Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

8. Rasa takut

Nadira duduk sejenak di kursi kerjanya, saat dirinya sudah sampai di tempat kerjanya. "Ternyata capek juga," ucap Nadira di dalam hati sambil memijat-mijat kakinya yang terasa penat. Nadira sedikit mengangkat topi yang dipakainya ke atas dan mengusap keringat yang menetes di pelipis keningnya. Di ambilnya botol minum yang ada di dalam tasnya dan meneguk air putih tersebut.

Nadira kembali melanjutkan pekerjaannya setelah ia merasa lelahnya berkurang. Nadira masuk ke dalam toilet dan membersihkan toilet itu satu persatu. Pekerjaannya saat ini tidak terlalu berat, berhubung Nadira sudah memberikan toilet sebelum pulang.

Nadira berada di dalam toilet yang di gunakan oleh pria semalam. Berapa di dalam toilet ini membuat Nadira meras begitu sangat takut. Nadira mengingat bagaimana pria itu memukul lawannya dan menyiksanya. Nadira bersandar di dinding ketika tubuhnya hampir terjatuh. Setelah ia merasa tubuhnya sudah mampu berdiri dengan benar, Nadira membersihkan kamar mandi tersebut. Nadira bergegas keluar dari toilet laki-laki itu. Berada di dalam toilet itu membuat bulu kuduknya berdiri. Ia tidak sanggup berada lama di dalam sana.

Nadira duduk di kursi kerjanya. Ia duduk dengan sangat tidak tenang. Setiap saat Nadira akan menoleh ke kanan dan ke kiri layaknya orang yang sedang ketakutan dan penuh dengan kewaspadaan.

Nadira hanya duduk dengan menundukkan kepalanya ketika peristiwa yang seperti semalam terulang kembali. Nadira sudah mengetahui apa yang dilakukan oleh pasangan mesum itu. Mereka melakukan hal yang tidak pantas di tempat terbuka. Nadira hanya menundukkan kepalanya. apa yang dilakukan pasangan mesum itu mengingatkannya saat dirinya di perkosa. Nadira mengusap keringatnya dengan kaki yang gemetar. "Jika aku punya uang, aku akan pergi ke pisikiater untuk mengobati rasa takut ini. Rasanya gak sanggup merasakan degup jantung yang begitu sangat kuat. Kaki gemetar, tangan dingin. Seperti ini. Tapi ini pasti hanya sebentar. Besok pasti akan hilang," ucap Nadira penuh harap.

Nadira akan masuk ke dalam toilet bila pengunjung telah meninggal toilet tersebut.

Duduk sendiri seperti ini, membuat matanya terasa amat mengantuk. Namun Nadira tetap berusaha membuka matanya. Terkadang air matanya menetes saat mengingat peristiwa yang terjadi semalam.

***

"Mas, aku belum siap untuk menikah," ucap Lola yang menolak Arga yang memintanya untuk menikah. Lola yang berprofesi sebagai seorang model dan artis terkenal memilih untuk fokus dengan kariernya di dunia entertainment. Lola tidak ingin memiliki Ikatan pernikahan. Meskipun Lola sangat mencintai kekasihnya. Namun ambisi yang dimilikinya lebih besar dari pada rasa cintanya untuk pria tersebut. Saat ini Lola sudah berusia 27 tahun. Lola sangat takut pernikahan yang dijalankannya akan membuat karirnya terhenti, seperti teman-temanya yang pada akhirnya lebih memilih menjadi ibu rumah tangga dan mengurus suami. Sehingga meninggalkan karir keartisannya.

"Katakan kepada ku, apa alasan mu menolak. Kita sudah bertunangan 2 tahun sayang" ucap Arga. Pria itu bermain-main dengan telinga kekasihnya.

"Mas, aku masih ingin berkarir," ucap Lola yang sudah mulai menggeliat ketika merasa geli yang luar biasa.

"Sampai kapan kamu menyuruh aku untuk menunggu sayang?" Ucap Arga yang berbisik di telinga Lola.

"2 atau 3 tahun lagi mas. Target aku menikah di usia 30 tahun," ucap Lola yang tersenyum dan menjauhkan wajahnya dari pria tersebut.

"Bagaimana bila aku meminta mu untuk menjadi istri ku sekarang?"Ucap Arga.

