Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6. Mbak Wiwit (2)

Bab 6

Mbak Wiwit 2

Setelah sampai di Mega Jaya Building Arjuna menyerahkan kuncinya kepada seorang security untuk memarkirkan mobilnya.

Arjuna masuk lobby dan menuju lift. Matanya tak sengaja bertumpu pada seorang wanita. Mbak Wiwit. Sepertinya ia juga baru sampai.

"Mbak Wit ...," sapa Arjuna.

"Eh, Mas Juna," jawab Mbak Wiwit.

"Kantor di lantai berapa, Mbak?" tanya Arjuna begitu Mbak Wiwit ada di sampingnya.

"Lima belas, Mas."

" Oh.. yuk masuk!” ajak Arjuna begitu pintu lift terbuka.

Merekapun segera masuk Ke dalam lift. Arjuna memencet tombol Lima belas dan dua puluh. Mbak Wiwit yang melihat Arjuna menekan tombol dua puluh nampak tercengang.

"Lantai dua puluh itu kan tempatnya Bos," batin Mbak Wiwit.

Mbak Wiwit mengalihkan perhatiannya menatap lantai lift.

Tint.. suara lift tepat di lantai lima belas. Mbak Wiwit segera keluar.

"Loo.. Ya Tuhan.. kok aku gak pamit Mas Juna ya... Asal ngeluyur keluar lift aja." Mbak Wiwit menepuk.jidatnya, saat sadar dirinya keluar lift tanpa mengucapkan apapun dengan tetangganya itu.

"Ya sudahlah ...." Mbak Wiwitpun segera masuk ke ruangannya dan menuju kubikelnya.

????????????

Jam istirahat.

"Wit, ada yang nyari," kata seorang temannya.

"Siapa, Ra?" tanya Mbak Wiwit.

"Gak tau ...," jawab yang dipanggil Ra tadi, entah apa kepanjangannya. ?

Mbak Wiwit keluar.

"Lhoo Mas Jun?" seru Mbak Wiwit kaget begitu tahu yang mencarinya Arjuna.

"Udah makan siang belum?" tanya Arjuna

"Belum," jawab Mbak Wiwit.

"Bareng yuuk…!" ajak Arjuna.

Mbak Wiwit tampak ragu, ia menengok ke belakang. Melongok ke ruangannya mancari seseorang yang mungkin bisa dijadikannya alibi. Ternyata gak ada satu orangpun yang bisa ia kambinghitamkan.

!"Ya udah yuuk." Akhirnya Mbak Wiwit meloloskan permintaan Arjuna.

"Kantin aja ya , Mbak. Jam istirahat juga mau abis," ajak Arjuna

"Okaylah..." mbak Wiwit hanya mengiyakan saja.

Di kantin

Setelah mendapat kursi kosong, Arjuna memesan menu makanan yang mereka inginkan.

"Silahkan Mbak, Mas..." ucap seorang pegawai kantin menyerahkan menu makanan pilihan Arjuna dan Mbak Wiwit.

Arjuna dan Mbak Wiwit menikmati makanan mereka tanpa bersuara.

Sesekali Arjuna melirik ke arah Mbak Wiwit. Ia hanya melihat seklilas ada rasa yang tidak nyaman dari Mbak Wiwit.

"Mbak Wiwit, gak suka ya... saya datang ke ruangannya tadi? Tanya Arjuna to the point membuat Mbak Wiwit auto menghentikan mengunyahnya berganti menatap makhluk ganteng di depannya itu.

Mbak Wiwit

Sejak pertama bertemu Arjuna, Mbak Wiwit sudah menyukai senyum pria tersebut.

Hanya saja waktu itu ada Mas Basuki suaminya, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk bisa menatap pria ganteng tetangga sebelah rumahnya.

Hingga peristiwa semalam, ketika Mas Basuki suaminya pergi begitu saja. Entah kemana.

Hatinya semakin gak karuan ketika Arjuna menghiburnya semalaman. Dan semalam ia bisa menikmati senyum pria tetangga sebelahnya yang gantengnya kebangetan itu.

Back to kantin

"Mbak.. Mbak Wit..." panggil Arjuna mendapati Mbak Wiwit hanya bengong menatal wajahnya.

"Eh he.. Iya Mas Jun... Maaf yaa... " ucap Mbak Wiwit gugup.

"Lagi mikirin Pak Basuki ya..." tebak Arjuna.

"Iya..." jawab Mbak Wiwit asal. Padahal kan Mbak Wiwit lagi mikirin cowok di depannya itu.

"Udah di telpon belum Pak Basnya?" tanya Arjuna berusaha menenangkan Mbak Wiwit padahal Mbak Wiwitnya gak khawatir sama suami tuanya itu.

"Sudah, tapi gak di angkat." jawab Mbak Wiwit dengan malas.

"Ya sudah makan saja, Mbak. Urusan Pak Bas di urus lagi nanti." seru Arjuna sambil melahap suapan terakhirnya.

"Eemm.. Mbak Wit kenapa sih Mbak Wiwit masih kerja. Padahal kn Pak Bas termasuk orang berada." kepo Arjuna.

"Ada beberap hal yang saat ini tidak bisa aku ceritakan detailnya mas. May be next time kalo aku udah siap. Bakal aku kasi tau." kata Mbak Wiwit dengan raut wajah berubah sayu.

"Maaf ya Mbak Wit... aku gak bermaksud melukai Mbak Wiwit..." ucap Arjuna dengan menyesal.

"Ya udah deh, gak usah di bahas. Oya nanti aku tunggu di depan lobi yaa..." pinta Arjuna sambil melangkahkan kakinya menuju ruangannya kembali.

Keduanya naik menggunakan lift dari lantai lima belas ruangan Mbak Wiwit ke lantai dua puluh ruangannya sendiri.

??????????

"Pak, abis makan siang sama siapa?" kepo Diana sekretarisnya sambil cengar cengir.

"Pengen tau aja kamu.." jawab Arjuna.

"Hati-hati loo Pak, cari tahu dulu latar belakangnya. Jangan asal liat cantik langsung embat. Nyesel loo entar." oceh Diana lagi.

"Ember loo... ah. Eh, tapi kok elo tau siih gua abis makan siang sama seseorang." Arjuna balik kepo.

"Bapak aja yang gak liat saya, saking asyiknya berdua an. Sampe gak sadar sekelilingnya." omel Diana sengaja dikeraskan suaranya.

"Kampret Lok Di... Seenggaknya gua gak ngelakuin hal-hal yang melecehkan." seru Arjuna sambil berlalu masuk ke ruangannya.

"Eh, Pak.tunggu.. ini ada pesan buat bapak." Diana berdiri mengejar Arjuna yang hampir masuk ke ruangannya.

Arjuna berhenti menunggu Diana.

"Sekretaris kurang adab lo yaa.. masak berani-beraninya main perintah atasan begitu saja. Untung saya ini atasan yang sabar dan baik." oceh Arjuna begitu Diana sudah di depannya menyerahkan sebuah kertas.

"Hee hee...habis bapak gantengnya kebangeten siih. Saya sampai takut masuk ruangan Bapak." balas Diana sambil tersipu.

"Hadeehhh.. Saya ganteng tapi kamu takut. Emang saya apaan?" Raut muka Arjuna berubah tegang.

"Takut jatuh Cinta sama bapak.." jawab Diana dengan sedikit menggoda.

"Gak jelas loo Di..." ucap Arjuna sambil tersenyum ganteng.

"Tuuh...kan bapak pake senyum lagi..." Diana menutup matanya.

"Bisa terkontaminasi makhluk ganteng nanti…" Arjuna yang mendengar ocehan Diana sampai terpingkal-pingkal gak jelas.

Segera ia membaca pesan yang dikirm via email lalu di orint out oleh sekretarisnya.

"Pak Adiguna..." ucap Arjuna begitu membaca pengirim pesanya sedkit terkejut.

"Iya pak...Pak.Adiguna besok minta ditemani keliling proyek kita di Surabaya." jawab Diana kembali berusaha menetralisir keadaan.

"Okay....besok kamu temani saya." pinta Arjuna.

"O mai gad.. Bapak beneran nee Pak. Kalo terlalu sering di ajak Bapak, saya beneran bisa suka sama Bapak." omel Diana.

"Ga jelas loo Di... Udah gak usah pake ngeles lagi. Gua tahu loo lagi males keluar kan.... Dan gua juga tahu loe males ketok pintu ruangan gue kan." seru Arjuna.

"Waduuuh.... wah bapak gak bisa banget apa sesekali kompak gitu sama saya." Diana nampak kesal karena kartunya ketahuan.

"Haa haa haaa... " Arjuna hanya ngakak mendengarnya

"Makanya besok pake sepatu terepes saja... Gak usah ikutan si Nina si Eki atau siapapun teman kamu itu. Ngerti."

"Ngerti banget, Pak. Terima kasih sarannya. Besok akan saya laksanakan."

"Pak kita kompakan ya Pak, besok kalo mau buka kartu saya nanya dulu. He hee hee..." bisiknya.

"Balik gak Di.. "

"Iya iyaa Pak.. saya gak berani deeh jatuh cinta sama bapak." sungut Diana sambil tersenyum nakal.

"Hu...... " Dengkus Diana kembali ke mejanya.

???????????

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel