Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

Bab 4

"Kau adalah wanita kejam! teganya kau berkhianat untuk mengkhianati kepercayaan Suamimu sendiri." Shen Jun dengan emosi meraih leher Zi Wei dan mencekiknya dengan kencang.

Zi Wei merasa terdesak, napasnya hampir tercekat. Putri Mahkota negara Selatan itu tak percaya jika suami yang begitu ia cintai tega menuduhnya.

Shen Jun terbakar emosi mendengar laporan jika Zi Wei telah berkomplot dengan pihak musuh untuk menyerang Selatan. Tak hanya itu juga, kematian Kaisar Selatan diduga juga buah dari pengkhianatan Zi Wei.

Tanpa terasa air mata Zi Wei berderai tak tertahan. Bagaimana mungkin lelaki yang seharusnya menjadi pelindung baginya di tempat asing ini, tega memperlakukan Zi Wei seperti ini.

"Ya-Yang Mulia, aku tidak pernah melakukan hal seperti itu." jelas Zi Wei dengan terbata-bata. Zi Wei benar-benar difitnah oleh pihak Selatan. Bahkan selama dia tinggal di Selatan ini, tak sekalipun Zi Wei memiliki niat untuk berkuliah. Rasa kesetiaan terhadap Selatan dan juga Shen Jun tak bisa Zi Wei gadaikan dengan peperangan.

"Dasar, wanita licik. Kau masih ingin terus berpura-pura?" Shen Jun gelap mata dan menampar istri pertamanya dengan penuh emosi.

Tak sampai di situ saja, Shen Jun mengeluarkan sebilah pisau dari balik hafunya dan mengarahkan ke jantung Zi Wei lalu menikamnya.

Merahnya darah mengotori baju Zi Wei, rasa sakit tak mampu lagi melukiskan kesedihan Zi Wei. Sakit hati dan tak percaya membuat wanita itu tak lagi bisa merasakan sakitnya luka. Zi Wei jatuh tersungkur dengan bersimbah darah.

Inilah akhir dari cerita putri negara Utara yang dijadikan alat penebus perdamaian dan berakhir menegaskan di tangan suaminya sendiri. Zi Wei pergi membawa luka yang begitu dahsyatnya. Luka yang tak mungkin bisa hilang begitu saja. Bahkan Zi Wei bersumpah sebelum ia menutup mata, bahwa Zi Wei tidak ingin lagi mencintai di kehidupan selanjutnya. Dia meminta agar Dewa Langit memusnahkan seluruh perasaannya dan menjadikan dirinya sebagai mahkluk yang tak berperasaan pada kehidupan selanjutnya.

**

Zi Wei membuka kedua matanya, ia menatap ke atas langit-langit ruang terapi traumatis yang ia derita. Bukan sekali dua kali ini saja Zi Wei mendatangi psikiater untuk menyembuhkan penyakitnya.

"Tenanglah ... aku akan membuat resep untukmu. Jangan terlalu banyak bekerja! perbanyak istirahat, Wei er." Psikiater pria itu menyarankan agar Zi Wei tidak terlalu banyak bekerja.

Selain membuat lelah, terlalu banyak bekerja juga tidak bagus untuk kesehatan mentalnya. Namun, apa Zi Wei

"Iya, iya ... aku tahu,"

Namun begitu, wajah psikiater pria itu masih masam menatap Zi Wei, "Wei er, kita sudah lama berteman. Aku akan sedih jika mendapatimu selalu seperti ini,"

Benar seperti yang dikatakan oleh Luo Bai, nama psikiater teman Zi Wei. Keduanya telah saling mengenal satu sama lain dari kuliah. Meksi bidang mereka tidak sama, keduanya masih bisa berteman dengan cukup baik. Meski salah satunya telah menyimpan perasaan yang cukup lama.

Seusai mendapatkan terapi dan juga obatnya, Zi Wei keluar dari tempat praktik Luo Bai menuju kantornya. Zi Wei memang menjalani terapi rutin untuk masalah yang ia rasakan. Selain itu, Zi Wei ingin mempunyai modal yang kuat untuk menghadap Shen Jun nantinya.

Bukan karena belum move on atau semacamnya, Zi Wei masih belum bisa memaafkan pria itu dengan melihat wajahnya. Wajar bagi Zi Wei untuk tetap seperti ini, selama ini Shen Jun telah menyakiti hari Zi Wei.

"Kenapa aku harus takut? Dia bukanlah orang yang menyakiti aku dulu." gumam Zi Wei menyemangati dirinya dalam hati.

Wanita karir itu segera berangkat ke tempatnya bekerja setelah ia izin melakukan terapi sebentar. Sebagai seorang pekerja yang mengatur semua kegiatan artis, orang seperti Zi Wei memang berperan penting dalam menjual artisnya. Sehingga,. pihak perusahaan dengan senang hati memberikan kompensasi biaya kesehatan baik berupa fisik ataupun mental.

**

"Nona Wei, bos sudah menunggumu!" kata salah satu anggota tim Zi Wei ketika melihat wanita itu baru saja tiba di ruangannya.

Jadwal penting Zi Wei hari ini adalah berjumpa dengan artis yang didaulat menjadi pusat perhatian di Big Star Entertainment. Bos sangat menyanjung Shen Jun hingga berita kepindahan Jun ke Big Star Entertainment menjadi trending topik pada Minggu ini.

"Iya, aku akan ke ruangan bos!" Zi Wei meletakkan tasnya dan bersiap menghadap sang atasan.

Hal yang paling dia hindari adalah bertemu dengan Jun, lalu kenapa bos malah memintanya sebagai penanggung jawab atas Jun selama di Big Star.

Zi Wei mengetuk pintu ruangan bos sebelum masuk ke dalam. Dia juga ingin memprotes agar tidak diperkenankan sebagai penanggungjawab atas Jun.

"Nona Wei, ke marilah!" Bos menyuruh Zi Wei untuk duduk di ruangannya. Selain Bos, Zi Wei juga melihat sosok pria jangkung dengan hair cut pendek pada sisi-sisi kepalanya.

Zi Wei memberi hormat pada Bos dengan masih menundukkan kepalanya. Sehingga bos meminta Zi Wei untuk tidak sungkan lagi, "Sudahlah, kuperkenalkan kau dengan Tuan Shen."

Mendengar nama belakang Jun disebut oleh bos, membuat aliran darah Zi Wei semakin mendidih. Dia berusaha menutupi kegundahan di hatinya dengan tetap bersikap setenang mungkin serta seprofesional mungkin.

"Hai, Nona Wei. Kita bertemu lagi." Jun pun bersikap membuat seolah dia pernah berjumpa dengannya Zi Wei.

Wajah Zi Wei mengeras, pandangan mata Zi Wei menelisik ke arah Jun dengan ketus. Untung saja, bos menyuruh Zi Wei duduk sebelum kesabaran Zi Wei habis.

"Maaf, Tuan Shen. kurasa Anda salah mengenal orang. Kita belum pernah bertemu." ujar Zi Wei setelah ia duduk dan mampu menenangkan dirinya.

Tetapi, Shen Jun mampu menepis semuanya, "Kurasa aku tidak salah orang. Kita pernah bertemu ketika aku melakukan jumpa penggemar dan Anda mengantar artis Anda. Kita satu gedung waktu itu."

Artis? Mungkin yang Jun sebutkan adalah Chen Mo. Karena selama Zi Wei menjadi manager Chen Mo ia selalu menemani Xiao Mo. Barulah ketika Zi Wei dipromosikan menjadi seorang produser, Zi Wei jarang menemani Chen Mo.

"Oh, maaf mungkin aku melupakannya."

"Tidak masalah kau melupakan aku, Wei er. Asal kau tidak menutup pintu hatimu untukku saja." Jun merapikan penampilan begitu berhadapan dengan wanita seperti Zi Wei.

"Aku memanggilmu ke sini hanya untuk memperkenalkan dengan Shen Jun."

"Aku sudah mengenalnya, tenang saja."

Pernyataan Jun barusan membuat Zi Wei dan Bos Huang saling pandang satu sama lain. "Apakah benar jika Jun telah mengenalnya?"

"Tidak, tidak ... kami tidak saling mengenal satu sama lain. Ini hanya salah paham, bos!" jelas Zi Wei tidak ingin disalahpahami lagi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel