kamu mau?’’ balas Reza sambil menoleh kepada wanita itu.

‘’Mau dong’’ Lina langsung menjawab dengan senang hati.

‘’Tapi buat sendiri yah’’ Reza berkata sambil tersenyum jahil kepada Lina.

‘’Dasar cowok gak pengertian’’ Lina berkata sambil memukul lengan lelaki itu, ‘’auwh sakit Lin’’. Reza meringis kesakitan.

‘’Biarin, makanya jadi cowok itu yang tanggap dong’’ ucap Lina lagi kepada Reza, ‘’sini biar aku yang masak, kamu duduk saja sana?’’ wanita itu langsung menarik Reza kebelakang dan ia menggantikan posisi lelaki itu untuk memasak.

‘’Kamu suka main tarik-tarik aja sih’’ ucap Reza sambil mencubit pinggang wanita itu, ‘’auwh sakit mas’’ Lina langsung memegang pinggangnya yang telah di cubit oleh Reza.

Reza menirukan kata dari Lina, ’’biarin’’. Lelaki itu tersenyum sendiri dan mencubit pinggang wanita itu lagi.

‘’Reza!! Awas kamu yah’’ Lina mengejar Reza yang sudah berlari.

Mereka berdua saling kejar mengejar tanpa mempedulikan masakannya, Reza terus menghindar dari kejaran wanita itu, Lina terus mengejar kemana pun Reza berlari, mereka berdua menghentikan langkahnya seketika, mereka sama-sama mengendus-endus dengan hidungnya.

‘’Lina..’’

‘’Reza’’

Itu yang keluar dari mulut mereka masing-masing, mereka berdua berlari menuju ke dapur, ‘’kamu sih, masakannya jadi gosong jadinya’’ ucap Reza menyalahkan Lina.

‘’Kamu yang duluan mencubit’’ balas Lina tak mau mengalah.

‘’kamu duluan’’

‘’Kamu yang duluan mas’’

‘’Kamu’’

‘’Kamu’’

Mereka berdua tak ada yang mau mengalah, ‘’sudah kamu duduk saja jangan ganggu aku memasak’’ Lina akhirnya mengalah dan menyuruh Reza untuk tidak mengganggunya.

‘’Baik’’ itu jawaban dari Reza.

Setelah Lina selesai memasak mereka berdua pun menyantap mie goreng dan telor dadar tersebut dengan lahap, Reza melihat di bibir wanita itu, ‘’jangan blepotan, gak baik buat cewek’’ Reza mengusap sudut bibir Lina dengan tangnnya, mata mereka saling bertemu.

Lina memegang tangan Reza yang sedang ada di bibirnya, mata mereka masih saling pandang memancarkan cinta dan kasih sayang, ‘’mas’’ hanya itu yang terucap dari bibir wanita cantik itu, ibujari Reza mengusap bibir manis milik Lina.

Sejenak mereka berdua terdiam, mereka masih saling pandang penuh pengharapan yang belum pasti, ‘’kamu tampan mas’’ kata itu yang ada di hati Lina, bibir mereka semakin dekat wanita itu perlahan memejamkan matanya, Reza memandangi wajah cantik itu dengan seksama, hembusan nafas mereka saling beradu tinggal beberapa senti saja jarak antara kedua bibir tersebut ‘’siapa yang mau cium kamu’’ Reza berkata kepada Lina.

Lina langsung membuka matanya sambil berkata ‘’apaan sih kamu, aku Cuma takut melihat wajahmu makanya aku tutup mata’’ Lina menutupi rasa malunya dengan kata tersebut.

‘’Kirain minta di cium, hehehe...’’ balas Reza sambil tersenyum meledek wanita itu.

‘’Yeh..ngarep’’ ucap Lina sambil sedikit menundukan kepalanya dan makan mie lagi.

‘’Perasaan tadi ada yang ngarep di cium deh? Siapa yah?’’ Reza terus meledek Lina sambil tersenyum jahil.

‘’Reza!!!’’ Lina langsung melempar sendok yang di pegangnya ke arah Reza.

Untung saja Reza sempat menghindar jadi ia tidak terkena sendok tersebut, ‘’slamet..slamet..’’ ucap Reza sambil mengelus dadanya berkali-kali.

‘’Puas’’ kata itu yang terucap dari bibir milik Lina.

‘’Kamu galak banget sih Lin, aku jadi ta..ta..takuut...’’ ledek Reza lagi kepada wanita tersebut.

‘’Biarin aku galak’’ Lina membalas sambil menjulurkan lidahnya ‘’we..’’.

Reza kembali duduk dan menghabiskan makanan tersebut, mereka saling bisu tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir mereka berdua, Lina membawa piringnya ke dapur dan mencucinya, Reza memandangi kepergian wanita yang berjalan ke dapur.

Lina kembali menuju ke meja tersebut sambil membawa dua gelas air minum, wanita itu memberikan satu gelas kepada Reza tanpa mengucapkan kata, ia duduk sambil minum.

Reza melirik ke arah wanita itu, ‘’terima kasih’’ kata itu yang keluar dari bibirnya Reza, lalu lelaki itu kembali menghabiskan makannya, ‘’ma-sama..’’ jawaban dari Lina hanya kata itu saja.

‘’Sama-sama bukan ma-sama’’ Reza memprotes jawaban Lina.

‘’Bodo amat’’ sahut Lina tanpa melihat ke arah lelaki itu.

‘’Kamu gak tahu yah, sekarang Amat sudah gak bodo lagi, dia sudah pinter’’ Reza membalas sambil tersenyum melihat Lina yang cuek kepada dirinya.

‘’Bukan urusanku’’ dengan gampangnya Lina membalas perkataan dari Reza.

‘’Iya deh yang waras mengalah’’ ucapan dari Reza membuat Lina semakin esmosi.

‘’Apa kamu bilang?’’ Lina berjalan mendekati lelaki itu ‘’coba katakan lagi?’’.

‘’Yang waras mengalah’’ Reza berkata sambil berlari kedalam kamarnya.

Lina langsung mengejar lelaki itu kedalam kamar tersebut, Reza terus menghindar dari wanita itu, mereka berdua saling kejar mengejar, Lina melemparkan bantal kearah Reza, ‘’wush..’ lelaki itu menghindari serangan tersebut sambil berkata ‘’gak kena..gak kena’’.

Reza terus berlari dan dibelakangnya, Lina sedang mengejarnya, kaki Reza tersandung bantal yang tadi dilempar oleh wanita itu, Lina yang tidak siap pun langsung menabrak Reza.

Mereka berdua jatuh bersama dan saling tindih, Reza dengan reflex memegang tubuh Lina kedalam pelukannya, mereka saling diam dan mata mereka saling bertemu, ‘’maaf’’ kata itu yang terucap dari bibirnya Reza, ‘’aku juga minta maaf sama kamu mas’’ itulah jawaban dari Lina.

Akhirnya bibir mereka bertemu saling meluapkan rasa rindu yang mendalam yang selama ini terpendam di hati mereka berdua, lidah mereka saling bersentuhan membuat sensasi kenikmatan tersendiri, mereka berdua saling menikmati sentuhan demi sentuhan yang di perbuat oleh mereka berdua.

Mereka berdua kelelahan sehabis bercinta, Reza memeluk Lina sambil membelai rambut wanita itu dengan mesra, makasih ya kamu telah membuat ku semangat kembali’’ Reza berkata sambil terus membelai wanita itu dengan lembut.

*Bersambung*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel