Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Pasti Bertemu Kembali.

Setelah menaiki bus terakhir di malam ini, gadis itu tiba di apartemen. Tepatnya apartemen kelas menengah.

Aygul tidak punya banyak waktu untuk bersantai, dia segera membersihkan diri lalu mengumpulkan seluruh barang pemberian mantan.

Ketika waktu menunjukkan pukul dua dini hari, tak terasa meja ruang tamu gadis itu telah dipenuhi tumpukan barang branded.

Mereka memiliki nilai jual!

Aygul tanpa ragu memfoto satu persatu barang dan mempostingnya di akun jual beli online. Setiap barang memiliki harga miring dari harga baru.

Selesai memposting, Aygul tersenyum puas. Dia akhirnya bisa bernafas lebih lega, juga bisa menikmati secangkir minuman coklat yang sudah tak panas lagi.

Slurp!

Seraya menyeruput minuman coklat itu, mendadak Aygul teringat momen pertemuannya dengan seorang pria.

Aygul merasa tak pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya, tetapi di sisi lain dia juga merasa familiar.

Kemudian gadis itu berjalan ke kamar mandi. Kebetulan jas milik pria itu masih tergeletak di dalam ember cucian kotor.

Aygul memungutnya, memperhatikan secara seksama tapi akhirnya melempar jas tersebut kembali ke tempat.

Aygul sudah berbalik mengambil langkah pergi namun seolah tiba-tiba berubah pikiran, dia balik arah memungut jas nya lagi lantas membawanya ke tempat mencuci.

Saat bersamaan, pemilik jas bernama lengkap Gao Vengo baru saja menutup pintu kamar putranya; Loi, usai bocah laki-laki itu tertidur.

Vengo pergi ke kamar sendiri untuk berganti pakaian namun matanya secara tak sengaja mengarah payung hitam di sudut kamar.

Sejak lima tahun lalu payung itu bertempat di sana!

Setiap hari Vengo memandangnya, dengan harapan bisa bertemu pemilik payung itu lagi.

Tak disangka... setelah lima tahun berlalu, bahkan setelah dirinya dikarunai seorang anak laki-laki, takdir mempertemukan mereka.

Ya, hari ini bukan pertemuan kali pertamanya dengan Aygul!

Lima tahun lalu, Vengo pernah pergi ke kota seberang untuk urusan bisnis. Ketika dia mengunjungi supermarket, hujan tiba-tiba saja mengguyur. Kebetulan dia tidak membawa payung, sementara dia harus melewati beberapa meter guna sampai ke mobilnya.

Vengo berniat menunggu hujan reda, tak mengira seorang gadis mendadak berada di sebelahnya sambil menyodorkan payung.

"Bawa ini!"

Vengo terkejut namun belum sempat berkata-kata, gadis itu telah lebih dulu pergi menerobos hujan.

Vengo berniat mengejarnya, hanya saja ponselnya tiba-tiba berdering. Alhasil, pria itu memprioritaskan mengangkat panggilan meski pandangannya mengarah gadis pemberi payung tersebut.

Lima tahun berlalu, Vengo masih teringat wajah gadis itu. Dia adalah Aygul yang ditemuinya beberapa saat yang lalu.

Walau Aygul memiliki sedikit perubahan, kecantikan dan sorot matanya tak berubah.

Mengingat Aygul, Vengo tanpa sadar mengulum senyum.

Kemudian dia berjalan menghampiri payung nya, mengambilnya seraya berkata, "Kita pasti bisa bertemu kembali!"

Ucapan Vengo tak meleset!

Satu minggu kemudian pria itu mengunjungi salah satu anak perusahaannya, dan ketika seorang customer service menyambut...

"Selamat pag---"

Rupanya Aygul seorang customer service di anak perusahaan Vengo!

Melihat pria di malam itu kembali, tenggorokan Aygul terasa tercekat. Lidahnya mendadak kelu, hingga untuk sesaat dia kesulitan berkata-kata.

Vengo balas menatap Aygul dalam diam. Alhasil membuat pipi gadis di hadapannya bersemu kemerahan tanpa kedip.

"Pak Vengo!" Kemudian atasan Aygul muncul, berjalan tergesa-gesa dengan ekspresi rumit.

"Maaf maaf, sekretaris anda baru menghubungiku tadi," katanya tak enak hati.

Aygul tanpa sadar membatin, 'Vengo.'

Karena orang lain datang, pandangan Vengo dialihkan.

Atasan Aygul segera mengulurkan tangan, dan dibalas jabatan tangan Vengo.

Tanpa menghiraukan Aygul, atasan gadis itu membimbing Vengo ke sisi lain, sedang Aygul masih memandang punggung mereka selama beberapa saat.

***

"Hari ini Pak Vengo datang!"

"Hum, aku melihatnya. Sangat tampan!"

"Ahh, sayang sekali aku tidak bersamamu."

Melewati beberapa karyawan lain, Aygul secara tak sengaja mendengar desas-desus obrolan mereka.

Sambil membawa sepiring makan siangnya ke meja paling sudut, Aygul diam-diam merenungi. "Vengo ini... apa dia si Gao Vengo?"

Aygul bekerja di perusahaan Vengo, sudah pasti pernah mendengar nama pria itu, tetapi tak pernah sekalipun bertemu dengannya di perusahaan.

"Gul!" Saat yang sama teman kerja Aygul melambaikan tangan, memintanya duduk berseberangan.

Aygul menghampirinya lalu bertanya setengah berbisik, "Mereka menggosipkan apa?"

Tatapan temannya seketika itu juga bersemangat. "Kamu belum tahu? Pak Vengo! Dia akhirnya datang ke sini!"

Dari ucapan temannya, Aygul berpikir pengaruh Vengo cukup kuat.

"Menurut informasi, Pak Vengo ini pewaris utama Gao Group. Sebenarnya ini bukan hal mengejutkan, karena yang lebih mengejutkan adalah dia masih muda juga berstatus duda beranak satu yang tampan paripurna!"

"Tsk! Setiap wanita di sini membicarakannya sejak tadi tapi kamu malah ketinggalan kereta!" lanjut temannya mencibir.

Aygul mengunyah makanan tanpa ekspresi tertarik.

"Dengar..." Teman Aygul melanjutkan cerita dengan begitu bersemangat, sementara Aygul hanya manggut-manggut.

Dari sekian panjang cerita, Aygul hanya mengambil sedikit inti.

Pokoknya Vengo ini sangat tampan dan kaya!

Aygul baru satu pekan lalu dicampakkan pria kaya yang pernah dicintainya. Sekarang gadis itu tidak punya minat apapun selain menjalani hidup sebagai wanita karir mandiri.

"Eh, tumben pacarmu tidak kelihatan." Setelah bicara panjang kali lebar, teman Aygul mengalihkan pembicaraannya.

"Hm." Aygul kurang fokus. "Apa?"

"Hubungan kalian masih berjalan, bukan?" tanya teman Aygul.

Aygul akhirnya mengerti, dan tanpa berat hati dia menggeleng. "Sudah berakhir."

"Berakhir? Yang benar saja!"

Selama dua tahun bersama, teman Aygul itu bisa dibilang menjadi saksi hubungan mereka. Mendengar hubungan mereka berakhir, tentu dia tak bisa menahan keterkejutannya.

Satu pekan lalu Aygul masih merasa sakit hati dan jengkel, tetapi sekarang dia tampak normal. Tidak punya banyak hal untuk dijelaskan, gadis itu langsung memperlihatkan transaksi jual beli yang hari ini baru selesai keseluruhan.

"Lihat." Aygul menunjukkan transaksi pembayaran dari barang pemberian mantan yang dijualnya.

Sesaat temannya tak mengerti, dia terlihat berpikir keras hingga akhirnya memekik tertahan. "Ya ampun!"

Aygul menutup ponsel, melanjutkan makan tanpa terganggu.

"Hei! Tas yang kali terakhir dibeli itu masih limited edition! Harga aslinya masih melambung tinggi!"

Aygul mengangguk. "Hm, pantas tas itu yang terjual paling cepat."

Temannya tak habis pikir sekaligus terkagum-kagum. Dia bertepuk tangan dengan pandangan penuh takjub.

"Hebat! Kamu hebat!"

Mengingat nominal yang didapat setelah menjual seluruh barang pemberian mantan, Aygul tak tahan tersenyum merekah.

Rekeningnya langsung gendut!

Lantas, dia secara bersemangat menggebrak meja. "Tunggu hari minggu! Akan ku traktir kamu pangsit terlezat di sudut kota tujuh mangkok sekaligus!"

Temannya tertawa puas, sangat puas!

Sedang beberapa saat kemudian tawa temannya mendadak lenyap begitu saja.

Aygul yang tadinya tertunduk mengaduk nasi otomatis mengangkat pandangan.

Aygul terkejut.

Seorang Vengo tiba-tiba duduk di hadapannya!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel