Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

Shen Jun tanpa sengaja mendengar percakapan anggota tim Zi Wei. Para gadis di tim sedang membicarakan Zi Wei. Sedikit tertarik pada awalnya, membuat Jun merapat untuk mendapat sedikitnya informasi mengenai Zi Wei di masa kini.

"Aku ragu Nona Wei akan ikut makan malam tim kita," ucap anggota tim Zi Wei mengawali bisik-bisik mereka.

Tak hanya sampai di situ saja, anggota tim Zi Wei yang lain juga menambahkan, "Malam ini adalah acara khusus yang dibuat artis kita Chen Mo, bahkan Xiao Mo sendiri yang telah memesankan tempat untuk kita."

"Kurasa, ini hanya dalih saja. Xiao Mo ingin pendekatan dengan Nona Wei." Mendengar jika ada pria yang sedang mengincar Zi Wei, membuat Shen Jun mengerahkan kewaspadaannya.

Niat awal Jun pindah ke Big Star adalah untuk mendekati Zi Wei. Namun, Jun tidak memikirkan jika dirinya akan mendapatkan saingan cinta pada nantinya.

"Tapi, kurasa juga Nona Wei hanya menganggap Xiao Mo sebagai adiknya saja. Kalian lihat saja seperti apa sikap Nona Wei ke Xiao Mo? Nona Wei sangat menjaga artis itu."

Alangkah girangnya hari Shen Jun mendengar salah satu anak buah Zi Wei. Jun kini sedikit lega dengan mendengarkan penjelasan tersebut. Setidaknya, Zi Weinya masih menganggap Chen Mo adiknya.

"Ehem ... " Shen Jun memberi isyarat kehadirannya dengan lewat begitu saja dari arah belakang.

Namun, anggota tim management dirinya malah menarik Shen Jun untuk saling berkenalan. Akibatnya, Jun canggung dan tidak sampai hati untuk menolak.

"Bagaimana jika kau ikut bersama kami?" usul si anggota yang paling banyak tebar pesona di depan Shen Jun.

Kesempatan kecil seperti ini, tidak akan dihindari oleh Jun. Bahkan, Shen Jun akan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin.

"Boleh!"

**

Pada jam yang telah direncanakan, semua anggota tim Zi Wei berbondong-bondong keluar dari gedung Big Star Entertainment. Tidak ada instruksi lembur dari Zi Wei lagi membuat mereka dengan senang hati hadir di acara yang diusulkan oleh Chen Mo.

Bahkan, Chen Mo sendiri telah berupaya keras untuk membujuk Zi Wei untuk bisa hadir. Chen Mo berdalih ingin mentraktir semua kru yang selama ini terlibat pada karirnya.

"Sering-seringlah kau melakukan ini," puji gadis yang suka tebar pesona pada Xiao Mo.

Sejak tiba di tempat yang dipesan oleh Chen Mo, Zi Wei tidak banyak bicara. Terlebih lagi, anggota timnya mengajak Shen Jun. Secara tidak langsung, hal itu telah membuat Zi Wei keberatan. Bagaimanapun juga, Jun hanya orang baru. Dan tidak perlu bertindak sejauh ini.

Hanya saja, Xiao Mo tampak ramah kepada seniornya di dunia hiburan. Bahkan sejak mereka bertemu di tempat ini, Mo selalu memuji Jun. Begitu pula sebaliknya. Entah itu tulus atau tidak, Shen Jun terus menempel di dekat Chen Mo.

Tentunya, hal tersebut membuat Zi Wei risih. "Aku permisi ke toilet dulu." bisik Zi Wei pelan di dekat Chen Mo. Seusai bangkit dari kursinya, Zo Wei langsung menuju belakang untuk mengatur perasaannya.

**

Di depan cermin toilet perempuan, Zi Wei menatap nanar ke wajah yang terpantul di depannya. Bukan karena tampak buruk ataupun pucat, hanya saja Zi Wei takut jika harus berhadapan dengan Shen Jun. Zi Wei lalu mengambil sebutir obat penenang yang selalu ia bawa ke manapun.

Obat yang diresepkan Luo Bai untuknya. Sebagai pasien dari psikiater tampan tersebut, Zi Wei telah banyak dibekali oleh teman baiknya itu.

Merasa sedikit baikan, Zi Wei lalu membasuh wajahnya. Namun, sebuah kilasan masa lalu sempat mampir di depannya.

Zi Wei sempat melihat kebersamaannya dengan pendekar yang pernah menyelamatkan Zi Wei di depan kedai Mie Bekicot pada masa lampau. Siapa sangka, pria asing itu adalah Shen Jun yang pernah menyamar untuk misi rahasianya ke Utara.

Barulah ketika menjadi Putri Mahkota Selatan, Zi Wei bisa mengungkapkan identitas pria asing itu. "Jadi selama ini dia telah membohongi aku?" keluh Zi Wei pada jaman dahulu.

Pada saat itu, Zi Wei sempat kecewa. Karena merasa dibodohi sehingga hatinya harus memilih di mana dan pada siapa hati itu akan berlabuh.

Namun, rasa cinta dan pedulinya pada Putra Mahkota, membuat Zi Wei mengurung niatnya untuk kecewa lagi dengan Jun. Kedua mata serta hati Zi Wei telah tertutup oleh cintanya pada Shen Jun.

Dan hal itulah, yang membuat Zi Wei terus mengenang masa lalunya. Rasa sakit yang terus dia rasakan hingga bertubi-tubi membuat karma itu terus terbawa oleh jiwa Zi Wei hingga sampai pada kehidupan ini.

Selama setengah jam berjalan, Zi Wei keluar dari toilet wanita dan kembali ke tempat di mana semua teman-teman telah menunggunya.

"Maafkan aku!" ucap Zi Wei.

"Tidak masalah, Jie. Jika ada masalah, katakan saja padaku." Xiao Mo menangkap ada yang tidak beres pada orang yang telah berjasa besar dalam karirnya.

"Heh? Bukankah kau orang yang sering membuat masalah?" sindir Zi Wei lalu duduk di tempatnya.

Rupanya, ketika Zi Wei ke kamar mandi, teman-temannya bermain putar botol. Permainan itu dipilih untuk membuat suasana semakin intim lagi.

Mau tidak mau, Zi Wei dipaksa bergabung bersama mereka. Bahkan Xiao Mo begitu berambisi merudung wanita yang begitu ia cintai itu.

Botol pun berhenti tepat di depan Zi Wei. Salah satu produser muda itu tidak bisa mengelak lagi. Masing-masing teman yang hadir akan menanyai Zi Wei dengan satu pertanyaan. Jika Zi Wei tidak bisa menjawab, maka Zi Wei harus minum satu sloki minuman yang dipesan.

Tibalah Chen Mo berkesempatan untuk bertanya pada Zi Wei. "Jie, jika aku bukan idola, apa kau akan membantuku?"

Zi Wei tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Chen Mo. "Xiao Mo, aku akan selalu melindungimu. Jangankan Idola, bahkan jika kau seorang tunawisma saja aku akan menolongmu."

Sontak, hal itu membuat Shen Jun kesal. Karena dia tidak suka jika Zi Wei dekat dengan pria yang memiliki kesempatan mencuri'cintanya.

"Apa yang pernah membuatmu menyesal?" tanya Shen Jun tiba-tiba tanpa perlu arahan dari orang-orang untuk mengajukan pertanyaan pada Zi Wei.

Lama Zi Wei berpikir untuk menjawab pertanyaan Shen Jun. "Menyesal? Aku tidak pernah merasa menyesal." jawab Zi Wei sembari menerka-nerka kapan dia pernah menyesal. "Aku akan menyesal jika gagal membawa artisku melejit." imbuhnya.

"Jadi kau tidak menyesal mengenal diriku?" tanya Shen Jun lagi.

"Ge, pertanyaan kita hanya satu kali saja." tegur Xiao Mo pada Shen Jun mengingatkan.

Permainan kembali dilanjutkan, putaran botol kini berhenti tepat di depan Shen Jun.

Mereka saling bertanya mulai dari Jun memiliki pacar atau orang yang disukai, makanan kesukaan Shen Jun dan lainnya.

"Ssstt ... ini rahasia kita, sebenarnya aku telah memiliki istri." jawab Shen Jun dengan suara pelan agar tamu yang lain tidak bisa mendengarnya.

Semua anggota tim saling melempar pandang karena merasa terguncang dengan lelucon Shen Jun. "Ah, kau bisa saja, Kak!" sanggah Chen Mo.

Chen Mo lalu bertanya pada Jun, "Apa yang menjadi tujuan kakak pindah ke Big Star?"

"Alasan pribadi, aku tidak bisa menyebutnya di sini." jawab Shen Jun lalu meminum segelas sloki yang telah disediakan untuknya.

"Nona Wei? Apa kau tidak ingin bertanya?" sindir Shen Jun pada Zi Wei.

"Mereka sudah banyak bertanya, aku tidak memiliki pernyataan lagi. Aku berharap Anda bisa bekerjasama dengan kita. Itu saja!" Zi Wei hendak meminum minuman di depannya. Namun, dengan cepat Chen Mo menghentikan tangan Zi Wei.

"Jie, aku akan mewakilimu."

teman-teman Zi Wei sontak menatap manisnya sikap Chen Mo pada Zi Wei. Mereka sangat berharap jika Nona Wei mereka mendapatkan pria yang akan mencintainya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel