Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3. Keluarga Harun

"Mas, bolehkah saya ikut duduk di sini?" Seorang perempuan tiba-tiba duduk di depan Arjuna.

Arjuna mendongakkan kepala menatap gadis cantik di depannya.

Seorang perempuan muda berusia belasan tahun. Langsung duduk begitu saja, tanpa menunggu Arjuna mengiyakan.

"Pak Lan, Soto satu ya ...!" teriak perempuan di depan Arjuna seolah ia sudah terbiasa berteriak begitu.

"Beres Mbak Key ...!" Balas Pak Lan dengan senyum semringah.

Arjuna hanya memandang cewek di depannya itu dengan geleng-geleng kepala.

“Busyet deh nih cewek, bar bar banget,” batin Arjuna.

Arjuna lupa kalee ya kalo ia sekarang hidup di kota Surabaya. Penghuni kota Surabaya, mah wajar kalo teriak begitu.

"Mas, tinggal dimana?" tanya perempuan di depan Arjuna dengan santuynya.

"Perumahan Wiyung, Jl. Anggur no. 12." jawab Arjuna pelan tapi tetap takjub dengan pembawaan penanyanya itu.

"Berarti kita tetanggaan dong. Tapi kok gak pernah liat ya..?" Perempuan itu menatap kepo Arjuna.

"Saya Arjuna. Baru dua hari pindah ke sana." kata Arjuna sambil mengulurkan tangannya.

"Syakeyla ...." Perempuan tersebut menyebutkan namanya, sambil membalas uluran tangan Arjuna.

"Ooh... berarti Om ini yang beli rumahnya Om Juhari ya?" tanya Syakeyla to the point.

"Yaa ... begitulah. Lha kenapa ganti manggil Om ...." Arjuna tersenyum lebar mendengar Syakeyla memanggilnya dengan sebutan Om.

"Ini buat Mbak Key, nasinya sedikit ayamnya yang banyak. Yang ini buat Masnya porsi standar..." Pak Lan datang mengantar soto pesanan mereka.

"Makasi Pak Lan. Pak Lan baik deh." puji Syakeyla.

"Terima kasih, Pak ...," ucap Arjuna barengan Syakela.

"Mbak Key ini, bisa aja.. Oya Mbak minumnya?" Tanya Pak Lan kemudian.

"Teh hangat aja Pak ..." Jawab Syakeyla.

"Siaaappp, Mbak ...," kata Pak Lan sambil berjalan menyiapkan teh hangat pesanan Syakeyla.

"Key makan dulu ya, Om ...," pinta Syakeyla sambil mengunyah ayam yang penuh di mulutnya. Bahkan kuah sotonya sampai ngeces gitu ke dagu Syakeyla. Beberapa kali Syakeyla mengelap. Tapi masih saja kuahnya menetes.

Arjuna hanya menggangguk sambil tersenyum lebar melihat kelakuan Syakeyla yang menurutnya unik.

Setelah habis sotonya.

"Om...Om Juna mau pulang atau masih mau di sini?" tanya Syakeyla.

"Kalo kamu?" Arjuna balik nanya.

"Aku siih, mau pulang. Capek. Nanti jam sepuluh si Ben, pasti udah nongol di rumah." kata Syakeyla tapi lebih seperti ngedumel tidak jelas.

"Siapa itu si Ben? Pacar kamu?" tanya Juna.

"Bukan Om, Si Ben tuh Ketua Kartar. Anaknya sih ganteng tapi sayang gak kuat sama juteknya." sontak membuat Arjuna tertawa.

"Emang lucu ya, Om?" tanya Syakeyla heran.

"Yang lucu itu kamu. Tahu gak, aku udah nahan ketawa dari tadi." ucap Arjuna yang membuat Syakeyla sedikit memonyongkan bibirnya.

"Udah yuuk.. kita pulang." ajak Arjuna.

"Kita, Om. Saya kalee ..." ucap Syakeyla bingung.

"Iya kita. Aku dan kamu. Kita pulang bareng. Kamu mau pulang kan? Gak pengen di omelin si jutek Ben kan?" kata Arjuna panjang.

Syakeyla sampai garuk-garuk kepala mendengar kalimat panjang Arjuna.

Arjuna segera ke Pak Lan, membayar harga makanan mereka. Yupss, Arjuna berniat membayar harga makanan Syakeyla juga.

"Dua puluh lima ribu, Mas."

"Pak Lan, nee uangnya soto sama teh." kata Syakeyla sambil menyodorkan uang dua puluh ribuan.

"Udah dibayar, Mbak. Sama Mas ini." jawab Pak Lan.

"Eh.. He... Makasii ya Om.." kata Syakeyla malu-malu tapi dalam hati girang banget.

"Ya udah yuuk..." ajak Arjuna.

"Gak pa-pa nee, Om saya di bayarin makannya tadi?" tanya Syakeyla ragu.

"Gak pa-pa. Anggap saja sebagai salam perkenalan kita." Jawab Arjuna ( modus )

"Wah, sering-sering deh Om nraktirnya kalo gitu.. Hee hee hee..." Oceh Syakeyla sambil cekikikan.

Keduanya berjalan beriringan menuju gerbang perumahan.

"Key, kenapa ganti panggil Om?" tanya Arjuna.

"Lha kan Om yang beli rumah. Auto Om kan sudah tua. Pasti ada anak sama istrinya. Terus masak aku manggilnya Mas. Terus aku manggil anaknya Om, apaan dong?" jelas Syakeyla dengan wajah serius.

Sampai disini lagi-lagi, Arjuna tertawa.

"Key, dengerin ya ... Mas Juna belum menikah. Mas Juna ini Joker looo ...," jawab Arjuna lirih.

"Upss.. haa hahaaa.. haa.." Kali ini Syakeyla yang tertawa terkekeh kekeh.

"Lucu yaa Key..?" Ganti Arjuna yang kepo.

"Iya.. kirain, Mas ini udah punya anak gitu.Kan masih muda banget. Be te we Joker itu apaan, Mas?" Syakeyla menghentikan kekehannya dan mulai bertanya serius kepada Arjuna.

Panggilannya kini berubah menjadi Mas, lagi.

"Jomblo Keren." bisik Arjuan ke telinga Syakeyla.

Syakeyla hanya melongo sesaat, tapi kemudian malah terbahak-bahak.

"Mas, jomblo kok keren ...," olok Syakeyla.

"Mama.. Papa..." Belum sempet Arjuna membalas, Syakeyla sudah berteriak memanggil mama dan papanya yang sedang asyik membenahi tanaman di depan rumah mereka.

Syakeyla langsung berlari memeluk mamanya.

"Kamu tuh yaa.. gak pake teriak-teriak, bisa gak sih?" omel sang mama.

Syakeyla yang diomeli hanya cengar cengir. mendengar omelan sang mama.

Arjuna menatap mama dan papa Syakeyla bergantian.

Pasangan suami istri bertubuh tambun. Tapi memiliki putri cantik jelita. bertubuh seksi. Dan sangat lucu. Sisi hati Arjuna tertahan mengagumi pasangan suami istri yang terlihat santuy dengan bentuk body mereka.

"Kamu sama siapa, Key?" tanya Papa Syakeyla yang heran melihat putrinya bersama pemuda ganteng.

"Hmm.... kenalin Ma... Pa...ini Mas Arjuna. Yang beli rumahnya Om Juhari." jawab Syakeyla.

Papa dan Mama Syakeyla mengulurkan tangannya. Arjuna menyambut uluran tangannya dengan hangat.

"Arjuna."

"Pak Harun"

"Bu Harun."

"Key, kamu kok gak sopan gitu. Masa manggil pak Arjuna dengan Mas," protes sang Mama.

"Terus panggil apa, Ma?" tanya balik Syakeyla.

"Panggil Om atau Pak gitu.." pinta Mama.

"Memang saya yang nyuruh kok Pak, Bu. Saya yang nyuruh Syakeyla manggil saya, Mas." ucap Arjuna membela Syakeyla khawatir gadis itu terus dicerca orang tuanya gara-gara panggilan untuknya.

"Tuuh kan Ma...Mas Arjuna yang nyuruh." Syakeyla memberi senyuman nakal ke mamanya.

"Haduuuh... maafkan anak kami ya, Mas. Anaknya ya begitu. Seenaknya sendiri." Bu Harun tampak sedih dengan kelakuan putrinya itu.

"Gak pa_pa Bu Harun. Syakeyla anak yang lucu dan supel. Bu Harun harusnya bangga punya anak supel kayak gitu.." Syakeyla yang dipuji-puji hanya senyum-senyum menahan malu.

"Tuh yang di puji..." goda Bu Harun.

"Masuk Mas Jun.." Pak Harun menawari Arjuna mampir ke rumahnya.

"Makasi Pak Harun. Saya pulang saja. Mari Bu Harun. Da da Syakeyla..." pamit Arjuna kepada keluarga Harun.

"Da ... Da ... Mas Joker ...," teriak Syakeyla.

Arjuna tersenyum sambil menoleh ke belakang, niatnya sih membalas da-dahnya Syakeyla.

Kenyataanya, ia memandang Bu Harun menjewer telinga Syakeyla. Dan anak gadis itu terus saja mengoceh gak jelas kepada mamanya.

"Syakeyla... kalo manggil orang itu yang bener..." teriak Bu Harun.

"Iya.. mama... sudah bener kok Ma..." sahut Syakeyla.

"Kalo di denger orangnya bisa malu tahu..." omel mama lagi.

" Enggak ... ma ....."

"Iya... iya ... iya ... Mama ...."

"Ampun ma ... iya ya... ampun ...."

Arjuna kembali melihat ke depan. Melangkah menuju rumahnya. Dengan senyuman yang sulit diartikan. Antara bahagia dan bingung.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel