Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Club Brava

"William nanti kamu dipecat dari pekerjaan kamu, sudah tak apa aku bersama Elsa saja"

"Ya sudah aku kerja dulu ya. Mungkin aku ijin setengah malam dan aku bisa menemani kamu"

"Okelah"

Akhirnya William kerja setengah malam dan ia membiarkan Elsa dan Angelina melantai. Irama dansa sungguh membuat mereka semakin enerjik. Dan Club tambah ramai di tengah malam. Dengan thema thema yang berbeda dari waktu kewaktu.

Michelle Marie Colon, mengisi acara the Dancefloor. Tarian sungguh memikat hati. Malam penuh gemerlap. Sinar lampu yang menyemarakkan suasana. DJ memainkan lagu sungguh epic. Dan mungkin jarang didengar di club lain. Bagi yang nginep di Fairmont El San Juan, club free bagi mereka.

Miss Puerto Rico menyemarakkan suasana. Tariannya sungguh sexy. Sorot mata kamera dimana mana. Semua terbuai dengan minuman, dentuman music dan gadis puerto rico yang mempesona dengan pakaian terbaik mereka.

Tak terasa ada yang menawarkan minum pada Angelina.

"Aku menawarkan Bacardi free buat kamu ...."

"Angelina"

"Mateo Sebastian"

Mereka bersalaman.

"Kalau teman kamu"

"Elsa"

Tampak Elsa pun mengerti ia meninggalkan Angelina dan Mateo.

"Aku ingin berdansa lagi"

Angelina membiarkannya pergi.

"Aku baru melihat kamu kesini"

"Ya memang aku baru kesini"

Hampir sama dengan William, Mateo juga dengan jambangnya yang rapi. Terkesan macho dan maskulin sekali.

"Boleh aku berdansa dengan kamu"

"Entahlah aku gak pandai berdansa"

Dibawanya melantai.

Mateo dengan gentlenya mengulurkan tangannya dan mencium tangan Angelina.

Wanita manapun akan merasa terhormat diperlakukan seperti itu. Mereka melakukan berdansa. Sementara Elsa didekati oleh pria yang botak.

"Miguel ..."

"Elsa"

"Kamu cantik sekali"

"Terimakasih"

Malam semakin larut. William sebagai bartender sudah selesai setengah pekerjaannya. Ia mencari Angelina. Namun ia yang sudah hapal setiap sudut Club Brava dapat dengan mudah mendapatkan Angelina. Namun yang ditujunya sedang bersama laki laki lain.

Ada sedikit gurat kekecewaan baginya. Karena ia sudah minta ijin waktu untuk hanya setengah malam melayani tamu. Ia tadinya hendak meluangkan waktu buat Angelina. Ungkapan siapa cepat dia dapat sepertinya berlaku kali ini. Namun untuk kembali kepada pekerjaan nya tentu tak mungkin. Karena ia sudah minta ijin kepada manajer nya. Ia mendekati seorang perempuan yang terlihat sendiri juga.

"Hai ... boleh aku gabung".

"Iya boleh"

"William"

William memperkenalkan diri

"Emily"

Emily pun menyambutnya. Gadis Albino cantik ini mengulas senyumnya

Walau ia segera memalingkan muka berjarak 10 meter dari Angelina yang tengah berdansa mesra dengan seorang laki laki. Mateo seorang good dancer. Salsa, tanggo dan lainnya ia menguasainya. Angelina yang hanya sedikit saja menguasai salsa tampak tertawa tawa melayani Mateo.

"Kamu pandai berdansa mateo ... aku gak bisa menandingi kehebatan kamu"

"Tidak apa apa, kamu pandai untuk seorang pemula, lagian ini bukan pertunjukan berdansa, tak perlu terlalu menguasainya khan"

Setelah lama berdansa.

Mateo mengajak Angelina keluar sebentar ketepian. Mereka dalam keadaan sama-sama ingin menenangkan diri karena rikuhnya ruang club. Pertemuan singkat tersebut cukup berkesan bagi keduanya. Dan sudah mengeluarkan keringat. Mereka menemukan permainan ‘naked truth’, yaitu menceritakan secara jujur hal-hal tentang diri mereka secara bergantian. Mateo bercerita bahwa dia pindah ke Puerto Rico dari Boston dan bekerja di sebuah perusahaan. Dan ia sekarang memiliki separo saham perusahaan itu. Sementara Angelina juga bercerita bahwa dia suka merias diri dari dulu dan ingin membuka toko kosmetik, tapi rasanya sebagai seorang sarjana bisnis, dan membuka bisnis toko kosmetik kecil kecilan membuatnya di pandang rendah di masyarakat.

“Owning your own business isn’t downgrading,” Jadi memiliki bisnis sendiri bukanlah sebuah kemunduran.

Mateo mengakui bahwa dia tertarik pada Angelina dan ingin mengajaknya untuk one night stand

"Aku suka pertemuan kita, maukah kamu menemaniku malam ini"

Tawaran yang membingungkan bagi Angelina, karena Mateo type laki laki banget baginya tapi ia tak mau memanfaatkan situasi laki laki yang baik kepadanya

Angelina menolaknya secara halus.

"Euh mungkin lain kali aja gimana?"

"Kenapa?"

"Aku sedang dalam periode perempuan"

Sebenarnya Angelina berbohong kalau ia dalam masa periode. Ia tak mau saja memberikan tubuhnya kepada lelaki yang baru dikenalnya. Lain dengan Elsa. Ia malah me whatsapp Angelina.

"Angelina aku gak apa apa ya bersama temen baruku, Miguel namanya. Kamu juga khan"

"Hemmmzzz ya sudah"

Angelina berusaha tidak mau mengganggu temannya.

Elsa memang sudah lihai dalam pergaulan malam. Ia sudah banyak menerima laki laki yang menemani walau hanya one night stand tapi hari hari one night stand jadi many night stand jadinya dengan laki laki yang berbeda.

Tampak Angelina sendiri lagi. Karena tentunya Mateo Sebastian mencari yang lain yang bisa menghabiskan malamnya. Dari kejauhan William melihat Angelina sendiri lagi.

William yang memang hanya tertarik pada Angelina, iapun pamit dari Emily. Emily pun mengerti.

"Kamu kenapa sendiri, mana teman kamu?"

"Siapa? Mateo apa Elsa?"

"Keduanya"

"Elsa sudah sama lelaki barunya, Mateo memang mengajakku one night stand, tapi aku menolaknya"

"Oh kenapa, bukankah dia juga ganteng, pandai berdansa lagi"

"Dari mana kamu tahu?"

Rupanya William memperhatikannya.

"Tadi aku melihatnya"

"Iya aku berdansa dengannya, dia pandai berdansa. Aku sudah lama gak berlatih dansa"

Bagi gadis puerto rico mungkin sudah berkewajiban pandai berdansa. Karena bagian dari pergaulan mereka. Namun karena sekarang bisnisnya sebagai content creator ia belum sempat lagi berlatih dansa. Mungkin suatu saat itu akan menjadi kontennya. Yakni berdansa.

"Kamu kenapa gak bekerja"

"Aku tadi sudah minta ijin untuk tidak melayani tamu"

"Kenapa?"

"Untuk menemani kamu"

"Wow so sweet, maafkan aku tadi bersama pria lain"

"Tidak apa apa ... aku juga tadi kenalan sama perempuan lain"

"Oh siapa ? ... dimana ?"

William melihat ke arah Emily dan melambaikan tangannya.

Emily juga menyambut lambaian itu.

"Itu orangnya"

"Mengapa kamu tinggalkan dia?"

"Gak apa apa, aku memang tujuannya bersama kamu bukan bersama dia".

"So sweet banget laki laki ini"

Bathin Angelina.

Angelina merasa bahwa William seorang yang setia.

Terbukti ia gentle kalau ia hendak menemaninya.

Jadi apa salahnya kalau ia membuka diri kepada William. Walau bukan one night stand yang dia inginkan. Bukan tyipcal laki laki yang hobby cari temen perempuan seperti nya.

"Kamu mau dansa"

"Boleh juga"

William mengajak Angelina berdansa.

Tak disangka kalau William jago berdansa juga. Bahkan mungkin lebih jago dari Mateo. Karena dia sehari hari ada di club. Setidaknya tahu berbagai gerakan dansa.

"Kamu diam diam jago dansa juga ya"

Kehangatan suasana dansa menjadi melow. Nuansa tidak seperti hingar bingar sebelumnya. Sang DJ seperti nya pandai melihat situasi. Situasi semakin larut maka akan semakin romantis.

William berubah menjadi sangat romantis.

Begitu dekat dada mereka. William sangat pandai berdansa. Membuat dada Angelina berdegup kencang.

Ini dia lelaki yang aku inginkan seorang lelaki gentle tapi tidak player, tidak sepert mateo yang agresif kepada semua wanita.

Mungkinkah dia yang selama ini dia cari.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel