Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 . Peringkat Energi Qi

"Di sana, buatkan dua pancang kayu yang kokoh setinggi dua meter! Hubungkan sebatang besi di antara kedua kayu itu!" Robert Gao menjelaskan sambil menunjuk lahan kosong di antara kebun sayur.

"Kita sudah mempunyai tiang jemuran di sana, Tuan!" Xiao Ho dengan polos menunjuk ke arah tiang jemuran yang ada di dekat dinding belakang kamar.

Tiga garis hitam muncul di kepalanya. Robert Gao butuh latihan fisik untuk membentuk tubuhnya menjadi lebih proporsional. Di dunianya, Robert Gao adalah pria yang sangat memperhatikan penampilan. Dirinya bahkan memiliki ruang olah raga dengan peralatan yang cukup lengkap di rumahnya.

"Ikuti saja perintah dariku! Dan pastikan tiang itu terpancang kuat di dalam tanah! Juga buatkan beberapa kantung pasir yang besar!" Robert Gao berjalan ke arah lain halaman itu.

Xiao Ho hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, pria itu terlihat tidak yakin dengan apa yang direncanakan oleh Tuan. Namun, dirinya hanya akan mengikuti perintah Tuannya.

Robert Gao melihat kandang-kandang kayu dan di dalamnya terdapat beberapa ekor ayam.

"Mulai besok, untuk sarapan siapkan dua butir telur rebus dan untuk makan siang, saya mau ayam kukus!" Robert Gao menunjuk ke arah ayam-ayam itu.

"Tetapi Tuan, ayam milik kita hanya ada lima ekor dan tidak setiap hari ayam itu bertelur! Jadi..." Xiao Ho menjelaskan dengan penuh kekhawatiran.

Robert Gao terbengong mendengar penjelasan Xiao Ho. Bagaimana Jing Quo bertahan hidup selama ini dan bagaimana dengan Xiao Ho. Bukankah sangat kasihan, pelayan muda itu tidak mendapatkan gizi yang cukup selama masa pertumbuhannya.

"Lakukan saja perintahku! Sisanya serahkan kepada diriku! Mulai besok, apa yang aku makan maka itu juga yang akan kamu makan!" perintah Robert Gao.

Seketika, Xiao Ho kembali menghapus air mata yang mulai mengalir membasahi wajahnya.

Robert Gao tersenyum, dan menepuk perlahan pundak pelayan muda itu.

"Aku akan mulai berlatih! Pastikan tidak ada yang masuk ke halaman ini!" ujar Robert Gao sambil melepaskan baju bagian atas. Dirinya sangat prihatin melihat tubuhnya, tulang dada dan rusuk tercetak jelas di balik kulitnya.

"Mulai malam ini, untuk urusan makanan semua diambil dari dapur Kerajaan!" Robert Gao mulai melakukan latihan.

Xiao Ho mengangguk bahagia, akhirnya Tuan mau menerima makanan dari dapur Kerajaan. Itu sangat bagus daripada mengandalkan dari kebun kecil ini. Xiao Ho pergi dari kebun dan pergi ke kediaman utama untuk menyampaikan perintah Tuannya.

Robert Gao melakukan latihan ringan seperti berlari pelan mengelilingi halaman ini. Dirinya butuh asupan gizi yang cukup sebelum melakukan latihan inti untuk menyempurnakan bentuk tubuhnya.

Setelah berlari beberapa putaran, dirinya sudah tidak memiliki tenaga dan terduduk di atas tanah. Tubuhnya lengket karena keringat dan sudah waktunya untuk mandi. Bagaimana dirinya mandi? Apakah harus mandi di sungai? batin Robert Gao.

"Xiao Ho! Xiao Ho!!" panggil Robert Gao saat kembali ke kamarnya.

"Iya, Tuan!" Xiao Ho berlari masuk ke dalam kamar dan siap untuk menerima perintahnya.

"Aku mau mandi!" jelas Robert Gao.

"Silahkan, Tuan! Aku sudah menyiapkan air mandi Tuan!" Xiao Ho mengulurkan tangannya ke arah pintu, meminta untuk mengikutinya.

Robert Gao berjalan keluar kamar mengikuti Xiao Ho. Mereka masuk keruangan lain tepat di samping kamarnya.

Robert Gao terpana melihat sebuah gentong kayu besar yang berada di tengah-tengah ruangan ini. Asap lembut mengepul dari dalam gentong itu.

Xiao Ho membantu melepaskan pakaiannya dan setelah itu Robert Gao berjalan ke arah gentong dan menaiki tangga kayu kecil untuk masuk ke dalam.

Rasa hangat menyelimuti tubuhnya, saat Robert Gao duduk di dalam gentong yang berisi air hangat. Ini sangat menyenangkan, Xiao Ho menuangkan kelopak bunga berbagai warna ke dalam gentong air itu dan harum bunga memenuhi ruangan ini.

Ini adalah hal bagus pertama yang ditemuinya saat berada di dunia ini. Air hangat membuat seluruh tubuhnya terasa santai dan Xiao Ho kembali menetes beberapa tetes minyak ke dalam gentong ini.