Lola diam mendengar ucapan pria tersebut. "Mas hentikan, saat ini kita berbicara serius. Jangan cium aku dulu," ucap Lola ketika pria itu mencium cerut lehernya. Lola begitu sangat mengetahui bagaimana sikap keras dan kejamnya kekasihnya. Namun pria itu dengan sangat mudah menurut terhadapnya. Hal itulah yang membuat Lola begitu sangat bangga.

Arga menghentikan pekerjaannya saat ini. Arga diam memandang wajah cantik kekasihnya. Arga menunggu Lola menjawab pertanyaannya.

"Mas, aku mau menikah hanya saja aku mau mengajukan beberapa syarat," ucap Lola yang tersenyum lebar.

Apa ucap Arga.

"1. Setelah menikah aku mau tetap melanjutkan karier aku di dunia entertainment."

"Sayang, bukankah duit aku sudah banyak, apa itu masih tidak cukup untuk mu?" Ucap Arga protes.

Mas kepuasan yang aku peroleh bukan hanya di uang mas, tapi ke populeran.

Bila mas menolak, aku tidak ingin menikah dengan mas," ucap Lola mengancam.

"Baiklah," ucap Arga. Setelah mereka menikah nanti sudah pasti sebagai seorang suami dirinya akan berhak penuh terhadap istrinya. Pada saat itu Arga akan bersikap tegas dengan istrinya. Edgar tersenyum tipis memandang Lola.

"2. Aku tidak ingin mas membatasi pekerjaan aku. Aku tidak ingin menjadi orang yang tidak profesional. Yang membatalkan kontrak sesuka hati karena mas tidak mengizinkan aku pergi keluar kota bahkan keluar negeri," ucap Lola.

Arga diam memandang wajah Lola. "Baik tidak masalah," ucap Arga. "Setelah menikah semuanya akan di atas kekuasaan aku. Sebagai seorang istri, kamu harus menurut dengan ku sayang," ucap Arga didalam hatinya. Saat ini ia hanya perlu mengiyakan semua permintaan wanita yang saat ini duduk di pangkuannya, guna menyenangkan hati wanita ambisius tersebut.

"3. Aku tidak ingin memiliki anak sebelum usia 30-31 tahun. Bagaimana?" tanya Lola.

"Tidak masalah sayang. Kita menikah bulan depan," ucap Arga yang tersenyum.

"Mas, kamu tidak bohong?

Kamu tidak sedang menipu aku mas?

Kamu Beneran tidak keberatan dengan kemauan aku?" Ucap Lola yang seakan tidak percaya ketika mendengar apa yang diucapkan Arga.

"Tentu saja tidak sayang. Aku sangat mencintaimu sayang. Karena itu aku harus mendukung semua yang akan kamu lakukan," ucap Arga yang mengulum senyumnya.

"Mas, aku sayang kamu, aku cinta kamu mas. I love you honey," ucap Lola penuh rasa bahagia. Lola tidak menyangka bahwa Arga akan menerima semua permintaannya.

"I love to baby," ucap Arga yang menekankan tekuk leher wanita tersebut. Arga ingin melampiaskan hasrat dirinya yang tidak merasa puas setelah apa yang dilakukannya dengan gadis pembersih toilet itu. Arga berharap kekasihnya bisa memberikan kepuasan untuknya.

Lola membalas ciuman dari pria tampan itu, Lola melumat bibir kekasihnya dengan sangat kasar. Mereka saling membalas ciuman itu.

"Sayang, aku sangat membutuhkan tubuh mu, puaskan aku sayang," Arga berbisik di telinga Lola. Tangan pria itu meremas benda bulat nan berukuran besar itu.

"Mas, tapi nanti bila ada yang masuk bagaimana?" Ucap Lola yang mengingat saat ini dirinya berada di kantor calon suaminya. Lola beranjak dari atas pangkuan pria tersebut.

"Kunci pintu nya sayang," ucap Arga yang menepuk pantat bahenol milik kekasihnya.

Lola tersenyum manja dan berjalan menuju pintu tersebut.

Arga beranjak dari atas tempat duduknya. Pria itu menarik tangan kekasihnya untuk masuk ke dalam kamar peristirahatannya yang ada di ruangannya.

Di jam makan siang ini Arga akan menjadikan kekasihnya menu pembuka. Pria itu dengan sangat brutalnya menggerayangi tubuh kekasihnya.

"Mas jangan tinggalkan bekas merah. Hari ini aku syuting," ucap Lola yang mengingatkan kekasihnya

Arga tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel