5. Mbak Wiwit
Arjuna masih setengah sadar setengah terpejam. Saat mendengar suara ribut di luar. Bahkan ada suara tangis seorang wanita.
Arjuna kepo. Auto iapun ke ruang tamu. Mengintip dari balik gorden.
Nampak Bu Basuki, sedang menarik kemeja Pak Basuki. Entah apa yang mereka bicarakan, Arjuna gak bisa dengar.
"Yang penting nonton drama live, gratis. haa haa haa...," gumam Arjuna lirih.
Arjuna masih berdiri di belakang gorden. Menonton adegan live drama rumah tangga ala drakor the world marriege. Ha ha haa
Bu Basuki terus mencekal kemeja Pak Basuki. Dan Pak Basuki berusaha menarik kemejanya menyingkirkan tangan istrinya.
Dengan sekali dorong Bu Basuki langsung terjerembab ke lantai. Pak Basuki tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Iapun segera menuju mobilnya dan dalam hitungan detik melesat tanpa bisa Bu Basuki menghalangi.
Arjuna keluar, melihat sekeliling sepi. ( Ya iyalah udah tengah malam. Penghuninya tidur dodol..)
Pandangan Arjuna beralih kepada sosok wanita muda yang sedang duduk jongkok sambil sesenggukan memandang ke bawah.
Arjuna milih duduk di antara tembok penghalang rumahnya dan rumah Bu Basuki. Karena kebetulan tembok itu sangat pendek. Hanya setinggi pinggul manusia dewasa. So, sangat gampang untuk duduk di sana sambil menatap Bu Basuki.
"Mbak.. Mbak ...!" panggil Arjuna, namun Bu Basuki masih bergeming.
"Bu Basuki ...Bu ...!" panggil Arjuna yang kedua kalinya agak kencang. Membuat Bu Basuki menoleh, mancari sumber suara.
Setelah mendongak dan tahu bahwa yang memanggilnya adalah pemuda ganteng tetangga sebelah. Bu Basuki nampak panik.
Arjuna yang menyadarinya, segera mencari kata-kata ampuh.
"Maaf, Mbak tadi saya tidak sengaja melihat semuanya...," oceh Arjuna.
Bu Basuki bediri, memandang lelaki di depannya.
"Gak pa_pa kok Mas," sahut Bu Basuki dengan suara parau karena kebanyakan nangis.
"Saya Widya, panggil saja Wiwit." Bu Basuki memperkenalkan dirinya.
"Saya Arjuna." Arjuna menyebutkan namanya.
Mbak Wiwit duduk di depan Arjuna.
Berkali-kali Mbak Wiwit menarik napas kasar.
Menatap Arjuna dengan sayu.
"Mbak, perlu teman?" tanya Arjuna sok tahu.
Mbak Wiwit hanya menggeleng.
"Mas Juna, kok belum tidur?" Mbak Wiwit malah balik nanya.
"Tadi sudah tidur, terus mendengar suara Pak Basuki sama Mbak Wiwit teriak-teriak jadi saya keluar," jawab Arjuna.
"Maaf yaa ... Mas Jun," kata Mbak Wiwit dengan nada menyesal.
"Gak pa_pa kok Mbak ...," jawab Arjuna.
"Pak Basuki, kemana Mbak?" tanya Arjuna.
"Saya tidak tahu Mas Bas kemana. Tadi dia hanya menerima telpon lalu keluar tanpa pamit saya," jawab Mbak Wiwit sedih.
Pandangan Mbak Wiwit menatap kosong ke depan. Seakan ada yang ia pendam di otaknya.
"Mbak Wit, sebaiknya sekarang masuk. Tidur. Istirahat!" saran Arjuna.
"Saya akan mencobanya," kata Mbak Wiwit.
"Mbak Wit, positif thinking," bisik Arjuna sebelum Mbak Wiwit masuk ke rumahnya.
Setelah Mbak Wiwit masuk, Arjuna ikut melangkah masuk ke dalam rumahnya. Melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.
?????????????
Masih pukul enam pagi, Arjuna sudah siap berangkat ke kantor. Sengaja, karena sekalian mau beli sarpan di luar.
Efek kejadian semalam, Arjuna jadi malas masak.
Arjuna mengeluarkan Honda Jazznya.
Nampak Mbak Wiwit juga sudah rapi dan cantik.
"Mbak Wit, mau kemana?" sapa Arjuna.
"Kerja," jawab Mbak Wiwit
"Kantornya dimana mbak?" tanya Arjuna
"Mega Jaya Building," jawab Mbak Wiwit.
"Lhoo berarti kita satu gedung, dong Mbak?" ucap Arjuna.
"Bareng saya aj yuuk Mbak!" ajak Arjuna.
"Terima kasih, Mas. Saya sudah terlanjur pesan taksi online," tolak Mbak Wiwit.
"Nanti pulangnya bole, sama saya ...," pinta Arjuna.
"Tunggu saya di lobi pukul lima ya, Mbak ...!" lanjut Arjuna sambil memutar setir ke kanan. Meninggalkan Mbak Wiwit yang hanya tersenyum sambil mengangkat jempol.
Arjuna mengemudi perlahan menuju kantorny, Mega Jaya Building.
Tin ... tin ... Arjuna sengaja membunyikan klakson mobilnya. Melihat Sosok Syakeyla sedang berjalan berangkat sekolah.
"Hai, cantik ... bareng yuuk ...!" ajak Arjuna sambil membuka jendela mobilnya.
"Eh, Mas Joker ...," sahut Syakeyla.
"Masuk ...!" pintanya kembali.
Syakeyla langsung masuk di jok sebelah Arjuna.
"Sekolah kamu dimana?" tanya Arjuna.
"Jalan Dieng," jawab Syakeyla.
"Deket amat," komen Arjuna.
"Efek zonasi ...," jawab Syakeyla dengan getir.
Arjuna hanya tertawa lebar.
"Mas Joker seneng banget sih kalo liat aku senewen gini," omel Syakeyla.
"Abis kamu gemesin banget. Hmm udah sarapan belum?" jawab dan tanya Arjuna sekaligus.
"Belum. Nee begitu nyampe rencananya mau ke kantin ama teman-teman," sahut Syakeyla sambil menunjukkan chat dengan teman-temannya.
"Sarapan sama aku aja!" ajak Arjuna.
"Sarapan dimana, Mas?" tanya Syakeyla.
"Deket sekolah kamu saja." Arjuna masih fokus menyetir.
Syakeyla kemudian mengetik sesuatu di ponselnya.
"Mau ngapain?" tanya Arjuna melihat Syakeyla fokus ke ponsel.
"Ngabari teman-teman kalo aku gak jadi gabung." sahut Syakeyla tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel.
Arjuna membelokkan setirnya ke sebuah warung makan yang lumayan bersih. Setelah mesin dimatikan, Arjuna dan Syakeyka keluar.
Arjuna menggandeng Syakeyla masuk ke dalan warung. Kebetulan keadaan warung sedikit ramai, untung masih ada dua kursi kosong sehingga Syakeyla dan Arjuna bisa duduk bersebelahan.
Beberapa pasang mata memandang Arjuna yang masuk menggandeng Syakeyla. Arjuna mah cuek saja. Tapi tidak dengan Syakeyla. Ia merasa sedang diintimidasi.
"Mau makan apa, Key?" tanya Arjuna.
"Samain sama Mas Joker aja deeh," balas Syakeyla.
"Minumnya?"
"Teh hangat."
"Teh hangat dua ya, Bu," kata Arjuna kepada Ibu pemilik warung.
"Kenapa Lo ...?" tanya Arjuna melihat Syakeyla diem.
“Gak pa-pa,” jawab Syakeyla.
"Gak pa_pa. Tapi muka di tekuk kayak gini," ucap Arjuna sambil mencubit gemas pipi Syakeyla.
"Awwhh... Sakit kalee Mas Joker!" omel Syakeyla.
"Mas ...!" bisik Syakeyla.
"Apaan?" balas Arjuna dengan berbisik.
"Mas gak dengar apa mereka ngomongin apa tentang kita." Masih dengan berbisik.
"Dengar cuekin aja kale ..., " saran Arjuna.
"Telingaku panas, Mas ...," bisik Syakeyla.
"Mau aku tiupin biar gak panas." Arjuna malah memberi angin dari mulutnya ke telinga Syakeyla
"Mas Joker... Geli ah ..,." bisik Syakeyla sambil sedikit menjauhkan telinganya dari Arjuna.
"Silahkan Mas ... Mbak …, nasi rawon dua teh hangat dua," kata Ibu pemilik warung mengantar pesanan Arjuna dan Syakeyla.
Sambil menikmati sarapannya masih bisa keduanya dengar, suara dari belakang mereka.
"Lihat masih SMA saja udah bisa gandeng Om-Om.Gimana gedenya."
" Lagian juga kenapa suka sama anak kecil."
"Cowoknya terlalu ganteng, tapi begitu liat sampingnya. wuiih bodinya gak banget."
"Dia peliharaaan Om-Om kale ...."
"Jangan su'udzon sapa tau itu adiknya atau keponakannya."
"Heloo...kagak ada yg namanya keponakan itu digandeng mesra kayak gitu."
"Key..., sabar ya ...," bisik Arjuna.
"Iya Mas ... gak usah di dengerin. Ntar malah aku sakit hati," bisik Syakeyla membalas ucapan Arjuna.
Selesai makan Arjuna langsung membayar dan mengantar sampai depan gerbang.
????????????
