Bab 5
Zi Wei masih mengingat setiap potongan ingatan bersama Shen Jun. Memang semua ingatan itu sungguh manis di awalnya. Jika ditilik dari awal perjumpaan kedua orang itu, Zi Wei pernah kagum dengan sosok Shen Jun pada kehidupan sebenarnya. Namun, kini kekaguman itu telah berubah. Di hati Zi Wei kini, tak ada lagi tempat kosong untuk Jun.
Shen Jun dan Zi Wei bertemu untuk kali pertama di kota Daliang. Kala itu, Zi Wei masih mengenal Jun sebagai pendekar ahli tenaga dalam yang telah membantu masyarakat miskin. Jujur saja, Zi Wei cukup terpesona dengan sikap serta kepribadian Jun. Terlebih lagi, waktu itu Zi Wei baru saja keluar dari Istana negara Wei. Dan dia bersyukur memiliki seorang pelindung seperti pendekar itu.
Tak ayal hubungan keduanya semakin dekat, Zi Wei yang tidak mengetahui identitas tersembunyi Jun, sangat mempercayai pria itu melebihi apapun. Hanya Jun lah sosok pendamping yang selalu ada di kala Zi Wei mengahadapi kesulitan. Atas hal manis itulah, tanpa sadar membangkitkan perasaan Zi Wei untuk Jun.
Namun, pada suatu hari Shen Jun berkata, "Aku harus kembali ke klanku, jadi kita bisa berpisah di sini!"
Zi Wei cukup terpukul dengan perpisahan dengan Shen Jun. Dia terus memikirkan Jun setiap saat. Hingga tanpa Zi Wei ketahui, prajurit negara Wei menangkapnya dan membawa serta Zi Wei pulang ke Utara.
Raja sangat marah hingga mengurung Zi Wei, pernah gadis itu berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena harus menikahi orang yang tidak dia cintai.
**
Jika boleh, Zi Wei tidak ingin lagi bersinggungan dengan kehidupan masa lampaunya. Selain itu, Zi Wei juga memiliki kelebihan bisa mengetahui kehidupan masa lalu seseorang termasuk dirinya. Hal itulah yang menjadi momok bagi wanita berambut hitam itu. Meski teman Zi Wei telah banyak memberi pengobatan untuknya, nyatanya penyakit panik Zi Wei tidak bisa dihilangkan begitu aja.
Tiba-tiba, Shen Jun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Zi Wei. Dalam hati Zi Wei berkata, "Apa aku harus melakukan ini juga?"
"Nona Wei, apa kau menganut sekte tidak bersosialisasi?" sindir Shen Jun ketika Zi Wei belum juga menerima uluran tangan darinya.
Tak ingin dicap sebagai orang yang tidak tahu diri, terpaksa Zi Wei menerima jabat tangan Shen Jun. Dan bersumpah dia tidak akan melakukan hal seperti ini di masa depan.
Ketiganya membahas rencana karier Jun di ruangan Bos Huang. Baik Zi Wei maupun Jun masih saling asing satu sama lain. Jika tidak ada bos Huang, entah siapa yang akan memecah kesunyian.
"Baiklah, aku akan bekerja semampuku." ucap Zi Wei dengan kesanggupannya menerima tugas sebagai penanggung jawab Jun selama ia memiliki kontrak kerja di Big Star Entertainment.
"Terimakasih, Nona Wei. Aku sudah tidak sabar lagi untuk bekerja sama denganmu."
Zi Wei dan Shen Jun keluar secara bersamaan dari ruangan bos Huang. Meski sempat melempar pandangan, Zi Wei berjalan mendahului Jun.
"Nona Wei, tunggu! bisakah kita berbicara sebentar?" Jun mengikuti Zi Wei yang berjalan cepat mendahuluinya.
Sedangkan Zi Wei? Wanita itu mulai membentang dirinya dengan tidak ingin terlibat dalam masalah Shen Jun.
Namun, Shen Jun terus mengejarnya hingga tak menyisakan jarak di antara mereka berdua. Karena Shen Jun terus mendekatinya, Zi Wei mulai kehilangan kontrol atas dirinya. Napasnya memburu tajam, dan kini pandangannya mulai kabur. Jika diteruskan seperti ini, Zi Wei bisa dalam bahaya.
Zi Wei terus memegangi dadanya serta mulai berusaha mengatur napasnya, "Tuan Shen, jarak aman untuk seseorang adalah 1,8 meter. Jika kau melewati itu, maka aku akan menganggap itu sebuah ancaman."
Sontak, Shen Jun mengentikan semua aktivitasnya. Artis itu tidak menyangka jika Zi Wei akan menganggapnya sebagai sebuah ancaman. Lelaki itu mengendurkan tangannya, dan menatap ke arah dua bola mata kehitaman Zi Wei. "Wei er?"
"Kita bicarakan lain kali saja, maaf aku banyak pekerjaan!" Zi Wei pergi menghindari Jun yang masih terpaku di posisinya.
Shen Jun tak menyangka jika efek dari luka hati Zi Wei berimbas ke kehidupan ini. Meski Jun tahu bahwa Zi Wei tidak mengingat masa lalu mereka, itu tidak apa-apa. Malah, Shen Jun berharap jika Zi Wei melupakan semuanya agar ia bisa menebus kesalahannya dan memulai dari awal kembali. Namun, kini Shen Jun merasa jika semua itu tidak semudah anggapannya. Karena alam bawah sadar Zi Wei telah menolak kedatangannya.
"Aku berjanji, Wei er! aku membahagiakanmu dan selalu melindungimu."
**
"Aku berjanji akan selalu bersamamu dalam suka dan duka dan akan selalu menjadi suamimu." ucap Pangeran Shen di hadapan altar leluhur dan juga kedua orangtuanya serta orangtua Zi Wei.
"Aku juga akan selalu menemani, Yang Mulia." Sumpah setia itu diucapkan oleh dua anak manusia yang kini menjadi mempelai di negara Selatan.
Proses pernikahan mereka dilaksanakan beberapa tahap yang intinya melakukan penghormatan kepada Tuhan, alam, leluhur, orang tua dan kedua mempelai. Upacara pernikahan mereka juga diawali dengan sembahyang di kediaman masing-masing lalu dilanjutkan dengan upacara sembahyang di rumah ibadah dan kemudian kembali lagi di rumah untuk melakukan penghormatan kepada orang tua atau orang-orang yang dituakan
Pernikahan antara Putra Mahkota Selatan Shen Jun dan Putri dari Utara menjadi titik balik drama perebutan wilayah dan juga kekuasaan. Pernikahan ini diharapkan bisa menyatukan dua wilayah tersebut hingga menuju sebuah kemakmuran.
Kedua mempelai yang mengenakan busana serba merah khas pengantin tradisional China saling memberi hormat kepada leluhur serta tetua. Tak hanya itu saja, ritual pernikahan ini juga disaksikan oleh rakyat baik Utara dan Selatan. Karena tempat pernikahan ini dilakukan di wilayah perbatasan antara Utara serta selatan.
Rakyat sangat mengagungkan pernikahan ini dan memberi doa restu pada Putra dan Putri Mahkota yang baru. Senyum indah terukir di setiap bibir tamu yang datang.
Hingga rasa bahagia itu semakin lengkap ketika Pangeran Shen membuka tudung kepala yang dikenakan oleh Zi Wei untuk melihat wajah cantik sang istri.
Putra Mahkota Shen lalu mengecup dahi istrinya yang menandakan bahwa Zi Wei telah sah menjadi bagian dari negara Selatan.
Padahal pernikahan mereka adalah impian bahagia bagi semua orang. Namun, siapa sangka jika pernikahan mereka adalah awal dari penderitaan Zi Wei pada saat itu. Nyatanya pria yang ia anggap sebagai pelindungnya tega menyakiti hatinya dan parahnya membunuhnya dengan tangan Shen Jun sendiri. Sedih dan kecewa. Tentu saja, wanita mana yang tidak sedih jika suaminya tega membunuhnya hanya karena hasutan orang lain. Jadi jika kini Shen Jun ingin memperbaiki hubungan itu, akan sangat sulit bagi Zi Wei untuk menerimanya kembali.