"Apa itu?" Robert Gao menatap ke arah botol kaca kecil yang berisi minyak yang baru dituangkan Xiao Ho.

"Minyak ular spiritual, Tuan!" jawab Xiao Ho sambil menutup botol kaca itu.

Mendengar kata ular membuat Robert Gao merinding, Dirinya tidak pernah menyukai hewan melata.

"Dari mana minyak itu kamu dapatkan? Dan apa manfaatnya?" tanyanya penasaran.

"Raja memberikannya pada Tuan, sewaktu Tuan terluka dulu! Minyak ini akan memberi rasa hangat dan menambah energi Qi dalam tubuh Tuan!" Xiao Ho lalu keluar dari ruangan itu meninggalkan dirinya sendiri.

Robert Gao bersandar di gentong itu dan dirinya yakin Raja cukup menyayangi Pangeran Ketiga, Jing Quo. Namun, mengapa Jing Quo tidak merasakan hal yang sama bahkan terkesan sangat membenci Kerajaan ini. Terlihat bagaimana Jing Quo menolak menggunakan harta Kerajaan, yang mana dirinya tidak akan melakukan hal bodoh itu.

Mulai saat ini, hidup Jing Quo akan berubah 180° dari sebelumnya.

Air mandi mulai terasa dingin, dan Robert Gao keluar dari gentong kayu itu dan mengenakan pakaiannya kembali, lalu berjalan kembali ke kamarnya.

Saat masuk, Robert Gao disambut dengan harumnya masakan dan matanya langsung tertuju pada beraneka ragam makanan yang tersaji di meja. Robert Gao berjalan menghampiri meja itu dan perutnya mulai berbunyi nyaring. Dirinya bahkan tidak peduli dengan Xiao Ho yang tersenyum geli mendengar suara perut Tuannya yang berbunyi nyaring.

Robert Gao menarik kursi dan duduk, lalu mulai menjepit makanan itu menggunakan sumpit dan memakannya dengan lahap. Ini baru namanya makanan, tentu tidak selezat makanan yang ada di dunianya, tetapi ini sangat lezat jika dibandingkan dengan masakan yang dimasak oleh Xiao Ho.

"Kakak Ketiga!" Pangeran Keempat masuk ke dalam kamar dengan setumpuk buku di tangannya.

Robert Gao tidak dapat menjawab karena mulutnya penuh dengan makanan, jadi dirinya hanya mengangguk kepada Pangeran Keempat.

"Seharusnya dari dulu Kakak makan masakan dari dapur Kerajaan! Aku yakin jika Kakak lakukan itu, maka Kakak tidak akan selemah dan sekurus itu!" Pangeran Keempat menunjuk tubuh kurus Robert Gao dan menarik kursi, lalu duduk di sampingnya.

"Apakah itu buku yang aku minta?" Robert Gao melirik ketumpukan buku yang ada di tangan adiknya itu.

"Iya!" Pangeran Keempat menyerahkan tumpukan buku itu kepada Xiao Ho.

"Jadi, selagi aku makan jelaskan mengenai energi Qi!" ujar Robert Gao sambil menghabiskan sepotong ayam kukus yang sangat lezat.

"Baiklah!" ujar Pangeran Keempat sambil mengambil sepotong ayam dan mengunyahnya.

"Semua orang memiliki kemampuan berkultivasi, baik itu rakyat jelata sampai para bangsawan. Namun, rata-rata semua hanya mencapai peringkat awal. Peringkat dimana kekuatan itu dapat menjaga kesehatan tubuh dan memiliki sedikit tenaga dalam. Ada empat peringkat untuk menilai energi Qi seseorang. Peringkat awal, medium, tinggi dan transenden!" jelas Pangeran Keempat.

"Peringkat transenden?" Robert Gao menatap adiknya dengan tatapan terkejut. Jika diartikan sesuai dengan arti kata itu maka orang yang mencapai peringkat itu pasti luar biasa.

Pangeran Keempat mengangguk sambil mengunyah paha ayam.

"Namun, tidak ada seorang pun yang mencapai peringkat itu di wilayah Kerajaan kita!" jelas Pangeran Keempat.

"Bagaimana dengan peringkat kalian?" tanya Robert Gao yang tidak lagi berselera makan. Dirinya cukup tertarik akan informasi itu.

"Saya dan Adik Kelima di peringkat awal, begitu juga dengan Kakak Pertama. Satu-satunya di wilayah kerajaan kita yang mencapai peringkat medium hanya Kakak Kedua! Itulah sebabnya Kakak Kedua sangat kuat dan disegani!" jelas Pangeran Keempat.

Robert Gao merenung, itu artinya sangat sulit untuk mencapai peringkat-peringkat itu. Namun, itu tidak menyurutkan niatnya, dirinya terkenal sebagai pekerja keras dan bermental baja. Hal tersebut yang membuatnya mampu menjadi pebisnis ulung di dunia asalnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel