Bab 4 You My Hero
Bab 4 You My Hero
Raya mulai merasa jenuh, ia berpikir tidak mungkin mengurung diri di dalam rumah terus. Maka daripada itu, Raya berniat memperkerjakan seorang bodyguard untuk melindunginya, jika ia ingin pergi ke mana pun.
“Yut!” panggil Raya kepada asisten pribadinya itu.
“Ya, Miss ada apa?” sahut Yuyut sambil bertanya.
“Sepertinya aku perlu seorang bodyguard,” jawab Raya dengan serius.
Yuyut pun kembali bertanya untuk memastikan, “Jadi Miss ingin cari pengawal pribadi? ”
“Iya, aku bosan di rumah terus, seperti di dalam penjara. Aku ingin pergi dengan aman dan tenang,” jawab Raya yang sudah merasa jenuh.
“Oke, Eike akan buka lowongan untuk mencari bodyguard yang berpengalaman,” timpal Yuyut dengan semangat sekali.
“Kamu atur saja!” seru Raya sambil meninggalkan Yuyut.
Tanpa membuang waktu lagi Yuyut segera membuka lowongan bodyguard di media sosialnya. Tentu dengan kriteria ala pengawal pribadi seperti di film-film Holywood. Dalam waktu berapa menit saja, banyak para pria yang melamar untuk menjadi bodyguard karena mereka tergiur dengan gaji yang besar, fasilitas seperti tempat tinggal, alat komunikasi dan kendaraan pribadi.
Yuyut tampak sibuk membalas chat yang masuk ke jaringan pribadinya. Setelah mendapatkan beberapa kandidat, ia segera menunjukkan foto profil dan kebolehan masing-masing pelamar kepada Miss Raya.
“Miss, silakan pilih mana yang paling oke!” seru Yuyut sambil menyerahkan ponselnya.
Miss Raya kemudian mulai melihat-lihat, tetapi ia tidak yang menemukan yang sreg di hatinya.
“Ada yang lain, Yut?” tanya Miss Raya sambil memberikan ponsel asistennya itu kembali.
“Ya ampun Miss, masa tidak ada yang oke sih?” sahut Yuyut dengan heran karena menurutnya dia sudah memilih yang paling terbaik.
“Ya sudah kita tunggu sampai sore, setelah itu tutup lowongannya dan aku akan memilih salah satu di antara mereka,” ujar Raya yang membuat Yuyut mengangguk.
“Oke Miss, kalau begitu Eike mau seleksi lagi pelamar yang baru,” timpal Yuyut sambil berlalu dari hadapan Raya dengan melenggok.
Ketika Yuyut sedang sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba seorang asisten memberi tahu jika ada seorang lelaki yang datang langsung untuk melamar.
“Ses, ada tamu tuh,” ujar seorang asisten memberitahu.
“Siapa, Bang Jaka?” tanya Yuyut dengan heran perasaannya hari ini Miss Raya tidak ada janji dengan siapa pun.
“Bukan Ses, katanya dia mau melamar jadi bodyguard,” jawab asisten itu.
Yuyut tampak mengernyitkan dahinya, ia merasa aneh jika ada yang datang langsung untuk melamar karena semua melalui medsos, “Sekarang dia ada di mana?” tanya Yuyut kemudian.
“Saya suruh tunggu di depan pintu, Ses,” jawab asisten itu kembali.
“Oke, Eike akan temui segera,” ujar Yuyut sambil berlalu.
Sesampai di teras, Yuyut melihat seorang pria yang berbadan tinggi besar sedang berdiri menunggu. Lelaki itu memakai baju ketat berwarna hitam sehingga menonjolnya otot-otot tubuhnya. Rahang pipinya tampak menonjol, menegaskan wajahnya yang garang. Pria itu juga mempunyai alis yang tebal dan hitam dengan sepasang mata yang tajam. Di tambah lagi dengan rambutnya yang gondrong. Membuat ia terlihat seperti preman terminal.
“Selamat siang.” Terdengar suara bass yang berat.
“Siang, anda datang ke sini mau melamar jadi bodyguard?” tanya Yuyut membuka pembicaraan.
“Iya,” jawab lelaki itu singkat.
Yuyut tampak memperhatikan dari bawah kaki sampai ujung rambut lelaki itu. Entah mengapa tiba-tiba dirinya merasa ngeri melihat wajah lelaki itu yang sangar. Secara pisik pria itu memang oke, tetapi kalau menurut tampang sepertinya tidak masuk kriteria. Yuyut tidak melihat ketampanan sedikit pun di wajah lelaki yang berkumis dan berjenggot itu. Ia saja tidak sreg apalgi Miss Raya yang berselera tinggi.
“Maaf ya Bang, baru saja kita sudah dapat tuh bodyguardnya,” ujar Yuyut memberitahu dengan berbohong.
“Ya sudah,” sahut lelaki itu dan hendak berlalu.
“Tunggu!” seru Raya dari dalam rumah.
Lelaki itu pun mengurungkan niatnya ketika melihat Raya yang berjalan ke arahnya. Raya terlihat menatap laki-laki itu dengan seksama, sambil mengingat-ingat.
“Apakah kita pernah bertemu?” tanya Raya sambil berdiri di depan lelaki itu.
“Mungkin,” jawab Pria itu sambil membalas tatapan Raya.
“Iya, kamu lah orang yang sudah menyelamatkan diriku,” ujar Raya sambil tersenyum. "Silakan masuk! Ada yang ingin aku bicarakan kepadamu,” seru Raya dengan ramah.
Pria itu tampak tersenyum simpul ketika Raya mengingat dirinya dan ia pun berucap, “Iya, terima kasih." Kemudian ia melangkah masuk mengikuti Raya ke ruang tamu.
“Yut, orang ini yang telah menyelamatkanku malam itu,” bisik Raya kepada Yuyut.
“Yang benar Miss?” tanya Yuyut tidak yakin.
Raya tampak mengangguk dan menjawab, ”Iya, aku yakin sekali. Cepat kamu suruh asisten untuk menyajikan jamuan!” serunya kemudian.
“Baik Miss,” sahut Yuyut tanpa membantah.
“Aku senang sekali kamu datang sehingga kita bisa bertemu di sini,” ujar Raya ketika mereka sudah duduk berhadapan.
Lelaki itu tampak tersenyum sambil terus memandangi Raya. Hatinya pun berdecak kagum melihat wanita itu ternyata sangat cantik jelita.
“Oh ya. Boleh saya tahu nama anda?” tanya Raya sambil megulurkan tangannya.
Lelaki itu segera menyambut tangan Raya dan menyebutkan namanya. “Hero.” Ia terlihat cukup lama menjabat tangan Raya yang lembut.
“Raya, nama yang sesuai dengan jiwa penolong yang kamu miliki,” puji Raya tanpa sungkan, “Saya ucapkan terima kasih atas pertolongan anda malam itu,” ucap Raya sambil menarik tangannya.
“Sama-sama,” balas Hero sambil terus menatap Raya dengan tidak jemu.
“Oh ya, kamu tahu dari mana saya tinggal di sini?” tanya Raya dengan heran.
“Medsos, saya ingin melamar jadi bodyguard,” jawab lelaki itu dengan tenang.
“Maaf, apakah kamu bisa ilmu beladiri dan mengerti senjata api?” tanya Raya kemudian.
Sambil tersenyum simpul Hero kemudian menjawab, “Tentu, kalau saja tidak memikirkan keselamatan kamu. Malam itu saya bisa melumpuhkan dua penembak itu dengan mudah.”
Raya tampak kagum mendengarnya, apalagi Hero mempunyai otot yang sangat kekar dan macho. Pasti lelaki itu bisa menjadi pelindungnya dengan baik. Tidak lama kemudian tampak dua orang asisten datang, menyuguhkan minuman dan aneka makanan di hadapan Hero dan Raya. Pria itu tidak menyangka jika dirinya di sambut bagaikan seorang pahlawan besar.
“Tidak usah repot-repot, Nyonya!” ujar Hero yang melihat hidangan di hadapannya.
“Jangan panggil saya Nyonya, cukup Miss Raya saja!” seru Raya yang merasa risih dipanggil dengan sebutan itu.
“Baik Miss Raya,” sahut Hero kemudian.
“Ayo silakan diminum, anggap saja rumah sendiri!” seru Raya mempersilahkan tamunya untuk mencicipi hidangan yang telah disuguhkan.
“Terima kasih,” ucap Hero kemudian ia memilih sekaleng beer dingin dan meneguknya dengan perlahan. Sementara itu Raya meraih segelas orange jus kesukaannya.
Setelah menikmati hidangan itu secukupnya, kemudian Hero pamit untuk pulang. “Sekali terima kasih Miss, permisi,” ucap Hero sambil berdiri.
“Kamu mau ke mana?” tanya Raya sambil mencegah langkah hero.
“Pulang,” jawab Hero.
“Bukannya kamu mau melamar jadi bodyguard?” tanya Raya kemudian.
“Miss sudah dapat kan?” Hero balik bertanya.
Miss Raya tampak berpikir, pasti Yuyut yang sudah menolak Hero tadi karena melihat tampang lelaki itu yang sangar.
“Yuyut!” panggil Raya dengan sedikit kencang.
Tidak lama kemudian Yuyut datang dan bertanya,” Iya Miss, ada apa?”
“Terima Hero untuk jadi bodyguard saya!” seru Raya sambil menatap asistennya dengan serius.
“Baik Miss,” jawab Yuyut tanpa membantah.
“Oh ya Hero, mulai besok kamu sudah boleh mulai bekerja jadi pengawal pribadi saya!” ujar Raya langsung memberi tugas untuk Hero sambil tersenyum manis.
“Baik Miss, terima kasih sudah menerima saya,” ucap Hero sambil membalas senyum Raya.
Alasan sebenarnya Raya menerima Hero untuk menjadi bodyguardnya karena ia merasa berhutang nyawa kepada lelaki itu. Lagi pula Hero memang layak secara pisik dan sudah terbukti mampu untuk melindungi Raya.
BERSAMBUNG