Bab 7 . Kerajaan Danzou
"Baiklah! Cukup untuk saat ini!" Robert Gao membersihkan mulutnya dengan serbet putih yang ada di atas meja.
Pangeran Keempat berdiri dari tempat duduknya dan berkata, "Jika Kakak butuh buku lainnya, maka beritahu padaku!"
"Aku butuh semua buku yang lain! Bawakan saja semua koleksi buku yang ada di sini!" Robert Gao berjalan ke arah Xiao Ho dan mengambil buku-buku itu.
"Tuan, Tuan bisa pergi ke ruang baca di kediaman utama! Buku-buku di sana sangat lengkap!" jelas Xiao Ho. Dirinya sangat senang melihat Tuannya memiliki minat membaca, yang mana dulu Tuannya sama sekali tidak suka membaca buku.
"Tentu! Tetapi tidak sekarang!" jawab Robert Gao sambil menunjuk ke arah meja tadi, agar Xiao Ho membereskan piring-piring bekas makan.
Xiao Ho membereskan meja itu dan Robert Gao meletakkan tumpukan buku itu di atas meja. Dirinya tidak akan pergi ke kediaman utama sebelum cukup kuat, karena dirinya yakin Pangeran Kedua pasti akan kembali mencari masalah dengannya.
Xiao Ho dan Pangeran Keempat melihat bagaimana Jing Quo mulai membuka buku pertama dan tenggelam dalam bacaannya, lalu mereka pun keluar dari kamar itu.
Robert Gao menatap aksara yang tertulis di buku-buku itu. Bukan aksara yang dipelajarinya di dunia modern, tetapi aneh dirinya dapat mengerti semua tulisan itu. Apakah dirinya dapat menggunakan kemampuan Jing Quo? Robert Gao bersyukur karena hal tersebut. Jika tidak, dirinya akan sangat menderita karena selain memiliki tubuh lemah, dirinya juga buta huruf.
Dirinya tenggelam dalam buku-buku itu, semakin membaca dan mengetahui begitu banyak hal baru, membuat dirinya semakin penasaran. Banyak hal di luar nalar tertulis di buku-buku itu, tetapi dirinya sangat penasaran dan terus tenggelam dalam bacaannya.
Xiao Ho masuk ke dalam kamar saat langit mulai gelap dan menyalakan lilin di kamar Tuannya. Xiao Ho meletakkan beberapa lilin di atas meja seraya berkata, "Tuan, jangan terlalu lelah! Langit sudah gelap, itu akan membuat mata Anda sakit!"
Robert Gao mengangkat wajahnya menatap Xiao Ho dan melihat langit di luar kamarnya sudah mulai gelap. Robert Gao merenggangkan tubuhnya dan menutup buku yang dibacanya. Dirinya sudah hampir selesai membaca semua buku-buku itu. Xiao Ho menuangkan secangkir air putih lalu meletakkan di atas meja, Robert Gao meneguk habis air itu.
"Sudah waktunya makan malam, Tuan! Aku akan menyajikannya segera!" Xiao Ho berbalik hendak keluar dari kamar.
"Biarkan aku mandi terlebih dahulu!" Robert Gao butuh tubuhnya terasa segar, karena dirinya akan mulai mempraktekkan isi buku yang dibacanya.
"Baik, Tuan! Aku akan menyiapkan air mandi!" Xiao Ho berbalik dan keluar dari kamarnya.
Robert Gao berjalan ke arah jendela kamarnya dan menarik nafas dalam-dalam, udara di dunia ini sangat bersih dan segar, itu salah satu kelebihan lain dunia ini. Robert Gao harus memperbaiki tubuh ini secepatnya agar dirinya mampu keluar dari kerajaan ini dan mulai mencari batu sisik naga, yang dapat membuatnya kembali ke dunia asalnya.
Isi buku-buku itu memenuhi kepalanya, sangat banyak pertanyaan yang muncul di benaknya saat ini. Rencana awalnya adalah membuat tubuh ini proporsional dan mampu berkultivasi, setelah itu dirinya yakin semua akan berjalan lancar.
Setelah berendam dan makan malam, Robert Gao meminta Xiao Ho pergi dengan alasan dirinya hendak beristirahat. Xiao Ho mengangguk dan keluar dari kamarnya.
Robert Gao duduk bersila di atas ranjang, dari apa yang di bacanya cara berkultivasi mirip dengan cara bermeditasi. Di dunianya, Robert Gao pernah mengikuti kelas meditasi bersama Sang Istri, jadi dirinya berharap hal itu dapat membantunya.
Robert Gao memejamkan mata dan perlahan mulai mengosongkan pikirannya. Cukup lama Robert Gao bermeditasi, tetapi dirinya tidak merasakan energi Qi sama sekali. Menurut buku-buku itu, energi Qi terlihat seperti titik-titik cahaya yang terbagi dalam empat warna. Titik cahaya berwarna merah melambangkan atribut api, biru melambangkan atribut air, coklat melambangkan atribut tanah dan putih melambangkan atribut angin.
Namun, dirinya sama sekali tidak merasakan apa-apa. Apakah memang tubuh ini tidak dapat berkultivasi? Robert Gao membuka matanya, dirinya tidak yakin berapa lama dirinya bermeditasi, yang pasti itu cukup lama.
Robert Gao tidur di atas ranjang, dirinya akan terus mencoba. Dirinya ingin merasakan seperti apa energi Qi itu dan jika seseorang mampu mencapai tingkat tinggi maka orang itu mampu menggerakkan atribut mereka dan itu sangat keren. Robert Gao tertidur dan bangun saat subuh.
Dirinya berjalan ke halaman belakang dan tersenyum, Xiao Ho sudah menyiapkan semua barang yang dimintanya kemarin. Robert Gao melakukan pemanasan terlebih dahulu dan mencoba pull up di tiang pancang itu. Tangannya yang kurus kesulitan mengangkat bobot tubuhnya. Hanya lima kali pull up dan itu sudah membuatnya banjir keringat. Robert Gao kecewa dengan tubuh ini dan itu semakin membuat ingin terus berlatih.
Akhirnya, Robert Gao hanya melakukan push up dan sit up lalu mengangkat karung pasir sambil berlari pelan mengelilingi kebun itu. Cukup untuk hari ini, Robert Gao mandi dan sarapan. Sarapan yang dihidangkan sesuai dengan permintaannya, dirinya butuh asupan protein untuk membentuk otot-ototnya kembali.
Pada siang hari, Pangeran Keempat kembali datang mengantarkan buku-buku lain.
"Kakak... Kakak Ketiga mau ikut bersama kami jalan-jalan ke Kota Qiyang?" Pangeran Keempat mengajak dirinya.
Robert Gao menatap Sang Adik, mengapa hanya jalan-jalan harus ke Kota Qiyang? Tidakkah jalan-jalan cukup di kota ini saja?
"Kenapa tidak jalan-jalan di Kota tempat kita tinggal?" Robert Gao menatap adiknya dengan penasaran.
"Tidak ada yang bagus di Kota ini! Semuanya terlihat sangat buruk! Lain halnya dengan Kota Qiyang, di sana banyak barang-barang bagus, bahkan gadis-gadis di sana sangatlah cantik!" Pangeran Keempat berkata antusias.
"Kalian pergilah bersenang-senang! Aku masih belum begitu sehat!" Robert Gao menolak dan menerima buku-buku yang dibawa adiknya.
"Baiklah, Kakak! Sampai jumpa! Aku akan belikan makanan lezat untukmu nanti!" Pangeran Keempat berlari gembira keluar dari kamarnya.
"Xiao Ho! Xiao Ho!" panggil Robert Gao.
"Ya! Tuan." Xiao Ho berlari masuk dan menghampirinya.
"Duduklah!" Robert Gao menunjuk ke arah kursi yang ada di hadapannya.
"Tetapi Tuan..." Xiao Ho tidak berani duduk satu meja dengan Tuannya.
"Duduk! Ini perintah!" Robert Gao menatap pelayan muda itu dan kembali menunjuk ke arah kursi di hadapannya.
Mendengar kata perintah membuat Xiao Ho patuh dan duduk di hadapannya.
"Ceritakan kepadaku tentang Kerajaan ini! Ceritakan semua yang kamu ketahui!" Robert Gao melipat tangannya di atas meja dan menatap lekat ke arah Xiao Ho.
Xiao Ho ragu sejenak, dirinya tidak yakin apakah harus menceritakan semuanya secara jujur kepada Tuannya.
"Aku ingin tahu yang sesungguhnya!" tambah Robert Gao.
Xiao Ho menghela nafas panjang dan berkata "Jika itu yang Tuan inginkan, maka aku akan menceritakan semua yang saya ketahui!"
"Kerajaan Danzou, itu nama Kerajaan kita,. nama yang sama dengan Kota tempat kita tinggal. Kerajaan kecil jika dibandingkan dengan kerajaan lain. Penduduk kita hidup dalam kemiskinan dan itu berbanding terbalik dengan kehidupan para anggota Kerajaan dan Pejabat!" Xiao Ho menunduk, air mata mulai mengalir dan Xiao Ho menghapus air mata itu sebelum membasahi wajahnya.
"Apakah itu alasannya mengapa hanya untuk berjalan-jalan, Pangeran Keempat pergi ke Kota lain?" tanya Robert Gao.
Xiao Ho mengangguk dan berkata "Karena tidak ada yang bagus di kota ini! Dan karena alasan itulah, Tuan dulu memutuskan tidak akan menggunakan harta Kerajaan bahkan tidak ingin makan makanan yang berasal dari dapur Kerajaan!"
Robert Gao terdiam, Kota kecil dan rakyat hidup miskin tetapi Pejabat serta anggota Kerajaan hidup dalam kemewahan. Itu artinya korupsi merajalela di Kota ini.
"Bagaimana Kota kecil seperti Danzou dapat bertahan dan tidak dijajah kerajaan lainnya?" Robert Gao penasaran akan hal tersebut.
"Karena Raja memiliki hubungan yang sangat baik dengan Kerajaan Qiyang, Kerajaan terkuat. Jadi, tidak ada yang berani mengganggu atau menjajah Kerajaan ini! Hanya itu yang saya tahu, Tuan!" Xiao Ho berdiri dari duduknya dan membungkuk padanya lalu berjalan keluar.
Robert Gao yakin masih banyak yang belum di ceritakan oleh pelayan muda itu. Namun, Xiao Ho terlihat enggan menceritakan hal lain kepadanya. Robert Gao tidak akan mempersulit pelayan muda itu, dirinya akan menemukan semuanya sendiri.